Kamis (27/8) siang, suasana kantor Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan Rancabungur, Bogor, tak terlalu ramai. Puluhan pegawai bekerja di mejanya masing-masing. Beberapa di antaranya lalu lalang dari satu ruangan ke ruangn lain.
"Persiapannya lebih pada ujicoba atau evaluasi fungsi-fungsi satelit," kata Kepala Pusteksat Lapan Rancabungur, Suhermanto, kepada detikcom soal beragam persiapan menjelang peluncuran Lapan A2.
Lapan A2 sebetulnya sudah siap diluncurkan pada 2012 silam, tapi karena berbagai hal, peluncuran ditunda. Tim Lapan terus merawat dan memastikan satelit Lapan A2 tetap dalam kondisi baik dan layak diluncurkan. Satelit ini rencananya akan diluncurkan dengan menumpang roket milik India pada akhir September mendatang.
Minggu lalu, tim dari India datang ke Rancabungur. Mereka membawa adaptor roket yang nantinya akan jadi dudukan Lapan A2. Tim Lapan menguji coba dan memastikan satelit tersebut cocok dengan dudukan tersebut. Uji getar, frekuensi, dan berbagai komponen satelit kembali dipastikan. Hasilnya, semuanya pas dan Lapan A2 siap untuk diluncurkan dengan menumpang roket milik India.
Lapan A2 diletakkan di atas meja salah satu ruangan bernuansa putih. Di situ ada beberapa monitor dan alat penguji komponen-komponen satelit. Di sebelahnya, ada ruangan ruang kontrol.
Lima orang berjas putih dan biru berada dalam ruang kaca tersebut. Jas itu merupakan 'seragam' resmi agar badan terbebas dari partikel-partikel debu. Tak boleh ada debu sekecil apapun di situ, ruangan harus steril.
Tim ahli sibuk berdiskusi dan berkumpul di depan sebuah layar yang dipenuhi dengan angka-angka. Sesekali salah seorang anggota tim berbicara melalui HT dengan rekannya di ruang kontrol.
"Kami sedang menguji akurasi perintah dari bumi untuk satelit," ucap Kepala Teknik Lapan A2, Mohammad Mukhayadi.
Lapan A2 dilengkapi kamera, Automatic Identification System (AIS) dan transmiter serta video. Satelit ini berbobot 78 kg dan mengorbit di ketinggian 650 km dari permukaan bumi. Satelit ini berfungsi untuk memetakan tata guna lahan, pemantauan kapal di perairan, dan mitigasi bencana.
Lapan A2 murni buatan ahli LAPAN. Ada 20 orang yang terlibat. Satelit ini akan menjadi batu pijakan anak bangsa untuk menunjukkan kemampuan Indonesia pada pembuatan satelit.
"Lapan A1/TUBSat dirakit di Jerman, yang ini (Lapan A2) kami merakit sendiri di sini," jelas Suhermanto. Lapan A1/TUBSat merupakan satelit pendahulu Lapan A2 yang kini masih mengorbit. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar