Senin, 28 Desember 2015

Irak Bersihkan Ramadi, Mosul Menyusul?


Pasukan Irak setelah merebut Ramadi
Pasukan Irak setelah merebut Ramadi

Pasukan Irak mulai membersihkan jalan-jalan di Ramadi yang hancur akibat serangan bom pada Senin 28 Desember 2015 setelah merebut kembali kota itu dan meraih kemenangan besar dari kelompok ISIS.
Beberapa anggota ISIS diperkirakan berada di beberapa bagian kota namun pihak militer mengatakan mereka tidak menghadapi perlawanan sejak pasukan ISIS meninggalkan kawasan pemerintahan pada Minggu.

Warga Irak bersuka cita di jalan-jalan beberapa kota pada Minggu malam dan para pejabat memberi selamat kepada pasukan federal atas kemenangan besar mereka sejak kelompok bersenjata ISIS menguasai bagian luas negara pada tahun lalu.
“Pasukan keamanan saat ini mengendalikan seluruh jalan. Tidak ada perlawanan dari kelompok ISIS,” ujar Ibrahim al-Fahdawi, seorang perwira keamanan dari Provinsi Anbar dengan ibu kota Ramadi.
Bekas markas pemerintahan di Ramadi merupakan pusat pertempuran namun pasukan pemerintah tidak menyerbu ke dalam karena pasukan ISIS mundur dan seluruh wilayah kekuasaanya dipasangi ranjau.
Sejumlah bahan peledak dan kelompok pembersihan menghadapi tugas besar untuk membersihkan kota tempat kelompok bersenjata ISIS menebar ribuan bom di dalamnya.
“Kelompok ISIS telah menanam lebih dari 300 bahan peledak di jalan-jalan dan di dalam bangunan wilayah pemerintahan,” kata Brigadir Jenderal Majid al-Fatlawi dari divisi ke-8 militer.
“Mereka menggunakan segalanya dari botol oksigen hingga jeriken, yang berisi C-4 (bahan peledak plastik) dan klorin.” Beberapa pejabat setempat mengatakan kelompok ISIS menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup untuk kabur dari pertempuran saat menyadari situasi mereka di Ramadi terjepit.
Kelompok bersenjata ISIS diperkirakan memiliki pasukan sejumlah 400 orang untuk mempertahankan pusat Ramadi minggu lalu. Masih belum jelas berapa di antaranya yang tewas dan berapa yang mundur ke luar kota.

Mosul berikutnya?
Pihak berwenang Irak tidak mengumumkan angka kerusakan yang dialami pasukan federal namun pihak medis berkata kepada media bahwa hampir 100 pasukan pemerintah terluka dan dibawa ke rumah sakit di Baghdad pada Minggu.
Mayat para korban tewas dibawa langsung ke rumah sakit militer utama dekat bandara, kata seorang sumber rumah sakit, menjelaskan mengapa dia tidak dapat memberikan info terkait jumlah kematian.
Koalisi pimpinan Amerika Serikat memuji performa pasukan Irak dalam merebut kembali Ramadi, sebuah operasi dimana mereka berperan penting seperti dalam melatih pasukan setempat, mempersenjatai mereka dan melakukan apa yang mereka sebut dengan 600 serangan udara sejak Juli.
Ketua parlemen Irak merupakan salah satu pejabat pertama yang memberikan selamat kepada pasukan keamanan atas kemenangan mereka pada Minggu. “Kemenangan besar ini telah merusak kelompok bersenjata ISIS dan menunjukkan landasan untuk membebaskan Nineveh,” kata Salim al-Juburi dalam sebuah pernyataan.

Nineveh merupakan tempat kota kedua Irak, Mosul, berada, yang diklaim dikuasai oleh Abu Bakr al-Baghdadi lebih dari satu setengah tahun yang lalu.
Stasiun televisi nasional menunjukkan gambar warga Irak di jalan Baghdad, Karbala dan kota lainnya yang merayakan kemenangan atas Ramadi pada Minggu akhir.
Dorongan untuk militer Penduduk Anbar terhitung lebih dari sepertiga dari 3,2 juta orang yang terpaksa pindah akibat konflik yang dimulai sejak awal 2014.
Banyak di antaranya tinggal di wilayah Kurdistan di bagian utara dan beberapa terlihat merayakan disana pada Minggu, namun Ramadi hancur dan jalan menuju situasi normal kembali masih sangat jauh.
Menteri Pertahanan Irak, Khaled al-Obeidi, mengatakan minggu yang lalu bahwa pasukan Irak telah merebut kembali lebih dari setengah wilayah yang dikuasai kelompok ISIS pada Juni dan Agustus 2014.
Kemenangan di Ramadi terjadi menyusul operasi yang memperlihatkan pasukan Irak merebut kembali Baiji di bagian utara Baghdad, dan Sinjar yang menjadi penghubung kalangan minoritas Yazidi di bagian timur laut negara.
Kota Ramadi direbut kembali oleh pasukan Federal, dengan pasukan paramiliter yang didominasi oleh kelompok milisi Syiah yang didukung oleh Teheran, Mobilisasi Populer.
Banyak pesaing politik Perdana Menteri Haider al-Abadi mempertanyakan strateginya yang tidak mengikutsertakan kelompok itu dan bergantung kepada serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Pasukan Irak runtuh saat kelompok bersenjata ISIS menyerang Mosul pada Juni 2014 silam dan menguasai wilayah penting milik warga Arab Sunni Irak hampir tanpa perlawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar