Uji Coba Roket Rhan 122 |
Berbicara soal militer dan peperangan, intinya hanya satu, berapa banyak anda memiliki amunisi. Cara menghitung kekuatan kapal perang juga sama, berapa banyak kapal perang itu mampu memuat persenjataan. Semakin banyak rudal yang bisa dibawa kapal, semakin besar potensinya dalam peperangan.
Inti dari peperangan adalah, seberapa banyak pihak yang berkonflik bisa menembakkan peluru dan rudal. Semakin banyak yang bisa ditembakkan, semakin besar harapan untuk menang, dan sebaliknya.
Syukurlah kini Pindad telah memproduksi berbagai amunisi untuk alutsista TNI, mulai dari amunisi senjata, roket hingga mortir. Amunisi ini menjadi modal, untuk peperangan darat. Bagaimana dengan matra laut dan udara ?. Kedua matra ini memiliki spesifikasi amunisi yang berbeda untuk efektivitas pertempuran. Mereka membutuhkan rudal dan negara kita belum bisa memproduksinya, alias masih mengandalkan Impor. Masalahnya, seberapa banyak rudal ini bisa kita Impor. Pada faktanya tidak banyak (data SIPRI). Kalaulah terjadi perang, apakah amunisi Impor itu bisa dipesan ?. Untuk negara berkembang seperti Indonesia, tentu akan kesulitan. Justru bisa sebaliknya, rudal-rudal yang sudah dipesan, malah tidak dikirimkan. Kasus seperti ini menimpa Iran dengan S-300 nya dan Argentina dengan Exocet.
Di Pemerintahan yang baru ini, ramai kita dengar hiruk pikuk pembangunan Poros Maritim. Tentu hal itu baik, agar kita tidak lagi memunggungi lautan. Pesawat Amfibi pun akan dibeli untuk penguatan Poros Maritim. Syukurlah.
Selain itu, hal yang ramai didengar adalah pembangunan UAV/Drone. BPPT dan Lapan pun, sibuk menggenjot pengembangan UAV/Drone mereka.
Namun bagaimana dengan pengembangan Roket dan Rudal Indonesia, yang sudah dikembangkan pemerintah SBY . Beritanya tidak terdengar lagi. Padahal dalam peperangan, modal utama pertempuran adalah amunisi.
Jika terjadi perang bisa jadi roket R-HAN mobile akan unggul ketika mulai terjadi pertempuran darat. MLRS Astros 2 yang dibeli dari Brasil, akan mangkrak karena kehabisan peluru. Akan lucu kalau alutsista yang mahal mahal dibeli, tapi tidak terpakai.
Kalau Indonesia ingin kuat dan disegani negara lain, bangunlah secara serius proyek rudal dan roket. Ujung-ujungnya dalam suatu peperangan modern adalah, seberapa banyak rudal dan roket yang bisa anda tembakkan. (JKGR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar