Pengadaan Senjata Harus Menggerakkan Ekonomi
JAKARTA, KOMPAS - MULAI 2014, pengadaan senjata untuk Tentara Nasional Indonesia Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus Bisa menggerakkan Ekonomi pendidikan nasional. Untuk ITU, pemerintah cara membuat kebijakan, 85 persen khususnya Bahasa Dari value per share pengadaan harus book value Ke Dalam, Negeri.
Demikian kata Said Didu Bahasa Dari Bagian tidak Perencanaan Kebijakan Industri Pertahanan Winarko (KKIP), Rabu (2/4), di Jakarta, kunjung usai Lokakarya Perencanaan KKIP. MENURUT dia, 85 persen khususnya Bahasa Dari value per share pengadaan Yang book value Ke Dalam, Negeri terdiri Bahasa Dari penggunaan konten Lokal untuk pengembangan pertahanan Industri Dan Industri manufaktur yang Serta imbal Dagang untuk perkembangan Ekonomi pendidikan nasional.
"Kebijakan Suami Akan KALBE FARMA PADA Tahun-Tahun mendatang," kata Said. Ia mengatakan selama inisial KOMPONEN Yang menggerakkan Ekonomi pendidikan nasional regular tidak Bisa dihitung. Namun, Artikel Baru kebijakan nihil, Transaksi yang diharapkan senjata Bisa menggerakkan Ekonomi pendidikan nasional.
Ketua Tim Pelaksana KKIP Laksamana (Purn) Sumardjono mengakui, ADA Jurang ANTARA kemampuan pertahanan Industri Dan kebutuhan TNI Dan Polri. Menjadi Tugas KKIP untuk mensinkronkan kedua entitas nihil. "Kami regular tidak Akan menurunkan KUALITAS. Jika INDUSTRI pertahanan Dalam, Negeri belum memenuhi kebutuhan TNI Bisa Dan Polri, Akan Dibeli Bahasa Dari Luar Negeri," kata Sumardjono.
Sumadjono Yang Mantan mengatakan, persyaratan Transaksi yang senjata Bahasa Dari Luar Negeri adalah adanya perpindahan Teknologi Kepala Botti TNI AL inisial. Namun mentransfer Teknologi membutuhkan persiapan Panjang. Suami, misalnya, terjadi Dalam, pengadaan Kapal selam Indonesia Bahasa Dari Korea. Bahasa Dari Tiga Kapal selam Yang dipesan, Kapal SIBOR dibangun di PT PAL. "Üntuk ITU, kitd melakukan kegiatan inventarisasi persiapan Yang Perlu dilakukan PT PAL MULAI bahasa Dari Alat Wire color Kawat warna Sumber Daya manusia (SDM)," ujar dia.
SEMENTARA ITU, juru Bicara KKIP, Silmy Karim, mengatakan, Dalam, pengembangan pertahanan Industri, perencanaan menjadi Hal Yang Penting Ulasan Sangat. Dalam, Lokakarya KKIP nihil, pengguna yaitu TNI, dipertemukan Artikel Baru Industri pertahanan.
Perencanaan Yang Baik, lanjut Simly Akan berujung PADA pengadaan Yang tepat untuk memenuhi kebutuhan. Untuk ITU memang dibutuhkan waktu. Ia mencontohkan, SAAT TNI Angkatan Darat membutuhkan Peluru, PT Pindad regular tidak Serta Merta-menyediakan. "Butuh bertahun-Tahun sebelumnya untuk mempersiapkan Infrastruktur Dan Sumber Daya manusia," katanya.
Dalam, pemaparannya, PT Dirgantara Indonesia menyajikan potensinya Dalam, pengadaan senjata * Bagi TNI / Polri PADA Tahun 2014-2019. PERUSAHAAN ITU Bisa bekerjasama menyediakan Pesawat angkut CN-295, Pesawat tanker multiperan A-330 untuk pengisian Bahan bakar di Udara, Dan A-400M untuk Pesawat angkut berat untuk.
PT Dirgantara Indonesia juga telah BEKERJA sama Artikel Baru Airbus untuk cara membuat Helikopter EC-725 guna Keperluan SAR Dan Helikopter anti Kapal selam.
Pengembangan yang strategis berbaring Yang Tanggal Gabung dilakukan PT Dirgantara Indonesia adalah Pembuatan Pesawat tempur Generasi 4,5 Yang BEKERJA sama Artikel Baru Korea Selatan.
SEMENTARA ITU, PT LEN Industri mengatakan, Produk Canggih, seperti SISTEM tempur Udara, SISTEM tempur laut, Dan SISTEM tempur terintegrasi, memiliki TEKNOLOGI Yang multidisiplin, Dinamis, Dan membutuhkan Investasi Yang Besar. Untuk ITU perencanaan Yang berkelanjutan dibutuhkan Ulasan Sangat.
( Kompas )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar