Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak mengembangkan dan
memproduksi senjata-senjata canggih. Senjata seperti UAV MQ-9 Reaper,
Laser Avenger, dan ADAPTIV membuat tentara AS unggul dalam hal teknologi
di medan-medan perang dunia, termasuk perang dalam misi-misi polisi
dunia AS di Timur Tengah Saat ini.
Dibawah ini adalah 11 senjata unik yang hanya dimiliki AS dan sekutu dekatnya yang kami sadur dari laman Business Insider.
Dibawah ini adalah 11 senjata unik yang hanya dimiliki AS dan sekutu dekatnya yang kami sadur dari laman Business Insider.
Drone MQ-9 Reaper
MQ-9 Reaper |
Hingga saat ini, sebagian besar tugas Reaper adalah melakukan misi intelijen dan pengintaian. Reaper adalah UAV terbesar yang dimiliki AS, dengan rentang sayap 20 m, maksimum berat lepas landas 4.760 kg, kapasitas muatan 1.700 kg dan jangka waktu penerbangan maksimal 14 jam (sarat muatan).
Reaper mampu membaca plat nomor kendaraan dari jarak dua mil (jarak horizontal) saat terbang di ketinggian 15.800 m. Mampu membawa bom, rudal udara ke darat, dan rudal udara ke udara sebesar 227 kg.
Di awal dekade ini, AS lebih banyak melatih personelnya untuk
mengoperasikan Reaper ketimbang pelatihan untuk senjata lain. Di masa
depan, armada UAV ini akan menjadi dukungan udara terbesar Amerika
Serikat.
Auto Assault-12 (AA-12) Shotgun
AA-12 Shotgun |
AA-12 atau Atchisson Assault Shotgun versi awal pertama kali diproduksi
Maxwell Atchisson pada tahun 1972, kemudian versi upgradenya diluncurkan
pada tahun 2005.
AA-12 mampu menembakkan lima amunisi 12-gauge shell per detik. Karena recoilnya didesain hanya 10 persen dari shotgun biasa, AA-12 dapat ditembakkan dari pinggul hanya dengan satu tangan. AA-12 juga dapat menembakkan granat fragmentasi atau berdaya ledak tinggi yang disebut sebagai FRAG-12 dengan jarak efektif 175 meter.
Didesain untuk penggunaan jangka panjang, uji coba menunjukkan bahwa AA-12 mampu menembakkan hingga 9.000 putaran tanpa terjadi kemacetan atau harus dibersihkan. Pengguna harus menahan pemicu selama empat detik untuk mengosongkan 20 putaran dalam drum magazine (satu detik lima putaran).
AA-12 mampu menembakkan lima amunisi 12-gauge shell per detik. Karena recoilnya didesain hanya 10 persen dari shotgun biasa, AA-12 dapat ditembakkan dari pinggul hanya dengan satu tangan. AA-12 juga dapat menembakkan granat fragmentasi atau berdaya ledak tinggi yang disebut sebagai FRAG-12 dengan jarak efektif 175 meter.
Didesain untuk penggunaan jangka panjang, uji coba menunjukkan bahwa AA-12 mampu menembakkan hingga 9.000 putaran tanpa terjadi kemacetan atau harus dibersihkan. Pengguna harus menahan pemicu selama empat detik untuk mengosongkan 20 putaran dalam drum magazine (satu detik lima putaran).
Jubah Tank ADAPTIV
Sebuah IFV CV-90 yang dilengkapi ADAPTIV. Gambar: BAE Systems |
ADAPTIV adalah jubah tank yang diproduksi oleh BAE Systems dan
diluncurkan pada tahun 2013. Dikembangkan dan dipatenkan di Swedia,
sebuah tank yang menggunakan ADAPTIV dapat membaur dengan lingkungan
sekitarnya (seperti bunglon) agar tidak terlihat dan juga dapat
memberikan sinyal palsu sehingga musuh salah mengira. Misalnya musuh
akan melihat tank tersebut sebagai benda lain seperti mobil atau
binatang. Baca lebih lanjut tentang ADAPTIV disini.
Senapan PHASR
Senapan PHASR (Personnel Halting and Stimulation Response) adalah jenis
dari senjata laser genggam (dazzler) yang akan membuat musuh buta dan
disorientasi ketika terkena pancarannya. Senapan ini dikembangkan oleh
Departemen Pertahanan AS dan diluncurkan pada tahun 2007.
Sebelumnya Amerika Serikat pernah mengembangkan Blinding Laser Weapons (BLWs) yang dapat membuat kebutaan permanen, namun pada tahun 1995 PBB melarang penggunaan senjata ini. Berbeda dengan PHASR, karena PHASR hanya menyebabkan kebutaan sementara
Senjata laser Dazzler (mirip seperti senter) awalnya hanya dipasang di senapan-senapan tentara AS, ditujukan sebagai cara non-mematikan untuk menghentikan orang-orang yang menerobos pos pemeriksaan militer.
PHASR |
Sebelumnya Amerika Serikat pernah mengembangkan Blinding Laser Weapons (BLWs) yang dapat membuat kebutaan permanen, namun pada tahun 1995 PBB melarang penggunaan senjata ini. Berbeda dengan PHASR, karena PHASR hanya menyebabkan kebutaan sementara
Senjata laser Dazzler (mirip seperti senter) awalnya hanya dipasang di senapan-senapan tentara AS, ditujukan sebagai cara non-mematikan untuk menghentikan orang-orang yang menerobos pos pemeriksaan militer.
Taser Shockwave
Taser Shockwave diproduksi oleh TASER dan diluncurkan pada tahun 2008.
Sekali saja tombol ditekan, senjata ini dapat menyetrum segerombolan
orang. Senjata ini memiliki jangkauan efektif sekitar 25 m.
Taser Shockwave bisa dijadikan sebagai senjata "area of denial," mudah diaplikasikan pada kendaraan (Humvee AS sering dilengkapi dengan ini) dan kemampuannya akan meningkat ketika blok-bloknya digabungkan.
Taser Shockwave, ukuran 1 bloknya sekitar 40-50 cm. Gambar: Gizmodo |
Taser Shockwave bisa dijadikan sebagai senjata "area of denial," mudah diaplikasikan pada kendaraan (Humvee AS sering dilengkapi dengan ini) dan kemampuannya akan meningkat ketika blok-bloknya digabungkan.
Black Knight
Dikembangkan oleh BAE Systems dan diluncurkan pada tahun 2008, Black Knight merupakan kombinasi dari tank remot kontrol dan kendaraan Scout, dirancang untuk beroperasi di daerah yang dianggap terlalu berisiko bagi kendaraan berawak.
Untuk efisiensi biaya, Black Knight mengusung berbagai sistem senjata dan mesin milik kendaraan tempur berawak Bradley. Kanon 30 mm, senapan mesin dan mesin dengan kekuatan 300 hp. Kendaraan ini juga dapat dilengkapi dengan perangkat lunak navigasi otonom yang menjadikannya mampu membuat rutenya sendiri tanpa perlu perintah dari pangkalan.
Black Knight. Gambar: Military Today |
Untuk efisiensi biaya, Black Knight mengusung berbagai sistem senjata dan mesin milik kendaraan tempur berawak Bradley. Kanon 30 mm, senapan mesin dan mesin dengan kekuatan 300 hp. Kendaraan ini juga dapat dilengkapi dengan perangkat lunak navigasi otonom yang menjadikannya mampu membuat rutenya sendiri tanpa perlu perintah dari pangkalan.
Active Denial System (ADS)
Active Denial System (ADS) diproduksi oleh Raytheon dan diluncurkan pada
tahun 2008 yang merupakan kombinasi dari radar array dan microwave.
ADS akan menembakkan aliran gelombang elektromagnetik, yang akan langsung diserap kulit manusia lapisan atas. Secara tidak resmi, senjata ini disebut sebagai 'heat ray' atau sinar panas karena cara kerjanya yang membuat panas kulit manusia. Efeknya akan menimbulkan rasa sakit dan panas yang hebat. Militer AS juga menyebutnya sebagai "Goodbye weapon." Militer AS mengklaim bahwa tidak ada efek yang tertinggal pasca terpapar ADS.
Sementara ini ADS baru digunakan di dalam negeri AS untuk uji coba. Pada tahun 2010 ADS pernah disebarkan ke Afghanistan, namun satu bulan kemudian ditarik kembali tanpa pernah beraksi. Alasan penarikan hingga kini tidak diketahui.
Active Denial System |
ADS akan menembakkan aliran gelombang elektromagnetik, yang akan langsung diserap kulit manusia lapisan atas. Secara tidak resmi, senjata ini disebut sebagai 'heat ray' atau sinar panas karena cara kerjanya yang membuat panas kulit manusia. Efeknya akan menimbulkan rasa sakit dan panas yang hebat. Militer AS juga menyebutnya sebagai "Goodbye weapon." Militer AS mengklaim bahwa tidak ada efek yang tertinggal pasca terpapar ADS.
Sementara ini ADS baru digunakan di dalam negeri AS untuk uji coba. Pada tahun 2010 ADS pernah disebarkan ke Afghanistan, namun satu bulan kemudian ditarik kembali tanpa pernah beraksi. Alasan penarikan hingga kini tidak diketahui.
Laser Avenger
Laser Avenger diproduksi oleh Boeing Combat Systems dan diluncurkan pada
tahun 2009. Hanya berdiameter beberapa centimeter, dan tak terlihat
dengan kasat mata, Laser Avenger dua puluh kali lebih panas dari kompor
listrik dan dapat memotong peluru artileri dengan mudah.
Terpasang pada kendaraan Humvee, Laser Avenger dikembangkan dengan harapan agar efektif meledakkan Improvised Explosive Devices (IEDs) yang telah banyak menyebabkan korban jiwa pasukan AS selama misi di Irak dan Afghanistan daripada senjata lainnya. Avenger juga tengah diuji coba untuk menghancurkan kendaraan udara.
Laser Avenger. Gambar: Boeing |
Terpasang pada kendaraan Humvee, Laser Avenger dikembangkan dengan harapan agar efektif meledakkan Improvised Explosive Devices (IEDs) yang telah banyak menyebabkan korban jiwa pasukan AS selama misi di Irak dan Afghanistan daripada senjata lainnya. Avenger juga tengah diuji coba untuk menghancurkan kendaraan udara.
Robot MAARS
Robot MAARS (Modular Advanced Armed Robotic System) dikembangkan oleh
QinetiQ dan diluncurkan pada tahun 2009. Robot MAARS merupakan robot
remot kontrol penjinak bom. Dapat dikustom untuk berbagai macam
kebutuhan, robot MAARS dapat dikonfigurasi dengan senapan mesin MB240,
peluncur granat 40 mm, pengeras suara, dan laser yang menyilaukan mata.
Robot MAARS saat diuji coba di Massachucetts (8/4/2009). Gambar: Essdras M Suarez/Globe Staff |
XM2010 Enhanced Sniper Rifle
XM2010 Enhanced Sniper Rifle dikembangkan oleh Remington dan diluncurkan
pada tahun 2010. Senapan sniper ini merupakan modifikasi dari sang 22
tahun senapan sniper M24. XM2010 dirancang untuk pertempuran di
ketinggian tinggi dan lingkungan yang ekstrem, seperti medan perang
Afghanistan.
Akurasi mencapai 1.200 meter, XM2010 dilengkapi dengan flash suppressor, sound suppressor, dan thermal sleeve untuk menghindari laras yang panas terdeteksi inframerah.
Ketika para sniper AS selesai menjalani pelatihan lima minggu menggunakan XM2010 di Fort Benning, mereka mampu mengenai target seukuran manusia dalam sembilan dari sepuluh kali tembakan pada jarak 600 meter.
XM2010 |
Akurasi mencapai 1.200 meter, XM2010 dilengkapi dengan flash suppressor, sound suppressor, dan thermal sleeve untuk menghindari laras yang panas terdeteksi inframerah.
Ketika para sniper AS selesai menjalani pelatihan lima minggu menggunakan XM2010 di Fort Benning, mereka mampu mengenai target seukuran manusia dalam sembilan dari sepuluh kali tembakan pada jarak 600 meter.
XM25 Individual Airburst Weapon System (IAWS)
XM25 |
Namun, bukan jangkauan efektifnya yang membuat tentara Amerika terkesan, melainkan program pengembangan granatnya. Laser rangefinder pada XM25 akan menentukan jarak ke target. Pengguna dapat menyesuaikan jarak detonator secara manual lebih kurang hingga 3 meter, XM25 secara otomatis akan mentransmisikan jarak detonator ke granat. Granat melacak jarak perjalanannya dengan mengukur jumlah rotasi spiralnya setelah diluncurkan, kemudian meledak pada jarak yang diinginkan untuk menciptakan efek ledakan udara.
Fitur-fitur unik inilah yang membuat XM25 lebih efektif dari peluncur granat konvensional, yaitu mampu menghancurkan musuh di belakang rintangan atau di dalam parit. Seorang pemimpin peleton AS mengatakan bahwa: "Dengan XM25, pertempuran yang biasanya berlangsung antara 15 sampai 20 menit, kini dapat diakhiri dalam beberapa menit saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar