Minggu, 25 Januari 2015

Warga Rusia Protes Keras Karikatur Baru Charlie Hebdo yang Memuat Nabi Muhammad

Warga Rusia Protes Keras Karikatur Baru Charlie Hebdo yang Memuat Nabi Muhammad
Berdasarkan jajak pendapat, warga Rusia secara umum tidak mendukung penerbitan kartun kontroversial tersebut. Foto: Reuters
Di Moskow, kegelisahan yang disebabkan oleh kartun baru majalah tersebut telah memicu perkelahian di masjid terbesar kota itu. Sementara di Chechnya, warga berencana melakukan demonstrasi demonstrasi tengah dijadwalkan untuk memprotes kartun baru yang memuat Nabi Muhammad tersebut. Sekitar setengah juta orang akan turun ke jalan untuk melakukan aksi protes.

Pada Rabu (14/1) lalu, sebuah insiden terjadi di Masjid Katedral, masjid terbesar di kota Moskow. Berdasarkan keterangan Dewan Ulama Rusia, Kommersant melaporkan sekitar sepuluh sampai 15 orang imigran dari Asia Tengah berusaha masuk ke masjid dan menggunakan mikrofon untuk mengajak jamaah mendatangi Kedutaan Besar Prancis, guna melancarkan aksi protes terkait karikatur baru Charlie Hebdo yang menggambarkan Nabi Muhammad. Para imigran tersebut berhasil dicegah, namun mereka membuat keributan saat berjalan keluar dan memukul seorang umat yang berada di sana.
Dewan Ulama Rusia mengatakan pihaknya akan meminta polisi menindak lanjuti aksi pemukulan itu. Namun, lembaga tersebut juga mengutuk kartun baru itu dan menganggap kartun tersebut merupakan cara yang keliru untuk membalas para ekstremis yang meneror Paris. Alih-alih, hal itu dianggap bertujuan menyinggung umat Islam di seluruh dunia. Akan tetapi, Dewan Ulama Rusia mengingatkan para muslim di Rusia untuk tidak menyerah pada provokasi. 

Warga Chechnya Panas
Di Chechnya, salah satu republik di wilayah Kaukasus Utara Rusia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, para warga berencana melakukan aksi protes dengan cara yang sama sekali berbeda, namun tetap mematuhi hukum Rusia. Ribuan orang akan berkumpul di ibukota Chechnya, Grozny, untuk melakukan demonstrasi pada Senin (19/1). Pemerintah setempat memperkirakan sekitar lima ratus ribu orang atau sepertiga penduduk Chechnya akan bepartisipasi dalam unjuk rasa yang diberi tajuk “Cinta untuk Nabi Muhammad” tersebut.
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menulis dalam akun Instagramnya, “Kami menghormati semua agama. Tapi, kami tak akan akan membiarkan seorang pun menghina Nabi Muhammad. Orang yang mencoba melakukan hal itu adalah musuh kita!”. Kadyrov juga menulis bahwa ia tak membedakan Wahabi, ekstremis, dan “orang-orang yang mereproduksi kartun Nabi” .
Pihak berwenang Rusia pun meminta media untuk tidak mereproduksi gambar kontroversial tersebut. Sebuah subdivisi regional Roskomnadzor, lembaga pengawas media Rusia, telah memperingatkan wartawan untuk tidak memublikasikan kartun itu. Roskomnadzor juga menegaskan pihaknya telah melakukan “tindakan pencegahan” dengan mengingatkan saluran media daerah mengenai pentingnya mematuhi hukum yang melarang provokasi perselisihan sektarian.
Sikap Umum Warga Rusia
Berdasarkan jajak pendapat, warga Rusia secara umum tidak mendukung penerbitan kartun kontroversial tersebut. Leonid Sedov, seorang sosiolog yang dulu bekerja di lembaga survei dan riset independen Levada Center, menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Rusia cenderung merespons keras bila ada ajaran agama atau stereotipe yang fundamental secara ideologis diusik.
Menurut Sedov, meski warga Rusia tidak terlalu religius dalam kehidupan sehari-hari, mereka memiliki persepsi yang sangat negatif terhadap serangan pada “hal-hal sakral dan spiritual”. “’Kesadaran ideologis’ masyarakat Rusia berperan besar dalam hal ini. Berbeda dengan reaksi di negara-negara Barat, di Rusia jenis kartun seperti ini tidak dianggap sebagai ekspresi kebebasan berbicara,” terang Sedov.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar