Tulisan James kemudian menjadi sebuah buku yang berjudul State of War yang diterbitkan oleh The Guardian pada tahun 2006.
Dikisahkan pada bulan Februari 2000, CIA menggelar sebuah operasi yang dinamakan Operasi Merlin dengan tujuan menghambat perkembangan nuklir Iran. Mereka menemukan cara yang menurut mereka akan sangat efektif yakni dengan memberikan ke Iran cetak biru nuklir yang cacat.
Rencana Awal
Ketika ide ini muncul maka yang dicari terlebih dahulu adalah seorang ilmuwan Rusia yang sudah membelot ke Amerika dalam beberapa tahun. Setelah ketemu maka dibuatlah skenario insinyur nuklir itu seolah adalah ilmuwan serakah yang akan menjual cetak biru TBA 480 blok tegangan tinggi yang dirancang untuk senjata nuklir Rusia. Desain ini akan memungkinkan pemegang untuk membangun mekanisme yang memicu reaksi berantai nuklir, salah satu rintangan paling signifikan untuk berhasil membangun senjata nuklir.
Ilmuwan itu kemudian dilatih CIA. Dia kemudian bekerja untuk mencari kontak sendiri dengan orang Iran. CIA tidak terlibat langsung akan sangat berbahaya. Akhirnya ilmuwan Rusia ini berhasil membuat kontak dengan seorang ilmuwan nuklir Iran. kepada kontak itu dia menjanjikan bisa memberi cetak biru senjata nuklir. Hal ini pun sampai ke pemerintah Iran.
Setelah proses itu selesai CIA kemudian menyerahkan cetak biru nuklir Rusia yang dicuri oleh ilmuwan Rusia lain yang juga membelot. Tetapi cetak biru itu telah dibuat cacat oleh CIA. Tujuannya adalah Iran tidak akan mampu mengenali, sampai mereka telah mencoba membangun desain. Dan ketika Iran menguji desain nanti, bom akan gagal dan mau tidak mau Iran akan mengalami malu dan program nuklir pun akan mundur untuk beberapa tahun.
Ilmuwan Rusia sempat memeriksa cetak biru yang diberikan CIA. Sebagai ahli nuklir dia menyadari ada yang salah dalam cetak biru tersebut. “Ini ada yang salah. Tidak seperti ini cetak birunya,” katanya di depan sejumlah personel CIA di sebuah kamar hotel di Fransisco. Tetapi tidak ada yang memberi penjelasan.
Penyerahan diatur di Wina. Di sebuah kantor rahasia Iran di negara tersebut yang bernama 19 Heinstrasse,.
Dengan dibantu oleh seorang tukang pos di Wina, ilmuwan Rusia bisa menyelinap ke kantor tersebut dan menyerahkan cetak biru dalam amplop melalui bawah pintu. Dia lega karena tidak harus ketemu langsung dengan orang Iran. Ilmuwan itu langsung kembali ke Amerika dengan aman sementara dalam beberapa hari kemudian orang Iran juga ke Teheran.
Ini adalah operasi paling nekat dalam sejarah modern dari CIA, yang mungkin telah membantu menempatkan senjata nuklir di tangan sebuah negara yang justru disebut Presiden George W Bush telah disebut “poros jahat “.
Operasi Merlin telah menjadi salah satu rahasia yang dijaga sangat ketat di pemerintahan Clinton dan Bush. Tidak jelas siapa yang awalnya memunculkan ide ini, tapi rencana itu pertama kali disetujui oleh Clinton. Setelah perjalanan naas ilmuwan Rusia ke Wina, Namun operasi Merlin disahkan oleh pemerintahan Bush.
Apa yang membuat operasi begitu sembrono adalah bahwa menurut mantan pejabat CIA yang dikuti Risen rencana semacam itu sebenarnya telah digunakan sebelumnya dengan musuh-musuh Amerika, tetapi tidak pernah dengan senjata nuklir. Menyerahkan setiap desain senjata dan informasi tambahan dapat mengakibatkan daerah mempercepat program senjatanya.
Masalahnya adalah Iran juga sudah mendapatkan cetak biru dari Pakistan dan sudah mempelajarinya. Raisen menulis ahli nuklir Iran bisa membandingkan dua cetak biru untuk mengidentifikasi cacat dan kemudian mengumpulkan informasi berbahaya dari cetak biru tersebut.
Alhasil Operasi Merlin gagal total di segala sisi. Bukannya memperlambat program Iran, justru Iran akhirnya benar-benar dengan cepat mampu membuat teknologi tersebut. Sekarang giliran Amerika yang paling ngotot soal nuklir Iran.
Sumber: Business Insider
Tidak ada komentar:
Posting Komentar