Dua warga Jepang yang diancam akan dipenggal algojo ISIS jika tidak ditebus sebesar Rp2,5 triliun. Foto Reuters.
Waktu yang diberikan algojo ISIS itu 72 jam sejak Selasa lalu. Dalam tempo hitungan jam itu, pemerintah Jepang diminta menebus dua warganya sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.
Dua warga Jepang yang disandera dan diancam dipenggal algojo Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu adalah koresponden perang Kenji Goto dan seorang kontraktor Haruna Yukawa.
Kenji sejatinya sudah aman dan keluar dari Suriah. Tapi dia nekat kembali ke negara itu karena ingin menyelamatkan Haruna. (Baca: Ingin Selamatkan Teman, Wartawan Jepang Bakal Dipenggal ISIS)
“Kami belum bisa mengkonfirmasi keselamatan mereka,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga dalam konferensi pers, Kamis (22/1/2015).
Menurutnya, kebijakan Jepang di Suriah hanya untuk misi kemanusiaan bukan misi militer. ”Mereka (ISIS) benar-benar salah tentang posisi kami,” ujar Suga.
”Kami ingin membantu lebih dari 10 juta pengungsi di wilayah itu. Ini adalah misi kemanusiaan dan dukungan non-militer. Kami ingin mereka (ISIS) memahami hal ini, dan membebaskan para sandera segera,” imbuh Suga.
Sementara itu, seperti dikutip Reuters, media sosial di Jepang mulai ramai mengampanyekan pembebasan kedua sandera. Warga Jepang ramai mengampanyekan misi kemanusiaan yang dilakukan para sandera.
Mereka bertanya-tanya, kenapa warga Jepang dijadikan sandera, padahal Jepang tidak terlibat perang secara langsung dalam melawan ISIS.
(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar