Selasa, 04 Maret 2014

Pasukan Rusia Beri Tembakan Peringatan ke Arah Prajurit Ukraina

Getty Images/Daily Mail Pasukan pro-Rusia yang menduduki pangkalan udara Belbek, dekat Sevastopol, Crimea memberikan tembakan peringatan ketika sekitar 300 prajurit Ukraina yang tak bersenjata mendatangi mereka.

KIEV, KOMPAS.com — Pasukan Rusia, Selasa (4/3/2014), melepaskan tembakan peringatan ke arah ratusan prajurit Ukraina di sebuah pangkalan militer di dekat kota Sevastopol, di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Crimea.

Pasukan pro-Rusia yang menduduki lapangan terbang Belbek, dekat Sevastopol, melepaskan tembakan ke udara ketika sekitar 300 orang prajurit Ukraina menghampiri mereka.

"Mereka melepaskan sejumlah tembakan ke udara dan mengancam akan menembak jika prajurit Ukraina terus mendekat," kata Oleksey Khramov, ujar seorang perwira di pangkalan militer itu.

Pasukan Ukraina, lanjut Khramov, yang tidak membawa senjata akhirnya memutuskan berhenti untuk menghindari konfrontasi.

Dalam rekaman video yang ditayangkan stasiun televisi Inggris, Sky, memperlihatkan seorang prajurit pro-Rusia mendekati pasukan Ukraina.

"Berhenti. Saya minta perwira kalian datang! Atau kami tembak kaki kalian," kata prajurit itu.

"Kalian akan membayar ini, kalian harus bertanggung jawab," ujar seorang prajurit Ukraina kesal.

Para prajurit pro-Rusia itu kemudian meminta para prajurit Ukraina tenang, tetapi menuduh mereka terlebih dahulu melakukan provokasi.

Pasukan pro-Rusia mengepung sejumlah pangkalan militer Ukraina di Crimea, pada saat kawasan otonomi berpenduduk Rusia itu masuk ke dalam pusaran konflik setela tergulingnya Presiden Viktor Yanukovych bulan lalu.

Meski ketegangan sangat terasa, hingga saat ini kekhawatiran adanya invasi militer Rusia belum terbukti.

"Tadi malam sangat tenang," kata juru bicara kementerian pertahanan Ukraina, Vladyslav Seleznyov, di ibu kota Simferopol.

Sebelumnya, Rusia mengultimatum pasukan Ukraina di Crimea untuk menyerang atau menghadapi serangan besar-besaran. Namun, Rusia membantah adanya ultimatum itu.

Editor : Ervan Hardoko
Sumber: AFP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar