China menuntut 'fee ekspor' dari Indonesia untuk produksi rudal
Beijing
telah menuntut uang tambahan dari Indonesia setelah menemukan negara
secara aktif mencoba untuk mengekspor versi sendiri dari China C-705
rudal anti-kapal ke pasar luar negeri, laporan surat kabar adik
berbahasa Cina kami Ingin harian.
Selama pertemuan antara Cina dan senior Indonesia pejabat militer yang
diselenggarakan oleh umum Fang Fenghui, Kepala Staf Umum Tentara
Pembebasan Rakyat, dan General Moeldoko, komandan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia di Beijing, kedua negara membahas berbagai masalah
termasuk memperkuat kerjasama maritim, latihan anti-terorisme, pengadaan
pertahanan dan kolaborasi industri terkait, menurut yang berbasis di
London Janes Defense Weekly.
Indonesia membeli sekitar 40 C-705 rudal anti-kapal dari China, kata
Silmy Karim, asisten kerjasama di Komite Kebijakan Industri Pertahanan
Indonesia. Angkatan Laut Indonesia direncanakan untuk
melengkapi KCR-40 nya kapal rudal cepat dengan rudal yang dirancang dan
diproduksi oleh berbasis di Beijing China Aerospace Science and Industry
Corporation. Selain itu, Indonesia juga berharap untuk memproduksi versi sendiri dari C-705 untuk pasar luar negeri, tambahnya.
Cina telah menolak untuk menyerahkan teknologi C-705 sepenuhnya ke
Indonesia karena masih banyak negara mencari untuk membeli senjata
canggih dari China , kata Karim. Beijing malah meminta biaya tambahan dari Jakarta untuk mengamankan hak untuk memproduksi rudal.
Indonesia telah memperoleh izin dari China untuk memproduksi C-805 rudal anti-kapal untuk PB-57 kapal patroli. Hal ini juga memungkinkan untuk mengekspor C-805 ke negara-negara asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar