Jumat, 25 Maret 2016

Pemerintah China sempat minta Indonesia tak publikasikan kasus KM Kway Fey

Beberapa jam setelah mendapat laporan adanya konfrontasi antara kapal costguard China dengan kapal petugas Indonesia di Laut China Selatan, diplomat senior Negeri Tirai Bambu memohon, via telepon, kepada pejabat pemerintahan Jokowi "Jangan umbar ke media massa, kita adalah teman".

Permohonan tersebut ditolak menyusul konferensi pers yang diselenggarakan pemerintah untuk memprotes intervensi China.



Ini diungkap Bloomberg, kemarin, berdasarkan penuturan seorang pejabat Indonesia yang enggan disebutkan namanya. Sayang, Bloomberg belum mendapatkan konfirmasi terkait diplomasi di balik layar tersebut dari Kedutaan Besar China di Indonesia. Meskipun sudah melayangkan dua surat elektronik dan empat kali telepon.
Pejabat Indonesia itu mengaku pihaknya terpaksa bereaksi lantaran kapal costguard China telah melakukan provokasi. Itu dalam bentuk penghalangan terhadap upaya Indonesia meringkus KM Kway Fey 10078 yang diduga mencuri ikan di perairan Natuna, Kepulauan Riau.


Ian Storey, peneliti keamanan laut Asia Pasifik, mengatakan, Indonesia biasanya cenderung meredam konflik dengan China demi menjaga hubungan baik.

"Tapi, jika China memulai berupaya mengklaim wilayah laut Indonesia, Jakarta tak punya opsi selain melakukan publikasi dan memaksa balik Beijing," kata senior fellow ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapore tersebut.

China mengklaim memiliki 80 persen Laut China Selatan, salah satu perairan tersibuk di dunia. Klaim itu didasarkan pada nine dash line atau sembilan garis putus-putus.

Klaim sepihak ini mendorong perselisihan dengan Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Pada 2012, Indonesia menyusul berselisih. Ini setelah China mengklaim sebagian perairan Natuna di Laut China Selatan. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar