Serangan
udara aliansi baru terhadap posisi Islamic State di Suriah, mendapat
tanggapan dalam tajuk harian internasional. Terutama dikritik, bahwa bom
saja tidaklah cukup untuk memerangi teror ISIS. Harian
liberal kiri Spanyol, El Pais yang terbit di Madrid dalam tajuknya
berkomentar: Pemboman terhadap posisi jihadis Islamic State kini bukan
lagi sekedar operasi anti teror. Gedung Putih sudah menyatakan, ini
adalah perang regional baru tanpa mengenal batas negara. Presiden AS
Barack Obama memandang ia tidak punya pilihan lain, walau situasi akan
makin memburuk. Sebetulnya Islamic State bukanlah penyebab situasi sulit
di kawasan, melainkan produk dari kondisi di lingkungan sekitar. Yang
dipicu gagalnya negara akibat rezim atau diktatur yang korup, yang
melontarkan bayangannya ke semua arah. Untuk sebuah strategi yang sukses
memerangi aksi barbar ISIS itu, barat harus melakukan perubahan, agar
simpati terhadap ISIS, juga dari barat bisa diredam.
Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London berkomentar: Strategi barat memerangi ISIS memerlukan lebih dari sekedar serangan udara. Aksi militer ini menuntut strategi terpadu dan terkoordinasi agar memiliki faedah. Kelompok pemberontak moderat dari Syria kini harus dipersenjatai dan dilatih untuk memerangi ISIS. Adalah absurd, mengisolasi komandan Free Syrian Army, karena ketakutan dituduh campur tangan dalam perang saudara melawan rezim Bashar al Assad. Selain itu, Turki juga jarus diintegrasikan sepenuhnya dalam aliansi melawan Islamic State. Terutama terkait penggunaan basis angkatan udara Incirilik, yang hanya terpisah lima menit penerbangan dari kota di utara Suriah yang dikepung pada jihadis.
Sedangkan harian sosialis Bulgaria Duma yang terbit di Sofia menulis komentar yang lebih kritis atas politik Amerika. Bom dan rudal yang ditembakkan, seringkali tidak mengenai sasaran dimana para jihadis ISIS bersembunyi. Melainkan terutama menghancurkan infrastruktur di Suriah yang memang sudah buruk, dan jangan dilupakan korban tewas di kalangan sipil. Dipertanyakan, apakah nantinya pasukan darat Amerika dan NATO akan dikerahkan ke Suriah. Kelihatannya perang terhadap rezim di Damaskus sudah dimulai.
Dan harian konservatif Norwegia Aftenposten juga menulis komentar senada. Setelah kampanye global anti Islamic State, kini Amerika Serikat juga melakukan serangan di wilayah Suriah, didukung negara di kawasan yang sudah lama memiliki target serupa, yakni menumbangkan rezim di Damaskus. Amerika tidak peduli lagi hukum internasional dan kedaulatan sebuah negara, dengan melakukan pemboman di Suriah tanpa izin pemerintah di negara itu.as/hp (dpa)Kenapa Islamic State Kuat?Kekuatan IS kecil
Setelah mengalahkan pasukan pemerintah dalam serangan yang diluncurkan 9 Juni, Islamic State (IS) berhasil merebut kota terbesar kedua Irak yakni Mosul dan melanjutkan serangan dan berulangkali sukses. Namun kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif. Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Penulis: Andy Budiman(afp,ap,rtr)
Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London berkomentar: Strategi barat memerangi ISIS memerlukan lebih dari sekedar serangan udara. Aksi militer ini menuntut strategi terpadu dan terkoordinasi agar memiliki faedah. Kelompok pemberontak moderat dari Syria kini harus dipersenjatai dan dilatih untuk memerangi ISIS. Adalah absurd, mengisolasi komandan Free Syrian Army, karena ketakutan dituduh campur tangan dalam perang saudara melawan rezim Bashar al Assad. Selain itu, Turki juga jarus diintegrasikan sepenuhnya dalam aliansi melawan Islamic State. Terutama terkait penggunaan basis angkatan udara Incirilik, yang hanya terpisah lima menit penerbangan dari kota di utara Suriah yang dikepung pada jihadis.
Sedangkan harian sosialis Bulgaria Duma yang terbit di Sofia menulis komentar yang lebih kritis atas politik Amerika. Bom dan rudal yang ditembakkan, seringkali tidak mengenai sasaran dimana para jihadis ISIS bersembunyi. Melainkan terutama menghancurkan infrastruktur di Suriah yang memang sudah buruk, dan jangan dilupakan korban tewas di kalangan sipil. Dipertanyakan, apakah nantinya pasukan darat Amerika dan NATO akan dikerahkan ke Suriah. Kelihatannya perang terhadap rezim di Damaskus sudah dimulai.
Dan harian konservatif Norwegia Aftenposten juga menulis komentar senada. Setelah kampanye global anti Islamic State, kini Amerika Serikat juga melakukan serangan di wilayah Suriah, didukung negara di kawasan yang sudah lama memiliki target serupa, yakni menumbangkan rezim di Damaskus. Amerika tidak peduli lagi hukum internasional dan kedaulatan sebuah negara, dengan melakukan pemboman di Suriah tanpa izin pemerintah di negara itu.as/hp (dpa)Kenapa Islamic State Kuat?Kekuatan IS kecil
Setelah mengalahkan pasukan pemerintah dalam serangan yang diluncurkan 9 Juni, Islamic State (IS) berhasil merebut kota terbesar kedua Irak yakni Mosul dan melanjutkan serangan dan berulangkali sukses. Namun kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif. Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Penulis: Andy Budiman(afp,ap,rtr)
★ dw.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar