Selasa, 19 Agustus 2014

HUT RI dan Perkembangan Modernisasi Alutsista TNI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs9SmAzj6JVNU0OM2-UkiAU33SJp80VgfMM3CFUvqfSU4e67__J_7pYn_qr7DYV-EqQaXe1qPzyr4l7DVvehks2hitRGku585z4hCmFmYZUaKo1ZmWD1RiKNkoqJzhYsP3ukAJ8Rq35gE/s1600/army.mil-106296-2011-04-25-090408.jpg

Menhan Purnomo Yusgiantoro menjadi inspektur upacara pada upacara Peringatan HUT ke-69 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di lapangan Setjen Kemhan, Jakarta, Minggu, 17 Agustus 2014.
Dalam pidatonya, Menhan mengatakan bahwa peringatan HUT RI ini merupakan momentum untuk memperbarui dan meningkatkan komitmen pengabdian pada bangsa dan negara, dan sebagai refleksi terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Telah banyak ujian dan tantangan yang dilalui bangsa Indonesia untuk mencapai keberhasilan pembangunan selama kurun waktu kemerdekaan.

Salah satu keberhasilan pembangunan terlihat pada aspek pertahanan nasional. Industri pertahanan dalam negeri sudah bangkit dan menguat untuk mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista pertahanan. Peran industri pertahanan nasional harus terus didukung dan didayagunakan agar master plan-nya selalu sesuai dengan pembangunan kekuatan TNI, mulai dari pemenuhan kekuatan pokok TNI sampai pada perwujudan postur ideal. Industri pertahanan nasional juga menjadi pilar utama suksesnya pertahanan dan sangat berguna bagi pembangunan Indonesia secara umum. Disamping itu, pembelian dan pengadaan alutsista untuk ketiga matra TNI terus dilakukan sebagai bagian dari modernisasi alutsista TNI.

Terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomlik) Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi menyampaikan perkembangan modernisasi alutsista prioritas TNI sebelum dan sesudah Oktober 2014 termasuk perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Menurut Sisriadi, modernisasi alutsista prioritas TNI ditujukan untuk Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.

Sisriadi menjelaskan, Mabes TNI akan memiliki 75 unit kendaraan taktis (Rantis) dan sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan 590 unit sesudah Oktober 2014. Mabes TNI juga mengadakan 75 unit kendaraan angkut munisi 5 ton sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan 225 unit sesudah Oktober 2014.

Sisriadi juga menyampaikan perkembangan alutsista TNI AD. Menurutnya, sebelum Oktober 2014, TNI AD memiliki satu unit helikopter serang dan direncanakan sebanyak 11 unit. Selanjutnya, sebelum Oktober 2014, TNI AD memiliki 6 unit helikopter angkut Bell dan 16 unit helikopter serbu serta jat dan munisi. Selain itu, untuk tank tempur utama Leopard sebelum Oktober 2014 sebanyak 56 unit dan 124 unit sesudah Oktober 2014.

Sementara itu, alutsista prioritas TNI AD yakni ME Armed 155 Howitzer Caesar buatan Prancis sebanyak 4 unit sebelum Oktober 2014 dan 33 unit sesudah Oktober 2014; MLRS Astros II buatan Brasil sebanyak 13 unit sebelum Oktober 2014 dan 25 unit sesudah Oktober 2014; rudal Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) jenis VSHORAD Mistral buatan Prancis sebanyak 9 unit sebelum Oktober 2014 dan 127 unit sesudah Oktober 2014; dan rudal Arhanud jenis Thales, produk Inggris ditargetkan 111 unit sesudah Oktober 2014.

Sementara itu, alutsista TNI AL meliputi tank amfibi BMP-3F sudah diserahkan 37 unit pada tanggal 28 Desember 2013; kapal bantu Hidro Oceanografi sebanyak 2 unit yang akan diserahkan pada 11 Oktober 2015; panser amfibi BTR 4 sebanyak 5 unit sesudah Oktober 2014; MLRS Kal 122 mm buatan China sebanyak satu unit dan pengadaannya sesudah Oktober 2014; demikian juga satu unit MLM KRI KLS Korvet Tahap I yang dibuat di Inggris akan diserahkan pada 30 April 2016; satu unit MLM KRI KLS Korvet Tahap II yang dibuat di PT PAL Indonesia sebanyak satu unit. Sementara itu, 2 unit CN-235 MPA (patroli maritim) akan diproduksi di PT DI sesudah Oktober 2014; kapal layar latih asal Spanyol sebanyak satu unit sesudah Oktober 2014; Multi Role Light Frigates (MRLF) buatan Singapura saat ini sudah ada sebanyak 3 unit; dan Heli AKS dan suku cadang buatan PT DI sebanyak 11 unit sesudah Oktober 2014.

Untuk alutsista TNI AU, lanjut Sisriadi, saat ini sudah ada 16 unit pesawat latih tempur T50i hasil asal Korea Selatan, 6 unit Su-30 MK2 dan DUK buatan Rusia; dan 6 unit Heli Full Combat SAR Mission direncanakan sesudah Oktober 2014.

TNI AU juga saat ini telah memiliki 7 unit pesawat CN-295 hasil kerja sama PTDI dan Airbus Military, dan akan ditambah 2 unit sesudah Oktober 2014. Selanjutnya, saat ini telah ada 2 unit Oerlikon Contrabes AG buatan Swiss, dan ditambah 4 unit sesudah Oktober 2014.

Sisriadi menambahkan, program khusus alutsista non bergerak direncanakan 8 unit setelah Oktober 2014 untuk jenis helikopter serang Apache AH-64E buatan Amerika Serikat. Selain itu, 6 unit hasil upgrade pesawat F-16, saat ini berjumlah 6 unit dan direncanakan 18 unit sesudah Oktober 2014.

Sementara itu, dua unit restorasi pesawat angkut C-130 Hercules yang ada saat ini, akan ditambah 2 unit yakni pada Nopember 2014 dan Maret 2015.

Kemhan, lanjut Sisriadi, 3 unit Kapal Selam diesel elektrik Kelas DSME 209 buatan Korea Selatan akan diserahkan kepada TNI AL pada Maret 2017, Oktober 2017 dan Desember 2018.

Alutsista non prioritas lainnya untuk TNI AL, adalah satu unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) buatan Belanda yang rencananya akan didatangkan pada Juni 2016 dan satu unit lagi pada bulan Juni 2018.

Sementara itu, TNI AU juga telah memiliki 4 unit pesawat Super Tucano buatan Brasil dan 12 unit akan diserahkan minggu kedua bulan September 2014.

Dalam rencana strategis (Renstra) 2010-2014, Kemhan juga mendorong pengadaan alutsista dalam negeri. Sebagai contoh, alutsista untuk TNI AD saat ini dalam proses produksi di PT Pindad yakni retrofit tank AMX-13 termasuk 14 unit Panser APS 2 (6x6) yang juga sedang dalam proses pembuatan di PT Pindad.

Alutsista TNI AL yang diproduksi dari dalam negeri sebanyak 3 unit untuk jenis platform KCR Tipe 40 yang diproduksi oleh  PT Palindo Marine dan diserahkan ke TNI AL pada 15 Januari 2014. TNI AL juga akan mendatangkan alutsista produk dalam negeri yakni 2 unit kapal angkut tank yang diproduksi PT Dok Perkapalan Kodja Bahari pada 9 September 2014 dan satu unit kapal tank produk PT Daya Radar Utama pada 2 September 2014.

Sedangkan TNI AU juga mendorong pengadaan alutsista produk dalam negeri, misalnya satu unit CN-235 produk PTDI yang ditargetkan selesai pada Desember 2015. "Kemhan terus mendorong pengadaan alutsista yang diproduksi dari dalam negeri," kata Brigjen TNI Sisriadi.

Sumber: Jurnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar