Militer Indonesia
Jakarta, MiliterNews – Panglima Jenderal TNI, Moeldoko mengatakan TNI, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Pemerintah Malaysia akan melakukan pertemuan di Jakarta. Pertemuan formal tersebut akan membahas kesepakatan baru mengenai wilayah Tanjung Datuk.
“Kemenlu menjadi fasilitator dan pertemuan besok yang dibahas mengenai kesepakatan baru. Jika grey area jangan diapa-apakan,” ujar panglima Jenderal TNI Moeldoko kepada wartawan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ia menuturkan TNI sudah mengusir secara fisik pembangunan mercusuar yang dilakukan oleh pihak Malaysia. Menurutnya, TNI sudah mengirimkan 3 kapal perang dari Natuna ke Tanjung Datu. “Prinsipnya sudah berhenti (pembangunan),” tegasnya.
Menurutnya, TNI akan mengibarkan bendera Merah Putih di area pembangunan mercusuar di wilayah Tanjung Datuk.   “Jika (pembangunan) masih masuk di wilayah Indonesia maka (bangunan) tidak akan dibongkar akan tetapi akan berdiri bendera,” ungkapnya.
Militer Indonesia.1
Moeldoko mengatakan TNI sedang melakukan evaluasi mengenai wilayah Tanjung Datuk yang menjadi perhatian dan perdebatan pihak Malaysia dan Indonesia. Ia mengatakan TNI akan membangun sejumlah kekuatan di wilayah Tanjung Datuk.
Menurutnya, TNI akan membangun planal, pangkalan udara dan satuan infanteri Angkatan Darat (AD) disana. Ia mengatakan 28 Mei, TNI akan mengundang gubernur Kalimantan Barat serta seluruh unsur dan Bupati, untuk merumuskan bersama secara konkret (terkait wilayah Tanjung Datuk).
Moeldoko mengatakan pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Termasuk akan menempatkan pasukan besar di wilayah Tanjung Datuk. Menurutnya, secara geo strategi, jika terjadi instabilitas di laut Cina Selatan akan berdampak ke Natuna dan Tanjung Datu.
Ia mengatakan saat ini perjanjian mengenai wilayah Tanjung Datuk antara Indonesia dengan Malaysia sudah ada, tinggal menunggu komitmen. Sebelumnya, pemerintah Malaysia melakukan pembangunan mercusuar di wilayah sengketa Tanjung Datuk yang berbatasan dengan Indonesia.
Penulis  : Jorike  Fitri
Editor    : Teguh Windharto