Rabu, 26 Maret 2014

Panglima Evaluasi Penempatan Tank Di Perbatasan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt-hlk4_8QG830hrRoew143frlpZw7w6dQNqA9cYFIxLK6294owDVvwPlI_buJbsUry0rBJVieqHG4fSG9HiN7-PB9wRDAei60jh2_C8KkMZLrb-Sa9cQ_erOJdZ2rksjcPAnGgv1s_MQ/s1600/SCORPION.jpgJakarta Persoalan keamanan akan berkorelasi dengan kesejahteraan. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan penguatan keamanan tak akan berarti jika kesejahteraan di perbatasan tak ditingkatkan.

"Kita semua bersepakat bagi masyarakat perbatasan yang perlu dititikberatkann adalah persoalan kesejahteraan, infrastruktur untuk membuka keterisolasian, dan meningkatkan akses pendidikan serta kesehatan," kata Moeldoko seperti dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (20/3).

Panglima menambahkan persoalan keamanan tak akan muncul jika masyarakat di perbatasan sejahtera. "Saya kira sektor ekonomi harus menjadi concern kita di perbatasan, bukan masalah keamanan," katanya.

Meski begitu, TNI saat ini terus mengevaluasi pengenai penguatan pertahanan di perbatasan, khususnya perbatasan Indonesia dengan negara lain. Untuk alat utama sistem senjata (alutsista) misalnya, TNI berencana mengevaluasi penempatan alutsista di perbatasan. "Contohnya, penempatan tank di sana mungkin perlu kita lihat kembali apakah perlu ada penyesuaian atau tidak. Saat ini kita sedang evaluasi," kata Panglima.

TNI juga berencana menambah pos-pos di perbatasan. Keberadaan pos perbatasan sangat penting untuk memantau aktivitas di sana. Apalagi perbatasan Indonesia cukup panjang.

Di daratan kita berbatasan dengan negara Malaysia, Brunei, dan Papua New Guinea. Bentang perbatasan Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan lebih kurang 1.800 kilometer. Bentang perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea di Pulau Papua lebih kurang 2000 kilometer.

  ♞ Republika 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar