Jumat, 19 Juni 2015

Angkatan Udara Hungaria dalam Bencana

hungariaMengomentari beberapa insiden yang melibatkan Saab JAS-39 Gripen Hungaria selama beberapa bulan terakhir, mantan Menteri Pertahanan Hungaria Imre Szekeres menyatakan bahwa angkatan udara Hungaria dalam keadaan bencana.

Pekan lalu, sebuah single-seater Saab JAS-39C Gripen jatuh di Pangkalan Udara Hungaria Kecskemet selama latihan. Setelah menderita kegagalan landing gear, pilot berusaha mendarat pesawat tanpa roda, namun kehilangan kontrol setelah menyentuh landasan pacu, dan memaksa pilot untuk melakukan proses ejeksi. Pilot terluka setelah kursi ejeksi gagal terpisah dari parasutnya.
Mantan menteri pertahanan seperti dilaporkan koran Slovakia UKM  berpendapat bahwa kurangnya bahan bakar merupakan penyebab utama dari bencana Angkatan Udara, mencatat bahwa pilot tidak mampu berada di udara cukup lama untuk menerima pelatihan penerbangan yang memadai. Sebagai akibat dari kekurangan, Szekeres memperkirakan bahwa pilot menerima waktu penerbangan kurang dari 1.000 jam yang diperlukan. Dia mencatat bahwa pilot yang mengalami kecelakaan Saab lain Jas 39 di sebuah insiden Mei telah terbang hanya 8 jam tahun ini.
Pada tanggal 19 Mei, Saab Jas 39D dua kursi jatuh saat mendarat di pangkalan udara Caslav di Republik Ceko selama latihan. Kedua pilot selamat dalam proses ejeksi. Kecelakaan sendiri diawali dengan insiden lain yang melibatkan Saab JAS 39 Maret, ketika pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di bandara di kota Slovakia Kosice.
Mengomentari keadaan kekurangan dana dari angkatan udara negara itu, koran Hungaria Magyar Nemzet menyatakan “Meskipun Angkatan Udara Hungaria telah menyewa 39 pesawat tempur JAS Gripen Swedia selama sembilan tahun tetapi belum mampu membeli bom dan senjata lainnya karena kurangnya dana. ”
Pesawat tempur multiperan JAS-39 berfungsi sebagai pesawat tempur utama Hungaria, dengan 12 saat ini dalam layanan. Angkatan Udara telah setuju untuk menyewakan 14 JAS 39 Gripen dari Swedia, termasuk 2 variand ua kursi dan 12 kursi tunggal pada tahun 2006, dengan biaya masing-masing US$ 50 juta. Negara ini juga memiliki hingga dua lusin MiG-29 dalam cadangan, yang sebelumnya berusaha untuk dilelang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar