BMP3F Marinir (Dispen Marinir) |
Kado terbesar dari semua keceriaan yang mewarnai “jalan-jalan” bersama tentara tentu dengan diumumkannya rencana pembelian kapal selam Rusia secara besar-besaran oleh Menhan Purnomo Jumat siang tanggal 6 Desember 2013. Rencana ini juga bersinergi dengan pembangunan infrastruktur kapal selam di tanah air untuk pembuatan kapal selam Changbogo. Kapal selam yang mau dibeli itu adalah dari jenis Kilo dan Amur, dua jenis kapal selam yang paling ditakuti di seluruh dunia. Kapal selam ini mampu menembakkan peluru kendali dari bawah laut menuju daratan dari jarak 300 km.
Dipastikan kehadiran dua jenis kapal selam paling senyap di dunia ini akan memberikan efek gentar dan getar dalam perkuatan otot militer TNI yang sesungguhnya. Dengan lugas dinyatakan Menhan Purnomo bahwa kehadiran kapal selam ini untuk menjaga ALKI di laut Selatan. Maksud tersiratnya jelas pada tetangga Selatan yang lagi galau karena dicuekin SBY. Galau dan panik karena gelombang laut Selatan mengirim manusia perahu makin deras. Tetapi tidak hanya laut Selatan saja dong, juga untuk memagari Laut Cina Selatan atau Ambalat, atau membatasi gerak kapal selam negeri pulau sebelah Batam itu yang suka nyelonong ke perairan kita.
Sebenarnya berbagai alutsista lain sudah menjelang masuk gudang arsenal TNI. Misalnya Kapal Cepat Rudal (KCR) 40m yang ke empat buatan Palindo Batam. Kemudian Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m buatan PT PAL. Sementara 16 jet tempur T50 Golden Eagle seluruhnya akan tiba akhir Desember ini. Juga pesawat Super Tucano dari Brasil yang kecepatan datangnya dikalahkan Golden Eagle Korsel. Panen raya alutsista digambarkan dengan jelas akan terjadi sepanjang tahun 2014 dengan kedatangan beragam alutsista seperti kapal perang jenis Light Fregat dari Inggris, kapal cepat rudal 60m, kapal angkut tank, kapal BCM (Bantu Cair Minyak), tank berat Leopard, tank Marder, panser Anoa, MLRS Astross, artileri Caesar Nexter, artileri KH179, rudal Starstreak, rudal Mistral, jet tempur F16 dan lain-lain.
Itu yang mau datang Pak Cik. Yang mau dipesan juga masih banyak utamanya untuk kebutuhan MEF 2 periode 2015-2019. Dengan prediksi anggaran belanja alutsista sebesar US$20 milyar untuk MEF 2 maka asumsi kita minimal akan ada tambahan untuk TNI AU 1 Skuadron Sukhoi Family, 1 skuadron f16 batch2 dan 1 skuadron Typhoon. Sedangkan untuk TNI AL akan ada pemesanan 3-5 fregat dari Rusia, tambahan 3-5 kapal PKR10514 Sigma Belanda, atau bisa saja mengambil 2 Destroyer. TNI AD akan memperkuat satuan Kavaleri dan Armed dengan mendatangkan MBT dan MLRS serta Heli tempur. Heli Apache dan Blackhawk sudah diambang pintu termasuk peluru kendali pertahanan udara jarak sedang (SAM) yang akan memayungi Jakarta dan sejumlah pangkalan militer.
Untuk pembangunan kapal selam, jika proyek “Sekilo Semur” berjalan lancar maka prediksi kita pada tahun 2019 saat MEF 2 selesai Indonesia akan memiliki sedikitnya 12 kapal selam dengan rincian 4 Kilo, 4 Amur dan 4 Changbogo. Dua kapal selam Cakra Class buatan tahun 1980 tidak lagi dioperasikan. Sementara teknologi Changbogo yang sudah didapatkan akan menjadi loncatan prestasi dan sekaligus awal pengembangan teknologi kapal selam sehingga RI mampu memproduksi kapal selam secara berkesinambungan mulai tahun 2020.
Sebuah kado sejatinya adalah sebuah momentum. Meski bukan hanya kado akhir tahun saja yang telah diterima pengawal republik. Sepanjang tahun 2013 ini sudah banyak kado yang dipersembahkan untuk tentara rakyat ini. Demikian juga tahun 2014 dan seterusnya, tentara benteng NKRI akan terus mendapatkan berbagai alutsista berteknologi terkini sebagai kewajiban dan tugas pemerintah dan rakyat Indonesia. Wajar dong kita mendandani prajurit kita karena mereka kita tugaskan untuk mengawal dan mewibawakan teritori NKRI. Tentara berteknologi tempur adalah visi dan misi yang harus disandangkan kepada siapapun yang akan memimpin republik kebanggaan ini. Ke depan ini adalah sebuah era dimana perebutan sumber daya energi tak terbarukan menjadi tema utama. Negara yang kaya ini harus dijaga dengan kekuatan militer yang setara dalam teknologi.
Ke depan ini kekuatan Asia Pasifik akan dibelah menjadi dua kekuatan besar. Cina Rusia Korut dimungkinkan menjadi kekuatan militer gabungan melawan AS, Australia, Jepang dan Korsel. Meski tanpa Rusia kekuatan Cina pun sudah mulai diperhitungkan. Insiden pencegatan kapal perang AS USS Cowpens oleh kapal pengawal kapal induk Cina di Laut Cina Selatan 5 Desember 2013 merupakan embrio dari liga pertarungan gengsi militer dan klaim teritori. Indonesia mau tak mau harus ikut kompetisi itu dalam kapasitas membela teritori, menjaga kualitas kewibawaan wilayah negara dan eksistensi NKRI. Maka kado demi kado alutsista harus terus dipersembahkan kepada pengawal republik agar kemampuan jaga wibawa dan jago berotot dapat diperlihatkan. Jika tentara petarung militan dan tentara berteknologi disinergikan dengan jiwa nasionalis sejati. Maka perhatikan apa yang akan terjadi. Super sekali.