Rabu, 29 Juli 2015

Typhoon Juga Warisi Mata dan Telinga Tornado


 tornado typhoon 
 UTC Aerospace Systems (UTAS) sedang berusaha untuk mewariskan kemampuan Tornado dalam hal misi pengintaian kepada Typhoon. Hal ini penting untuk menutup kesenjangan ketika Tornado pensiun pada 2019 dan pesawat pengganti yang direncanakan yakni F-35 belum didapat.

Salah satu yang harus dilakukan adlaah mengintegrasikan sensor DB-110 buatan UTAS. Tetapi hal itu ternyata tidak bisa langsung dilakukan karena pod terlalu besar untuk Eurofighter Typhoon. “Akibatnya, UTAS harus mengejar penggunaan pod kecil yang dapat digunakan oleh jenis multirole, “kata Stephen Trimble, Direktur Perusahaan Pengolahan,Eksploitasi dan Teknologi UTAS.
“Kami telah melakukan penelitian, dan sensor ini akan cocok di Typhoon,” katanya dari desain pod baru.
Teknologi ini adalah yang kedua dari Tornado yang diwariskan ke Typhoon setelah sebelumnya Typhoon juga dibesut untuk bisa membawa rudal udara ke darat Storm Shadow.
Rincian lebih lanjut dari priortas misi intelijen, pengawasan dan pengintaian Inggris diharapkan akan diuraikan dalam Rancangan Pertahanan Strategis dan Keamanan baru, yang akan dirilis sekitar Oktober. Tetapi komandan RAF mengatakan tidak akan ada kesenjangan kemampuan setelah Tornado pensiun.
Trimble mengatakan bahwa sensor multi-spektral “harus siap di tahun depan”. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan Selex ES di Inggris untuk mengintegrasikan salah satu radar aperture sintetis menggunakan desain pod yang sama. Hal ini akan memberikan pesawat dengan kemampuan pengintaian segala cuaca.
Trimble mengatakan pekerjaan pengembangan produk sedang dikejar “berdasarkan umpan balik dari 15 tahun beroperasi DB-110″. Sekitar 70 pod digunakan saat ini dalam proses produksi yang merupakan pesanan dari Yunani, Irak, Jepang, Maroko, Oman, Pakistan, Polandia, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab dan Inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar