Nimitz merupakan salah satu jenis kapal induk terbesar dan terkuat milik Amerika Serikat. Angkatan Laut AS memiliki 10 kapal kapal induk Kelas Nimitz, termasuk USS Nimitz, yang merupakan kapal pertama dari Kelas Nimitz yang ditugaskan sejak tahun 1975.
Komodor Jason Salata, juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS di Bahrain, mengatakan kepada Times bahwa kapal induk yang dibangun Iran ini bukanlah kapal induk yang berfungsi, melainkan hanya sebuah tongkang besar yang dibangun agar terlihat seperti kapal induk, tidak memiliki sistem propulsi nuklir dan panjangnya ditaksir hanya sekitar 2/3 dari panjang kapal induk Kelas Nimitz yang 332 meter. “Kami tidak mengerti apa tujuan Iran dengan membangun (replika) ini. Pun seandainya itu adalah bagian dari propaganda, untuk apa?”, terang Salata.
Para pejabat intelijen AS juga tidak meyakini Iran mampu membangun sebuah kapal induk yang sesungguhnya. Namun apapun tujuannya, mereka tetap ingin mengungkap keberadaan, maksud dan tujuan pembangunan replika kapal induk tersebut.
“Tidak mengherankan bila pasukan militer Iran akan menggunakan berbagai macam taktik – termasuk taktik penipuan militer – untuk komunikasi strategis dan menunjukkan eksistensi serta tekad mereka di wilayah tersebut, ” kata seorang pejabat AS mengatakan kepada Times.
Seorang ahli Iran di American Enterprise Institute mengatakan, kapal replika itu mengisyaratkan latihan Angkatan Laut Iran kian meningkat dan modern dan kemampuannya untuk menghadapi keunggulan kekuatan Angkatan Laut AS.
“Militer Iran telah berinvestasi besar-besaran dalam meningkatkan kemampuan militernya untuk untuk mencegah operasi besar Angkatan Laut AS di dekat perbatasan mereka,” kata analis. “Keinginan Iran adalah untuk membuat skenario latihan perang yang lebih realistis. Propaganda tentunya menjadi salah satu motivasi latihan militer Iran, jadi saya tidak terkejut jika mereka menghancurkan kapal induk replika itu,” kata analis tersebut.
Menurut seorang pejabat AS, tahun-tahun belakangan ini, Iran banyak melakukan manuver tegas di Teluk Persia. Kapal-kapal mereka sering mengerumuni kapal perang AS yang melewati Selat Hormuz namun hingga saat ini belum ada gangguan dalam operasi AS. (Artlr)
Editor : Teguh Windharto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar