Hajatan HUT TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014 mendatang bakal dibuat seru. Dengan mengambil tempat di Surabaya, dari jauh-jauh hari pihak Mabes TNI sudah mengumandangkan bakal memamerkan full alutsista terbaru dari ketiga matra dalam program MEF (minimum essential force). Sang Tuan rumah, TNI AL di dermaga Ujung dijadwalkan akan menghadirkan defile dua dari tiga korvet terbaru yang baru didatangkan dari Inggris, yakni Multi Role Light Frigate (MRLF) atau korvet Type F2000 buatan BAE Systems Marine.
Merujuk ke beberapa lansiran berita, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro telah meresmikan KRI Bung Tomo 357 dan KRI John Lie 358 di Dermaga Anchorline, Barrow-In-Furness, Inggris, Jumat (18/7). Setelah peresmian, kedua KRI langsung menuju Indonesia dan diharapkan bisa turut berpartisipasi memeriahkan HUT TNI ke-69 pada 5 Oktober mendatang. Sementara satunya lagi, KRI Usman Harun 359 yang penamaannya membuat Singapura meradang, dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada akhir tahun ini juga.
Frigate mini yang tadinya pesanan AL Brunei yang dibatalkan, dan sempat diberi label Nakhoda Ragam Class ini dibekali beragam senjata yang terbilang canggih. Sebut saja ada kanon reaksi cepat Super Rapid OTO Melara kaliber 76 mm, 4 rudal anti kapal MBDA MM40 Exocet Block II, 16 rudal SAM MBDA (surface to air missile) Mica, dua peluncur torpedo triple BAE Systems kaliber 324 mm, dua kanon PSU (penangkis serangan udara) DS 30B REMSIG 30mm buatan MSI Defence, dan perangkat perang elektronik Thales Sensors Cutlass 242. Serupa dengan korvet SIGMA Class TNI AL, korvet yang kini diberli label Bung Tomo Class juga dibekali deck helipad untuk didarati heli AKS sekelas S-70B Seahawk, meski tak dibekali fasilitas hangar.
Kecanggihan kanon reaksi cepat OTO Melara kaliber 76 mm, peluncur torpedo kaliber 324 mm, dan sosok rudal Mica telah kami bahas di artikel terdahulu. Nah, kini giliran kami bedah kanon PSU yang jadi andalan di Bung Tomo Class, yaitu DS 30B REMSIG kaliber 30 mm buatan MSI Defence Systems Ltd. Kanon dengan laras tunggal ini dirancang khusus untuk kebutuhan armada frigate dan kapal cepat AL Inggris (Royal Navy). Fungsi hakiki kanon ini adalah untuk menghadang terjangan roket, rudal jarak pendek, roket pelontar granat, dengan amunisi kaliber besarnya, DS 30B pun afdol untuk melumat sararan udara yang terbang rendah. Dalam misi tempur jarak dekat, keberadaan kanon jenis ini juga sangat efektif untuk memberikan tembakan ke sasaran di permukaan laut. Di Bung Tomo Class, DS 30B ditempatkan pada sisi kanan dan kiri lambung kapal.
Kanon DS 30B mengadopsi laras Bushmaster II Mark 44 buatan Alliant Techsystems. Agar lebih awet dalam operasional, laras dilapisi bahan chromium untuk memperpanjang usia pakai. Amunisi yang digunakan mulai dari standar GAU-8 Avenger yang dilengkapi API (Armor-Piercing Incendiary), HEI (High-Explosive Incendiary) and APFSDS-T (Armor-Piercing Fin-Stabilized Discarding Sabot-Tracer). Dengan mengganti laras dan beberapa komponen kunci, dimungkinkan kanon DS 30B untuk menembakkan proyetil kaliber 40 mm. Dalam versi lain, DS 30 dapat ditambahkan teknologi SIGMA (Stabilized Integrated Gun Missile Array), yakni integrasi dua rudal SAM MANPADS pada pangkal laras, diantaranya pilihan rudal Starburst atau Mistral.
Lalu bagaimana dengan fire power DS 30B? Dengan jarak tembak maksimum 10.000 meter, kanon dapat mengumbar 650 proyektil dalam hitungan satu menit. Kecepatan luncur proyektil mencapai 1.080 meter per detik. Sudut elevasi vertikal laras maksimum 65 derajat hingga -20 derajat. Amunisi ditempatkan dalam cartridge yang berisi 160 peluru. Secara keseluruhan, bobot kanon termasuk dengan amunisi mencapai 1,2 ton.
Sistem Sensor dan Kendali
Meski berbeda dengan model kanon CIWS (close in weapon systems), DS 30B juga dapat dikendalikan secara otomatis dengan mengandalkan perangkat sensor Radamec 2500 yang modulnya terpasang di atas anjungan. Sejatinya, DS 30B dapat dikendalikan secara hybrid, selain pengendali lewat remote otomatis, kanon juga dapat dioperasikan secara manual, pasalnya bagian samping DS 30B terdapat kompartemen bagi juru tembak (gunner). Pola operasi secara hybrid sudah barang tentu dapat bermanfaat tatkala sistem elektronik pada kapal mengalami masalah.
Sebenarnya TNI AL sudah memiliki kanon yang jenisnya serupa dengan DS 30B, yakni Oerlikon CGM-B01 kaliber 30 mm, bedanya kanon ini punya laras ganda. Oerlikon CGM-B01 merupakan senjata utama bawaan pada KRI Badau 841 dan KRI Salawaku 842, dua kapal eks AL Brunei Darussalam. Oerlikon CGM-B01 juga dapat dioperasikan secara hybrid, hanya saja karena hibah, sistem remote dan sensor tidak didapat pada saat kapal diterima, alhasil Oerlikon CGM-B01 hanya dapat dikendalikan secara manual. Hingga kini, KRI Badau dan KRI Salawaku menjadi jenis kapal tercanggih di armada Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL.
Radamec 2500
Ini merupakan perangkat sensor electro optic weapon director. Radamec 2500 diperkenalkan pada tahun 1995. Di dalam modul Radamec 2500 terangkum beberapa sensor, seperti Sea Archer 30, FLIR (forward looking infra red), TV, eye safe high, dan PRF laser radio frequency. Hasil pencitraan dari Radamec 2500, selanjutnya dituangkan dalam dual imaging sensor yang terdapat di dalam PIT (pusat informasi tempur). Bagi operator pengendali, dapat dilakukan monitoring dan eksekusi tindakan lewat joystick. Selain juga didukung layar monitoring dengan asupan teknologi touch screen.
Radamec 2500 dapat di setting dengan multi mode auto tracker, lima sasaran dapat dipantau sekaligus dari jarak 18.000 meter. Radamec 2500 dirancang untuk dapat mengendalikan dua kanon DS 30B. Selain Indonesia, AL Australia dan AL Malaysia sudah lebih dahulu mengenal teknologi Radamec 2500, diantaranya sudah terpasang pada frigate Lekiu Class. (Gilang Perdana)
Spesifikasi DS 30B REMSIG 30 mm:
- Negara asal : Inggris
- Kaliber : 30 mm
- Jarak tembak maksimum : 10.000 meter
- Kecepatan luncur proyektil : 1.080 meter per detik
- Sudut elevasi laras : -20 sampai 65 derajat
- Kecepatan tembak : 650 proyektil per menit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar