Calon Presiden terpilih Joko Widodo memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan dan kemajuan pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan, anggaran pertahanan Indonesia direncanakan naik hingga 2 persen dari Produksi Domestik Bruto (PDB).
Dengan begitu, pengembangan program pertahanan di Indonesia akan semakin baik.
Demikian diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, Sabtu (2/8/2014). Menurutnya, di bawah kepemimpinan Jokowi-JK nanti, program pertahanan Indonesia akan maju dan melangkah ke depan sesuai tantangan zaman. Terlebih, visi-misi Jokowi-JK dalam pertahanan dan keamanan negara sangat jelas dan terarah.
“Anggaran pertahanan dinaikan 2 persen memang sudah menjadi program jangka panjang pemerintah sejak dulu, namun kenyataannya anggaran itu baru mencapi 0.8 persen,” kata Hasanuddin.
Tidak hanya itu, peningkatan anggaran pun akan difokuskan melalui pengembangan produksi alutsista produksi dalam negeri yang berpotensi besar untuk memproduksinya sendiri.
“Kita punya PT Pindad, PT DI, PT PAL, LAPAN, dan masih banyak lagi perusahaan yang siap memproduksi Alutsista di dalam,” jelasnya.
Dengan begitu, negara bisa melakukan efisiensi anggaran, bahkan keuangan bisa berputar di dalam negeri sendiri. Jika sudah begitu, maka akan menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri.
Menurutnya, Alutsista modern saat ini sangat dibutuhkan untuk mengganti persenjataan yang telah dimakan zaman. Pengadaan Alutsista juga saat ini sedang dilakukan dengan pengawasan dan berdasarkan kebutuhan.
“Sekarang tinggal bagaimana rencana tersebut terwujud. Tentu syaratnya jangan ada kebocoran,” katanya.(**)
★ Fokusjabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar