Senin, 28 Desember 2015

Terungkap, Penembakan Boeing 747 Korea Selatan Oleh Soviet adalah Kecelakaan (Busuknya Amerika)

korea

Kementerian Luar Negeri Jepang akhirnya membuka dokumen diplomatik tentang penembakan pesawat Korean Air Boeing-747 oleh pesawt Uni Soviet. Yang mengejutkan dokumen itu membuktikan bahwa salah satu insiden paling mematikan terhadap pesawat sipil itu merupakan kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan. Hal ini bertentangan dengan apa yang disebut Amerika sebagai tindakan “barbarisme” untuk meyakinkan dunia dalam beberapa dekade.

Pada tanggal 1 September 1983 pesawat Uni Soviet menembak jatuh Penerbangan 007 Korean Air di Pulau Sakhalin saat dalam perjalanan dari New York ke Seoul melalui Anchorage, Alaska. Bencana itu merenggut 269 nyawa penumpang dan awak kapal.

“Jangan salah tentang hal itu, serangan ini tidak hanya terhadap diri kita sendiri atau Republik Korea. Ini adalah serangan Uni Soviet melawan dunia dan prinsip-prinsip moral yang membimbing hubungan manusia antara orang-orang di mana-mana. Itu adalah tindakan barbarisme yang lahir dari masyarakat yang ceroboh dan mengabaikan hak-hak individu dan nilai kehidupan manusia dan berusaha terus-menerus untuk memperluas dan mendominasi negara-negara lain,” demikian kata Presiden AS Ronald Reagan dalam pidato televisi menyusul jatuhnya dari pesawat Korea.
Dokumen diplomatik yang dibuka ke publik baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Jepang mengkonfirmasi bahwa pesawat penumpang itu jatuh karena kesalahan. Sesuatu yang hampir pasti Washington pasti tahu karena dokumen itu juga pasti dibaca oleh Amerika.
Dua bulan setelah kejadian diplomat Tokyo secara rahasia menginformasikan kepada pejabat tinggi pemerintahan Reagan bahwa Uni Soviet telah bingung karena menganggap Penerbangan 007 Korean Air sebagai pesawat pengintai RC-135 AS dan menembak jatuh pesawat penumpang secara tidak sengaja.
AS berencana untuk menemukan kotak hitam dari pesawat penumpang tetapi didahului oleh Uni Soviet yang menemukan kotak hitam pertama. Semua data diuraikan oleh Uni Soviet setelah bencana itu dan diserahkan ke Korea Selatan pada tahun 1992 oleh Presiden Rusia Boris Yeltsin.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional melakukan penyelidikan kasus ini dan menyimpulkan bahwa pesawat penumpang  naas telah menyimpang dari jalur awal karena kesalahan pilot Korea dan kemudian keliru menerobos ke wilayah udara Soviet.
Lebih rumit lagi pesawat tidak menanggapi peringatan dan mengabaikan upaya jet tempur Sukhoi Su-15 Soviet untuk mengawal keluar dari wilayah udara Uni Soviet.

Perlu dicatat bahwa selama penerbangan pesawat itu menuju ke zona militer strategis terbatas Uni Soviet dan disebut sebagai pesawat dengan  perilaku aneh. Ditambah dengan tidak bisa dikontak, Soviet memutuskan bahwa itu adalah sebuah pesawat mata-mata Amerika untuk mencari informasi sensitif. Dalam situasi yang gelap hampir tidak mungkin Su-15 Soviet untuk mengidentifikasi pesawat secara visual.
“Pada kompas pos magnetik dari 246 derajat, KE007 menuju hampir langsung ke pangkalan angkatan laut Soviet di Petropavlovsk di Semenanjung Kamchatka. Di tempat ini sembilan kapal selam bertenaga nuklir Soviet ditempatkan termasuk 29 rudal yang dibawa kapal selam,” tulis wartawan Australia Murray Sayle dalam esainya berjudul ” “KE007 A Conspiracy of Circumstance” pada tahun 1985mengutip Alexander Dallin, seorang sejarawan Amerika Uni Soviet.
Setelah serangkaian manuver mencegat penyusup tidak membuahkan hasil, pilot Soviet diperintahkan untuk menembak pesawat. Pesawat memang telah bergerak meninggalkan wilayah udara Soviet. Dan Moskow menduga hal itu dilakukan karena pesawat mata-mata itu sudah mendapat data yang sangat rahasia.
Washington memutuskan untuk menggunakan kecelakaan tragis itu untuk keuntungan sendiri. Pentagon tampaknya telah dicegat komunikasi radio antara Su-15 dan pangkalan militer Soviet. Pejabat Washington mengakui bahwa ada operasi intelijen yang dilakukan oleh AS di dekat instalasi Soviet di Sakhalin pada malam kejadian, menurut Sayle.
Ini episode sejarah Soviet yang telah lama digunakan oleh Washington sebagai bukti dari “ancaman besar” dari sistem Soviet untuk kemanusiaan. Namun, dokumen yang dirilis Korea yang menyebutkan bahwa kejadian itu sebagai kecelakaan akibat kegagalan komunikasi akhirnya membuktikan bahwa tudingan Amerika telah salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar