Jumat, 27 Juni 2014

Indonesia Persiapkan Diri Hadapi Risiko Terburuk Sengketa Laut Tiongkok Selatan

Ekspansi Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan akan berimbas pada kepentingan nasional Indonesia. Tiongkok secara sepihak telah menyertakan bagian-bagian dari Kepulauan Natuna dalam Jalur 9-Garis (Nine Dash Line), mengklaim segmen provinsi Kepulauan Riau di Indonesia sebagai wilayah mereka.

Indonesia Persiapkan Diri Hadapi Risiko Terburuk Sengketa Laut Tiongkok Selatan
Armada laut Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan

Menanggapi fenomena tersebut, pengamat militer dari Indomiliter, Haryo Adji Nogo Seno, mengungkapkan, bukan hanya Indonesia yang menghadapi risiko terburuk itu. Negara-negara ASEAN juga terkena imbas sengketa Laut Tiongkok Selatan.

“Potensi konflik di Laut Tiongkok Selatan menjadi isu paling hangat yang memicu tensi ketegangan di kawasan. Sebagai imbasnya, militer masing-masing negara ASEAN yang bersinggungan dengan ekspansi Tiongkok, terpacu untuk melakukan modernisasi pada alutsistanya, terlebih pada kekuatan di lautan,” ujarnya.


Diakui, meski di atas kertas angkatan laut Tiongkok superpower dan sulit ditaklukkan, tapi negara-negara di Asia Tenggara terus berupaya menghadapi kemungkinan terburuk sengketa.

Negara-negara ASEAN, seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura berupaya membangun kekuatan lautnya.

Mengutip pernyataan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, dalam Wall Street Journal Asia edisi 24 April 2014, Adji menegaskan, Indonesia bukan salah satu pengklaim masalah persengketaan ini. Namun Indonesia akan terkena dampak jika konflik sampai pecah di Laut Tiongkok Selatan, akibat interpretasi Nine Dash Line.

Saat ini, Indonesia sudah melakukan persiapan menghadapi risiko tersebut, baik secara alutsista maupun postur TNI. Khususnya TNI AL akan mendapat perhatian lebih.

“Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia yang menguasai duapertiga wilayah lautan di Asia Tenggara, Indonesia sudah selayaknya memiliki kekuatan pengawal di lautan yang berfungsi sebagai penghubung, pemersatu, dan perekat Negara Kepulauan guna mewujudkan kekuatan laut yang proporsional dengan luas wilayah yang harus diamankan,” pungkasnya.

Bagaimana posisi kekuatan angkatan laut RI di kawasan? Selengkapnya, dapat Anda baca di Majalah Jurnal Maritim edisi Juli 2014. (JurnalMaritim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar