Rabu, 25 Februari 2015

Proyeksi Sistem Rudal Pertahanan Udara Indonesia

Berbicara tentang sistem pertahanan udara, tidak mungkin Antey 2500 bakalan mengisi arsenal TNI.


Pertama – tidak ada sejarahnya pembelian SAM pada TNI yang merupakan barang retrofit. Awal 2000-an pasca embargo kita pernah ditawari oleh Inggris rudal Rapier retrofit dan baru baru saja pasca Jokowi dilantik, Amerika Serikat menawarkan 50 peluncur dengan 150 Hawk retrofit. Kesimpulan akhirnya sama yaitu semuanya ditolak.


S-300VMU
S-300VMU
Antey 2500 alias S300VMU sejatinya retrofit S300 yang sudah tidak diproduksi lagi sejak 2014 dengan mengganti seeker, warhead, search & tracking radar serta propelan yang sudah dianggap kadaluarsa.

Kedua – melihat MEF tidak ada pengadaan Long range SAM semacam S300, S400, Patriot, Arrow atau Aster30.


Sedikit flashback ketika IDAM 2012 Rusia menawarkan S300VMU, Tunguska, Pantsyr, Buk, Osa tetapi pada ajang IDAM 2014 penawaran Rusia berkurang menjadi Buk, Pansyr & Osa. Artinya Rusia mengetahui bahwa tidak ada agenda TNI untuk Long Range SAM.

MIM-23 Hawk Missile System, AS

Setidaknya ada 5 proyek pengadaan SAM di TNI saat ini:

Pertama – MEF2- GBAD Arhanud TNI AD speknya SHORAD 6-11km yang tampaknya mengerucut ke arah Forceshield vs Saab GBAD (RBS70 NG base).

Kedua – MEF2/3 program repowering & upgrade KRI seprti KCR60, Van Speijk class, Fatahilah class & Parchim II class dimana Osa bakalan bersaing dengan FL300N.

Ketiga – MEF 2/3 pengadaan rudal SAM VLS base untuk PKR & Bung Tomo class. Kalau ini Mica tidak dapat diganggu gugat.


RBS-23 BAMSE
RBS-23 BAMSE

Keempat – MEF2 – pengadaan Medium range SAM (20-30km) untuk Paskhas dimana Pantsyr bakalan bersaing dengan NASAMS & RBS23 BAMSE.

Kelima – MEF 3 – pengadaan Medium range SAM (40-75km) buat Kohanudnas dan BUK bakalan bersaing ketat dengan KM-SAM & Iron Dome.

Mudah-mudahan yang terbaik dapat terpilih untuk meningkatkan pertahanan udara kita. (by Distanata | JKGR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar