Beberapa negara sahabat seperti Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Tiongkok, Jepang, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Rusia mengirimkan armanda canggih beserta personelnya dalam misi bantuan AirAsia. Meski ada kesan para negara-negara ini seolah-olah bersaing mempertontonkan kekuatannya, namun di luar dari itu ada rasa persahabatan yang terjalin di antara mereka.
Hal yang mencolok terlihat dari personel bantuan AS dan Rusia di Posko tim SAR gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng. Komunikasi personel kedua negara yang stand by di Pangkalan Bun terlihat akrab dan hangat. Padahal hubungan diplomatik antara AS dan Rusia sebagai 2 negara adikuasa terbilang cukup dingin. Apalagi menyusul dengan sentimen yang baru-baru terjadi dalam konflik Ukraina di mana AS menganggap Rusia ikut berperan di dalamnya.
Keakraban antara anggota SAR bantuan dari AS dan Rusia sempat detikcom abadikan saat keduanya sedang berbicara santai di posko Pangkalan Bun minggu lalu. Meski sesekali berbincang serius, Koordinator Teknis US Navy Mayor Greg Adams dan personel tim Rusia, Alexander sama sekali tidak terlihat canggung.
Adams dan Alex tampak tertawa bersama, berbincang hangat, dan saling menepuk pundak. Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Adams menyatakan sebagai negara yang sama-sama ikut dalam misi SAR tersebut diperlukan koordinasi. Ia mengaku, tim AS mengesampingkan persoalan diplomatik antar kedua negara.
"Ya kami perlu koordinasi, sama seperti situasi yang ada di Pangkalan Bun terciptanya gotong royong. Ini adalah operasi internasional dan setiap negara harus membantu, bersinergi, dan berkoordinasi," ungkap Adams saat berbincang dengan detikcom di Posko Pangkalan Bun, Jumat (9/1/2015) lalu.
Saat ditanya mengenai hubungan diplomatik AS dengan Rusia, Adams mengaku bagi personel SAR gabungan di lapangan tidak mempermasalahkan itu. Baginya, setiap pihak harus saling obyektif dalam misi kemanusiaan.
"Dalam situasi ini, tidak ada masalah (hubungan diplomatik AS dan Rusia). Komunikasi dan hubungan kami hangat. Harus gotong royong, harus satu misi, 1 obyek, dan obyektif untuk kemanusiaan. Situasi ini adalah gambaran yang sempurna tentang gotong royong," kata personel US Navy yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Senada dengan Adams, Alexander dari tim Rusia juga mengamini hal tersebut. Bagi tim Rusia dalam misi ini adalah bagaimana kerja sama dapat terjalin dengan baik tanpa melihat latar belakang hubungan diplomatik antara AS dan Rusia.
"Ini adalah kerja sama, tidak ada masalah (dengan hubungan AS dan Rusia). It's good here. Kami membantu secara bersamaan. Misi Amerika dan misi Rusia berbarengan dengan Basarnas di mana sebagai koordinator Basarnas sangat bagus," tutur Alexander di lokasi yang sama, Sabtu (10/1/2015) lalu.
"Kami bekerja bersama-sama, kami tidak memiliki masalah, kami memiliki kerja sama yang baik," sambungnya.
Saat ini kedua negara telah menarik armada dan pasukannya setelah banyak membantu misi SAR AirAsia. Rusia yang membawa pesawat jet amfibi BE-200 beserta tim penyelamnya terlebih dahulu meninggalkan Pangkalan Bun. Pasukan US Navy dengan Kapal Perang USS Sampson pun menyusul beberapa hari kemudian.
Ada frasa yang menyatakan selalu ada hikmah di balik sebuah bencana. Mungkin frasa tersebut bisa terlihat dengan hangatnya hubungan personel bantuan dari negara-negara sahabat yang membantu Indonesia selama proses pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia beserta jenazah korban. Terima kasih Fellas atas bantuannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar