Jumat, 25 Desember 2015

Rudal Koalisi Mengarah ke Libya

Jet tempur Rafale Prancis
Jet tempur Rafale Prancis
Angkatan Udara Perancis mengatakan akan menigkatkan hingga dua kali lipat penerbangan untuk misi intelijen, pengawasan dan pengintaian terhadap dua kota Libya yang merupakan basis ISIS untuk mengumpulkan informasi tentang pergerakan pasukan dan memetakan kemungkinan target serangan udara.
Sebuah pernyataan yang dirilis oleh presiden Prancis mengatakan penerbangan pengawasan selama ini dilakukan di kota Sirte dan Tobruk.

Penerbangan pengintaian dilakukan karena adanya permintaan untuk serangan militer Barat di Libya. ISIS diduga telah mengkonsolidasikan diri di Libya karena kehilangan sejumlah wilayah di Irak dan Suriah.
Minggu ini, media Israel melaporkan bahwa kelompok ISIS kini melatih pilot mereka untuk membangun angkatan udara menggunakan pesawat yang direbut dari pangkalan Libya. Selanjutnya, kelompok itu mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka telah mendirikan pasukan keamanan sendiri di Sirte dan menerbitkan gambar ratusan orang berseragam memegang senapan AK-47 dan berdiri di samping merek truk pickup Hilux Toyota lengkap dengan bendera ISIS.
Menurut pernyataan Prancis, penerbangan pengintaian direncanakan setelah Inggris dan Italia mempertimbangkan serangan militer ke Libya untuk menghentikannya konsolidasi ISIS di negara yang juga sangat tidak stabil pasca jatuhnya Moamar Khadafi karena dibantu barat.
Pejabat pemerintah Prancis telah mengambil kepemimpinan untuk upaya serangan militer di Libya, dengan Perdana Menteri Perancis Manuel Valls memperingatkan bahwa Libya menjadi risiko jika Barat gagal untuk mengambil tindakan militer untuk menghentikan itu.
“Kita hidup dengan ancaman teroris. Kami memiliki musuh bersama, ISIS yang harus kita kalahkan dan hancurkan di Irak dan Suriah, dan mungkin besok di Libya,” katanya kepada radio Europe 1 pada 11 Desember.
Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Panel Ahli Libya PBB awal pekan ini, kelompok ISIS memiliki hampir 3.000 pejuang yang menerima dukungan langsung dan bimbingan dari para komandan dari kelompok yang berada Raqqa di Suriah dan Mosul di Irak.
Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian juga menyerukan negara-negara Barat untuk mendukung tindakan tepat waktu untuk menghentikan ISIS dengan mengambil keuntungan dari kekacauan politik dan keamanan yang ada di Libya.
Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan mengirim hingga 1.000 tentara untuk mendukung Italia yang telah mengusulkan mengirimkan 6.000 tentara untuk melatih Angkatan Darat Libya guna melawan ISIS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar