Pada tanggal 23 Januari 2015 China melakukan uji penembakan rudal balistik JL-2 (Julang-2) dari sebuah kapal selam, menurut sumber di Departemen Pertahanan AS dikutip The Washington Times. Uji coba ini menjadi sorotan sekaligus meningkatkan kekhawatiran bagi AS tentang kian bertambahnya jumlah kapal selam China yang mampu meluncurkan rudal balistik.
Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai uji coba rudal balistik China tersebut, hanya saja diketahui bahwa ini bukan pertama kalinya China meluncurkannya karena sebelumnya China juga pernah melakukan uji penembakan JL-2 dari Laut Bohai (laut antara Beijing dan Pyongyang). JL-2 atau yang dikenal NATO sebagai CSS-NX-14 adalah rudal balistik yang khusus diluncurkan dari kapal selam (submarine-launched ballistic missile / SLBM).
Amerika Serikat membahas peluncuran rudal JL-2 China ini dalam laporan tahunan Pentagon. Bukan tanpa alasan, rudal JL-2 dinilai AS sebagai salah satu rudal balistik berbasis kapal selam terbaik yang yang pernah diproduksi untuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China.
Seperti yang dilaporkan The Washington Times, menurut pejabat Pentagon, peluncuran rudal JL-2 diketahui bersamaan dengan peluncuran rudal balistik kapal selam KN-11 oleh Korea Utara. Para pejabat Pentagon masih mempelajari ada tidaknya hubungan dari dua uji coba yang bersamaan ini.
U.S.-China Economic Security and Review Commission Amerika Serikat dalam laporan tahunan terbarunya menyatakan bahwa hadirnya rudal JL-2 merupakan indikasi peningkatan serius dari kekuatan pasukan nuklir strategi China dan tampaknya JL-2 telah mencapai tahap untuk dioperasikan.
Menurut laporan tersebut, jangkauan JL-2 mencapai 4.598 mil (7.400 km), artinya dengan JL-2 China mampu melakukan serangan nuklir terhadap Alaska jika diluncurkan dari perairan dekat China, mencapai Alaska dan Hawaii jika diluncurkan dari perairan selatan Jepang, mencapai Alaska, Hawaii dan bagian barat daratan AS jika diluncurkan dari perairan barat Hawaii, dan akan mencapai seluruh negara bagian AS jika diluncurkan dari perairan timur Hawaii.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa meskipun belum diketahui secara pasti jumlah rudal dan hulu ledak nuklir China, namun uji coba tersebut telah menunjukkan bahwa dalam tiga sampai lima tahun kedepan jangkauan JL-2 akan bertambah dan akan lebih mematikan. Rudal JL-2 dapat diluncurkan oleh China melalui kapal selam rudal Kelas JIN, yang mampu membawa hingga 12 rudal balistik JL-12.
Pada tahun 2013, surat kabar China Global Times menerbitkan sebuah artikel panjang yang menyatakan bahwa serangan rudal nuklir JL-2 terhadap bagian Barat Amerika Serikat akan membunuh 5 juta hingga 12 juta orang dengan kombinasi ledakan dan kejatuhan radioaktif. Namun artikel ini kemudian ditarik dari situs Global Times karena dinilai sangat provokatif.
Pemerintah Obama dan Pentagon tidak menanggapi serius artikel Global Times tersebut. Pihak Pentagon tampak mengabaikan ancaman nuklir dari kapal selam China sebagai sesuatu yang tidak kredibel.
Pada akhir tahun lalu, China dilaporkan telah melakukan patroli kapal selam rudal pertamanya dengan rudal JL-2 nuklir. Namun pada 3 Februari lalu Badan Intelijen Pertahanan AS menyatakan bahwa patroli kapal selam rudal pertama China baru akan dimulai tahun ini.
China terus memproduksi kapal selam rudal bertenaga nuklir Kelas JIN dan rudal balistik yang berbasis kapal selam. Tahun lalu, China telah dua kali mengerahkan kapal selam ke Samudera Hindia. AS menilai hal tersebut sebagai upaya China untuk memproyeksikan kekuatan Angkatan Lautnya.
Gambar: Peluncuran rudal balistik JL-2 dari kapal selam (Internet China)
Amerika Serikat membahas peluncuran rudal JL-2 China ini dalam laporan tahunan Pentagon. Bukan tanpa alasan, rudal JL-2 dinilai AS sebagai salah satu rudal balistik berbasis kapal selam terbaik yang yang pernah diproduksi untuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China.
Seperti yang dilaporkan The Washington Times, menurut pejabat Pentagon, peluncuran rudal JL-2 diketahui bersamaan dengan peluncuran rudal balistik kapal selam KN-11 oleh Korea Utara. Para pejabat Pentagon masih mempelajari ada tidaknya hubungan dari dua uji coba yang bersamaan ini.
U.S.-China Economic Security and Review Commission Amerika Serikat dalam laporan tahunan terbarunya menyatakan bahwa hadirnya rudal JL-2 merupakan indikasi peningkatan serius dari kekuatan pasukan nuklir strategi China dan tampaknya JL-2 telah mencapai tahap untuk dioperasikan.
Menurut laporan tersebut, jangkauan JL-2 mencapai 4.598 mil (7.400 km), artinya dengan JL-2 China mampu melakukan serangan nuklir terhadap Alaska jika diluncurkan dari perairan dekat China, mencapai Alaska dan Hawaii jika diluncurkan dari perairan selatan Jepang, mencapai Alaska, Hawaii dan bagian barat daratan AS jika diluncurkan dari perairan barat Hawaii, dan akan mencapai seluruh negara bagian AS jika diluncurkan dari perairan timur Hawaii.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa meskipun belum diketahui secara pasti jumlah rudal dan hulu ledak nuklir China, namun uji coba tersebut telah menunjukkan bahwa dalam tiga sampai lima tahun kedepan jangkauan JL-2 akan bertambah dan akan lebih mematikan. Rudal JL-2 dapat diluncurkan oleh China melalui kapal selam rudal Kelas JIN, yang mampu membawa hingga 12 rudal balistik JL-12.
Pada tahun 2013, surat kabar China Global Times menerbitkan sebuah artikel panjang yang menyatakan bahwa serangan rudal nuklir JL-2 terhadap bagian Barat Amerika Serikat akan membunuh 5 juta hingga 12 juta orang dengan kombinasi ledakan dan kejatuhan radioaktif. Namun artikel ini kemudian ditarik dari situs Global Times karena dinilai sangat provokatif.
Pemerintah Obama dan Pentagon tidak menanggapi serius artikel Global Times tersebut. Pihak Pentagon tampak mengabaikan ancaman nuklir dari kapal selam China sebagai sesuatu yang tidak kredibel.
Pada akhir tahun lalu, China dilaporkan telah melakukan patroli kapal selam rudal pertamanya dengan rudal JL-2 nuklir. Namun pada 3 Februari lalu Badan Intelijen Pertahanan AS menyatakan bahwa patroli kapal selam rudal pertama China baru akan dimulai tahun ini.
China terus memproduksi kapal selam rudal bertenaga nuklir Kelas JIN dan rudal balistik yang berbasis kapal selam. Tahun lalu, China telah dua kali mengerahkan kapal selam ke Samudera Hindia. AS menilai hal tersebut sebagai upaya China untuk memproyeksikan kekuatan Angkatan Lautnya.
Gambar: Peluncuran rudal balistik JL-2 dari kapal selam (Internet China)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar