Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Ketua Presidium Majelis Tinggi Korea Utara, Kim Yong Nam menyampaikan salam dari Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. (Reuters/Tatan Syuflana/POOL)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konferensi Asia Afrika sudah berlalu, namun masih terdapat cerita yang tercecer dari berbagai pertemuan bilateral yang dilangsungkan oleh para pemimpin negara, salah satunya adalah saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan delegasi dari Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi, didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Ketua Presidum Majelis Tinggi Korea Utara, Kim Yong Nam dan rombongan di Ruang Kakatua Room di Jakarta Convention Center, Kamis (23/4).
Pertemuan keduanya berlangsung tertutup. Media hanya diperbolehkan untuk mengabadikan momen ketika Kim Yong Nam dan rombongan berjalan masuk menuju ruang Kakatua, dan berjabat tangan dengan Presiden Jokowi yang telah menunggu di pintu masuk.
Awak media juga diperbolehkan memotret dan merekam pertemuan selama beberapa menit pertama, ketika rombongan kedua negara duduk berhadapan.
Dalam waktu beberapa menit tersebut, terdengar hal pertama yang diucapkan Kim Yong Nam kepada Jokowi adalah salam dari pemimpin Korea Utara.
"Pertama-tama, kami mengucapkan salam dari pemimpin kami, Pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Jong-un," kata Kim Yong Nam kepada Jokowi.
Kim Yong Nam juga mengungkapkan apresiasi dan selamat kepada Indonesia atas perhelatan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Jakarta dan Bandung.
Setelahnya, awak media diarahkan oleh pihak penyelenggara untuk keluar dari ruangan tersebut, sehingga tidak terdengar lagi apa yang dibicarakan keduanya dalam pertemuan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir mengungkapkan bahwa tidak banyak hal yang dibahas dalam pertemuan yang dilangsungkan dalam waktu yang sempit itu. Pasalnya, tak lama setelah itu, Jokowi juga dijadwalkan akan memberikan pidato penutupan KAA di Plenary Hall.
"Harapan Korut, dalam konteksnya KAA, bisa membantu pembangunan negara-negara Asia Afrika. Lebih kepada kita bisa menggerakan kerjasama Selatan-Selatan yang membantu seluruh negara Asia-Afrika," kata Tata, sapaan akrab Arrmanatha, memaparkan hasil pertemuan tersebut, Kamis (23/4).
Sementara Jokowi, Tata melanjutkan, menyambut baik kehadiran Korea Utara dan setuju dengan harapan tersebut. Tata juga mengungkapkan tidak ada rencana pertemuan khusus antar Menteri Luar Negeri Korea Utara dan Menlu RI dalam waktu dekat.
Menurut situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dalam pertemuan itu, Kim Yong Nam mengungkapkan bahwa dia menyakini penyelenggaraan peringatan 60 tahun KAA angat bermanfaat bagi perjuangan Gerakan Non Blok (GNB).
Dia menekankan bahwa Korea Utara memandang perlu untuk meningkatkan kerjasama di kawasan, terutama terkait dengan situasi dunia dan kawasan saat ini.
Selain dengan Korea Utara, Jokowi menggelar total 15 pertemuan bilateral selama dua hari rangkaian peringatan 60 tahun KAA di Jakarta. Kepala negara yang bertemu dengan Jokowi antara lain dari Tiongkok, Jepang, Thailand, Iran, Vietnam, Zimbabwe, Swaziland, Bangladesh, Madagaskar, Mesir, Nepal, Timor Leste, dan negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
Perhelatan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika dilanjutkan di Bandung pada hari ini, Jumat (24/4). Acara dimulai dengan napak tilas yang dilakukan oleh 22 kepala negara dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka tepat pukul 09.17. (ama/stu)
Pada kesempatan tersebut, Jokowi, didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Ketua Presidum Majelis Tinggi Korea Utara, Kim Yong Nam dan rombongan di Ruang Kakatua Room di Jakarta Convention Center, Kamis (23/4).
Pertemuan keduanya berlangsung tertutup. Media hanya diperbolehkan untuk mengabadikan momen ketika Kim Yong Nam dan rombongan berjalan masuk menuju ruang Kakatua, dan berjabat tangan dengan Presiden Jokowi yang telah menunggu di pintu masuk.
Awak media juga diperbolehkan memotret dan merekam pertemuan selama beberapa menit pertama, ketika rombongan kedua negara duduk berhadapan.
Dalam waktu beberapa menit tersebut, terdengar hal pertama yang diucapkan Kim Yong Nam kepada Jokowi adalah salam dari pemimpin Korea Utara.
"Pertama-tama, kami mengucapkan salam dari pemimpin kami, Pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Jong-un," kata Kim Yong Nam kepada Jokowi.
Kim Yong Nam juga mengungkapkan apresiasi dan selamat kepada Indonesia atas perhelatan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Jakarta dan Bandung.
Setelahnya, awak media diarahkan oleh pihak penyelenggara untuk keluar dari ruangan tersebut, sehingga tidak terdengar lagi apa yang dibicarakan keduanya dalam pertemuan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir mengungkapkan bahwa tidak banyak hal yang dibahas dalam pertemuan yang dilangsungkan dalam waktu yang sempit itu. Pasalnya, tak lama setelah itu, Jokowi juga dijadwalkan akan memberikan pidato penutupan KAA di Plenary Hall.
"Harapan Korut, dalam konteksnya KAA, bisa membantu pembangunan negara-negara Asia Afrika. Lebih kepada kita bisa menggerakan kerjasama Selatan-Selatan yang membantu seluruh negara Asia-Afrika," kata Tata, sapaan akrab Arrmanatha, memaparkan hasil pertemuan tersebut, Kamis (23/4).
Sementara Jokowi, Tata melanjutkan, menyambut baik kehadiran Korea Utara dan setuju dengan harapan tersebut. Tata juga mengungkapkan tidak ada rencana pertemuan khusus antar Menteri Luar Negeri Korea Utara dan Menlu RI dalam waktu dekat.
Menurut situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dalam pertemuan itu, Kim Yong Nam mengungkapkan bahwa dia menyakini penyelenggaraan peringatan 60 tahun KAA angat bermanfaat bagi perjuangan Gerakan Non Blok (GNB).
Dia menekankan bahwa Korea Utara memandang perlu untuk meningkatkan kerjasama di kawasan, terutama terkait dengan situasi dunia dan kawasan saat ini.
Selain dengan Korea Utara, Jokowi menggelar total 15 pertemuan bilateral selama dua hari rangkaian peringatan 60 tahun KAA di Jakarta. Kepala negara yang bertemu dengan Jokowi antara lain dari Tiongkok, Jepang, Thailand, Iran, Vietnam, Zimbabwe, Swaziland, Bangladesh, Madagaskar, Mesir, Nepal, Timor Leste, dan negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
Perhelatan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika dilanjutkan di Bandung pada hari ini, Jumat (24/4). Acara dimulai dengan napak tilas yang dilakukan oleh 22 kepala negara dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka tepat pukul 09.17. (ama/stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar