Kamis, 19 Desember 2013

Kado Akhir Tahun Untuk Pengawal Republik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-0isaGPs0fbn3_ykLucN7SzlRkMWT-rb0zpr52uphAMzxXO_GVclzkJyeAGQ3qgzVF03dlAGOmad5n_s0T-VOe-G9rUzNxomIzhhFV2OKLUCkNYPrXYGkPX8IoS1YtT7a-aJboTADgh0/s1600/qv90.jpg
BMP3F Marinir (Dispen Marinir)
Lagu Maju Tak Gentar layak dilantunkan untuk memberikan semangat suasana hati yang gembira, bangga dan senang, utamanya untuk pengawal republik yang sedang digagahperkasakan. Sejumlah kado akhir tahun memeriahkan bahasa tubuh tentara dengan kedatangan berbagai alutsista baru untuk disandangkan di satuan tempur TNI segala matra. Selasa tanggal 17 Desember 2013 PT Dirgantara Indonesia menyerahkan 3 pesawat angkut militer CN295 kepada TNI AU dari jumlah pesanan 9 unit. Dengan penyerahan ini TNI AU sudah memiliki 5 unit CN 295. Kemudian TNI AD mendapat tambahan 6 heli serbu Bell 412 EP. Matra darat ini memesan sedikitnya 24 Heli jenis ini bersama 16 Heli jenis Fennec yang akan datang tahun 2014. Minggu ini juga TNI AL mendapat kekuatan tambahan dengan datangnya 37 unit tank amfibi maut BMP3F dari Rusia.

Kado terbesar dari semua keceriaan yang mewarnai “jalan-jalan” bersama tentara tentu dengan diumumkannya rencana pembelian kapal selam Rusia secara besar-besaran oleh Menhan Purnomo Jumat siang tanggal 6 Desember 2013. Rencana ini juga bersinergi dengan pembangunan infrastruktur kapal selam di tanah air untuk pembuatan kapal selam Changbogo. Kapal selam yang mau dibeli itu adalah dari jenis Kilo dan Amur, dua jenis kapal selam yang paling ditakuti di seluruh dunia. Kapal selam ini mampu menembakkan peluru kendali dari bawah laut menuju daratan dari jarak 300 km.

Dipastikan kehadiran dua jenis kapal selam paling senyap di dunia ini akan memberikan efek gentar dan getar dalam perkuatan otot militer TNI yang sesungguhnya. Dengan lugas dinyatakan Menhan Purnomo bahwa kehadiran kapal selam ini untuk menjaga ALKI di laut Selatan. Maksud tersiratnya jelas pada tetangga Selatan yang lagi galau karena dicuekin SBY. Galau dan panik karena gelombang laut Selatan mengirim manusia perahu makin deras. Tetapi tidak hanya laut Selatan saja dong, juga untuk memagari Laut Cina Selatan atau Ambalat, atau membatasi gerak kapal selam negeri pulau sebelah Batam itu yang suka nyelonong ke perairan kita.

Sebenarnya berbagai alutsista lain sudah menjelang masuk gudang arsenal TNI. Misalnya Kapal Cepat Rudal (KCR) 40m yang ke empat buatan Palindo Batam. Kemudian Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m buatan PT PAL. Sementara 16 jet tempur T50 Golden Eagle seluruhnya akan tiba akhir Desember ini. Juga pesawat Super Tucano dari Brasil yang kecepatan datangnya dikalahkan Golden Eagle Korsel. Panen raya alutsista digambarkan dengan jelas akan terjadi sepanjang tahun 2014 dengan kedatangan beragam alutsista seperti kapal perang jenis Light Fregat dari Inggris, kapal cepat rudal 60m, kapal angkut tank, kapal BCM (Bantu Cair Minyak), tank berat Leopard, tank Marder, panser Anoa, MLRS Astross, artileri Caesar Nexter, artileri KH179, rudal Starstreak, rudal Mistral, jet tempur F16 dan lain-lain.

Itu yang mau datang Pak Cik. Yang mau dipesan juga masih banyak utamanya untuk kebutuhan MEF 2 periode 2015-2019. Dengan prediksi anggaran belanja alutsista sebesar US$20 milyar untuk MEF 2 maka asumsi kita minimal akan ada tambahan untuk TNI AU 1 Skuadron Sukhoi Family, 1 skuadron f16 batch2 dan 1 skuadron Typhoon. Sedangkan untuk TNI AL akan ada pemesanan 3-5 fregat dari Rusia, tambahan 3-5 kapal PKR10514 Sigma Belanda, atau bisa saja mengambil 2 Destroyer. TNI AD akan memperkuat satuan Kavaleri dan Armed dengan mendatangkan MBT dan MLRS serta Heli tempur. Heli Apache dan Blackhawk sudah diambang pintu termasuk peluru kendali pertahanan udara jarak sedang (SAM) yang akan memayungi Jakarta dan sejumlah pangkalan militer.

Untuk pembangunan kapal selam, jika proyek “Sekilo Semur” berjalan lancar maka prediksi kita pada tahun 2019 saat MEF 2 selesai Indonesia akan memiliki sedikitnya 12 kapal selam dengan rincian 4 Kilo, 4 Amur dan 4 Changbogo. Dua kapal selam Cakra Class buatan tahun 1980 tidak lagi dioperasikan. Sementara teknologi Changbogo yang sudah didapatkan akan menjadi loncatan prestasi dan sekaligus awal pengembangan teknologi kapal selam sehingga RI mampu memproduksi kapal selam secara berkesinambungan mulai tahun 2020.

Sebuah kado sejatinya adalah sebuah momentum. Meski bukan hanya kado akhir tahun saja yang telah diterima pengawal republik. Sepanjang tahun 2013 ini sudah banyak kado yang dipersembahkan untuk tentara rakyat ini. Demikian juga tahun 2014 dan seterusnya, tentara benteng NKRI akan terus mendapatkan berbagai alutsista berteknologi terkini sebagai kewajiban dan tugas pemerintah dan rakyat Indonesia. Wajar dong kita mendandani prajurit kita karena mereka kita tugaskan untuk mengawal dan mewibawakan teritori NKRI. Tentara berteknologi tempur adalah visi dan misi yang harus disandangkan kepada siapapun yang akan memimpin republik kebanggaan ini. Ke depan ini adalah sebuah era dimana perebutan sumber daya energi tak terbarukan menjadi tema utama. Negara yang kaya ini harus dijaga dengan kekuatan militer yang setara dalam teknologi.

Ke depan ini kekuatan Asia Pasifik akan dibelah menjadi dua kekuatan besar. Cina Rusia Korut dimungkinkan menjadi kekuatan militer gabungan melawan AS, Australia, Jepang dan Korsel. Meski tanpa Rusia kekuatan Cina pun sudah mulai diperhitungkan. Insiden pencegatan kapal perang AS USS Cowpens oleh kapal pengawal kapal induk Cina di Laut Cina Selatan 5 Desember 2013 merupakan embrio dari liga pertarungan gengsi militer dan klaim teritori. Indonesia mau tak mau harus ikut kompetisi itu dalam kapasitas membela teritori, menjaga kualitas kewibawaan wilayah negara dan eksistensi NKRI. Maka kado demi kado alutsista harus terus dipersembahkan kepada pengawal republik agar kemampuan jaga wibawa dan jago berotot dapat diperlihatkan. Jika tentara petarung militan dan tentara berteknologi disinergikan dengan jiwa nasionalis sejati. Maka perhatikan apa yang akan terjadi. Super sekali.

Minggu, 08 Desember 2013

Sekilas Tentang Kehebatan Kapal Selam Kilo Class

Kapal selam kelas Kilo asal Rusia pertama kali beroperasi pada awal dekade 1980-an. Kapal yang didesain Rubin Central Maritime Design Bureau St Petersburg ini pada tahap selanjutnya diproduksi dengan tipe 877EKM dan 636.


Sekilas Tentang Kehebatan Kapal Selam Kilo Class

Kemudian ada Lada (Project 677) yang diluncurkan pada November 2004. Awalnya kelas Kilo dibangun di galangan kapal Komsomolsk, tetapi sekarang dipindah ke Shipyard Admiralty di St Petersburg. Kapal teknologi Rusia ini diminati banyak negara. China telah memiliki dua kapal selam Tipe 636, yang kedua bergabung dengan armada China pada Januari 1999. Indonesia juga telah memperlihatkan minatnya sejak 2007.


Pada November 2007, Venezuela juga telah menandatangani MoU (memorandum of understanding) untuk kapal selam tipe 636. Tipe ini didesain untuk berhadapan dengan kapal selam maupun kapal permukaan dan dirancang untuk melakukan misi pengintaian umum dan patroli. Tipe 636 kapal selam dianggap menjadi salah satu kapal selam diesel paling tenang di dunia. Kapal ini mampu mendeteksi kapal selam musuh pada kisaran tiga sampai empat kali lebih besar. Kapal selam terdiri dari enam kompartemen kedap air dipisahkan oleh dinding pemisah yang melintang. Kapal selam ini mampu bersembunyi dengan baik.

Sistem Senjata

Sebagaimana dipaparkan Navytechnology. com, kapal selam ini dilengkapi sejumlah kemampuan tempur dan sistem komando yang menyediakan informasi untuk pengendalian kapal selam yang efektif, termasuk sistem torpedo. Kecepatan sistem komputer yang dimiliki mampu memproses informasi dari peralatan pengawasan dan menampilkannya di layar. Sistem kapal mampu menghitung keberadaan target dan menembaknya dengan akurat.

Sistem ini juga memberikan pengendalian kebakaran otomatis, dan memberikan informasi dan rekomendasi tentang manuver serta penyebaran senjata. Kapal selam memiliki delapan peluncurStrela– 3(rudalpertahananudarayang dikembangkan di Rusia) atau Igla (rudal permukaan ke udara). Rudal ini diproduksi Fakel Design Bureau, Kaliningrad. Strela– 3 memiliki pencari inframerah yang didinginkan dan 2 kg hulu ledak. Jangkauan maksimumnya 6 km.

Sedangkan Igla juga dilengkapi inframerah dengan jangkauan maksimum 5 km. Kapal dapat dipasang dengan Novator Club- S (SS-N-27) sistem rudal cruiseanti-kapal rudal. Kapal selam ini dilengkapi enam 533 mm tabung torpedo depan terletak di hidung kapal dan membawa 18 torpedo, enamtabungtorpedodan12disimpandi rak. Dua tabung torpedo dirancang untuk menembakkan torpedo dengan akurasi yang sangat tinggi.

Sistem torpedo dikendalikan komputer dam dilengkapi dengan perangkat cepat muat (quick-loading device). Tembakan pertama dilakukan dalam waktu dua menit dan yang kedua dalam waktu lima menit. Tipe 636 dilengkapi sonar digital MGK- 400EM. Teknologi ini mampu mendeteksi target kapal selam dan kapal permukaan dalam mode mendengarkan sonar. Juga mampu melakukan telepon dan telegraf komunikasi dalam mode panjang dan pendek, mendeteksi sinyal suara bawah air.

Radar kapal selam bisa bekerja baik di dalam air dan permukaan. Radar ini mampu menyediakan informasi mengenai situasi bawah air dan udara, identifikasi radar dan keselamatan navigasi. Untuk tipe 877, kelas Kilo dilengkapi dengan sistem sonar Rubikon MGK- 400 yang mencakup deteksi ranjau dan menghindari sonar MG- 519 Arfa. India merupakan salah satu negara yang telah memakai kelas Kilo khususnya tipe 877 dari Rusia. Hingga saat ini setidaknya sudah ada 33 kapal tersebut telah diekspor ke India, Aljazair, China, Polandia, Iran, dan Vietnam.

Indonesia dan Venezuela akan menjadi pemakai selanjutnya. Kapal yang mempunyai panjang 70- 74 meter ini dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan maksimum 10-12 knot ketika muncul di permukaan dan 17-25 knot ketika berada di bawah air. (Sindo)

PT DI Siapkan Pesawat Militer dan Komersial

Montreal PT Dirgantara Indonesia (DI) tengah menyiapkan 9 unit pesawat CN-295 untuk keperluan operasi TNI.

Selain itu, negara-negara di ASEAN juga berminat memiliki pesawat yang menggunakan mesin produksi Pratt & Whitney itu.

PT DI menargetkan proses pembuatannya rampung pada 2014. Proses pembuatannya bekerja sama dengan Airbus Military.

Namun, kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso, perusahaannya tak sekadar membuat pesawat militer. Perusahaannya juga membuat pesawat komersial bertipe N219.

"Kami menargetkan tahun 2017 pesawat N219 bisa terbang," kata Budi saat mengikuti rombongan kerja Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Montreal, Kanada, Jumat (6/12) waktu setempat.

Menurut Budi, N219 nantinya beroperasi di wilayah timur Indonesia. Pesawat khusus mengangkut 19 penumpang.

Budi mengatakan produksi itu sebagai bukti Indonesia tak hanya mampu membuat pesawat militer. Namun, PT DI juga dapat memproduksi pesawat komersial.

Terkait produsen mesin pesawat, Budi mengaku Indonesia memiliki banyak pilihan seperti Pratt & Whitney dari Kanada, General Electric bermarkas di Ohio, Amerika Serikat dan Rolls Royce.

"Kita memiliki banyak pilihan dan kita akan bekerja sama dengan perusahaan yang melihat Indonesia sebagai partner jangka panjang," tambah Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddi.

Indonesia, kata Sjafrie, memiliki industri dirgantara satu-satunya di ASEAN. Namun Pratt & Whitney malah mengandalkan perwakilan mereka di Singapura. Beda lagi dengan General Electric yang membuat perwakilannya di Indonesia.

Indonesia Minta Pembelian Mesin Pesawat Langsung dari Kanada 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTQSQbStbThyL_8l6nEI2AnlCdOdvfPdLLRqFJR7DXOBN218k3uao0ZHFaJT0Jlyi-jIryxoWJ9QDTRqTWxzpoHnTnzBPdBMg9k1axHXitoCObrTaaEMrQaxGfrbbwqPrLy2i7EglmPGs/s1600/Bell-412-EP-TNI-AD.jpgWakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyambut baik dukungan yang akan diberikan perusahaan pembuat mesin pesawat Kanada Pratt & Whitney kepada industri dirgantara Indonesia.

Hanya saja, dukungan itu sebaiknya dilakukan secara langsung tanpa melalui kantor cabang mereka di Singapura.

"Indonesia bersungguh-sungguh untuk membangun industri pertahanannya. Termasuk dalam membangun industri dirgantaranya, Indonesia tidak lagi membutuhkan satu-dua pesawat, tetapi satu-dua skuadron.

Untuk itu perlakuan yang diberikan tidak bisa lagi seperti dulu melalui kantor cabang di Singapura, tetapi kami meminta langsung dari kantor pusat ke industri di Indonesia," kata Sjafrie saat berkunjung ke Kantor Pratt & Whitney di Montreal, Kanada, hari Jumat (6/12) waktu setempat.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Wamenhan didampingi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso beserta direksi lainnya, para pejabat Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia, serta Duta Besar Indonesia di Kanada Dienne H. Moentario. Sementara pihak Pratt & Whitney dipimpin Wakil Presiden bidang Keuangan John Di Bert.

Delegasi Indonesia secara terbuka menyampaikan keberatan dengan pelayanan yang diberikan Pratt & Whitney yang selalu menggunakan kantor cabang Singapura sebagai pihak yang menyediakan maupun memelihara mesin-mesin pesawat yang dibutuhkan Indonesia.

Selain membebani biaya yang lebih tinggi, pelayanan yang diberikan kantor cabang Singapura seringkali tidak memuaskan karena lamban.

"Dulu ketika kita membeli pesawat dalam jumlah sedikit, boleh saja Pratt & Whitney memperlakukan seperti ini. Tetapi sekarang untuk jenis helikopter Bell 412 saja kita memesan 22 unit, sehingga sepantasnya Indonesia diperlakukan secara berbeda," kata Sjafrie.

John Di Bert tampak kaget dengan pernyataan yang disampaikan pejabat Indonesia. Ia berjanji mengkaji kebijakan yang selama ini diterapkan Pratt & Whitney dalam bekerja sama dengan Indonesia.

"Berikan kami untuk melakukan perbaikan dalam kerja sama yang dilakukan. Kami mengakui Indonesia sangat besar potensinya dan kami ingin bisa bekerja sama dengan industri dirgantara yang ada di Indonesia," ujar John Di Bert.

Wamenhan menunjuk Dubes Dienne sebagai pihak yang berkoordinasi dengan Pratt & Whitney untuk perkembangan rencana tersebut. John Di Bert berjanji untuk selalu berkomunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Ottawa.(Suryopratomo)