Senin, 03 Maret 2014

China menuntut 'fee ekspor' dari Indonesia untuk produksi rudal

Sebuah rudal C-705 pada layar.  (Internet Foto)Beijing telah menuntut uang tambahan dari Indonesia setelah menemukan negara secara aktif mencoba untuk mengekspor versi sendiri dari China C-705 rudal anti-kapal ke pasar luar negeri, laporan surat kabar adik berbahasa Cina kami Ingin harian. Selama pertemuan antara Cina dan senior Indonesia pejabat militer yang diselenggarakan oleh umum Fang Fenghui, Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat, dan General Moeldoko, komandan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Beijing, kedua negara membahas berbagai masalah termasuk memperkuat kerjasama maritim, latihan anti-terorisme, pengadaan pertahanan dan kolaborasi industri terkait, menurut yang berbasis di London Janes Defense Weekly. Indonesia membeli sekitar 40 C-705 rudal anti-kapal dari China, kata Silmy Karim, asisten kerjasama di Komite Kebijakan Industri Pertahanan Indonesia. Angkatan Laut Indonesia direncanakan untuk melengkapi KCR-40 nya kapal rudal cepat dengan rudal yang dirancang dan diproduksi oleh berbasis di Beijing China Aerospace Science and Industry Corporation. Selain itu, Indonesia juga berharap untuk memproduksi versi sendiri dari C-705 untuk pasar luar negeri, tambahnya. Cina telah menolak untuk menyerahkan teknologi C-705 sepenuhnya ke Indonesia karena masih banyak negara mencari untuk membeli senjata canggih dari China , kata Karim. Beijing malah meminta biaya tambahan dari Jakarta untuk mengamankan hak untuk memproduksi rudal. Indonesia telah memperoleh izin dari China untuk memproduksi C-805 rudal anti-kapal untuk PB-57 kapal patroli. Hal ini juga memungkinkan untuk mengekspor C-805 ke negara-negara asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar