Kanwa Defense Review, sebuah majalah militer berbahasa Cina yang berbasis di Kanada dalam laporan edisi Maret mengatakan tidak peduli China akan memiliki tiga kapal induk dalam 10 tahun ke depan misalnya, tetapi tetap ada kesenjangan jauh dengan Amerika.
Menurut laporan itu, situasi akan mirip dengan Perang Falklands antara Argentina dan Inggris pada tahun 1982. Dalam konflik 74-hari di mana Inggris merebut kembali pulau-pulau setelah invasi Argentina, Kapal Induk Argentina ARA Veinticinco de Mayo tidak efektif karena kesenjangan yang cukup besar dalam kemampuan tempur dan pengalaman.
Inggris kala itu mengerahkan setidaknya dua kapal selam nuklir yang merupakan ancaman terbesar bagi kapal induk. Salah satunya, HMS Conqueror yang menenggelamkan kapal Argentina General Belgrano, setelah itu sisa armada Argentina kembali ke pelabuhan dan menyerahkan kontrol angkatan laut kepada Inggris. ”Inggris menang karena lebih baik untuk melindungi kapal induk dan mengambil keuntungan dari kurangnya kemampuan anti-kapal selam Argentina”, kata laporan itu sebagaimana dikutip Want China Times Senin 09 Maret 2015.
Inggris juga memiliki pengalaman operasional yang jauh lebih banyak dan kemampuan serangan udara, yang mematikan bagi pesawat operator dalam pertempuran modern.
Pesawat anti-kapal selam China lebih juga berada belakang jika dibandingkan dengan teknologi Amerika Serikat dan Jepang. Jepang memiliki lebih dari 80 P-3 Orion pesawat anti-kapal selam, sementara AS memiliki yang lebih canggih lagi P-8 Poseidon. Di sisi lain China hanya memiliki dua Y-8GX6 – atau Gaoxin-6 – pesawat anti-kapal selam.
Di bawah gelombang, AS memiliki 61 kapal selam nuklir, sementara Jepang memiliki sekitar 16 kapal selam konvensional. Semuanya dilengkapi dengan rudal jarak jauh anti-kapal.
Di udara, AS akan beralih selama 30 tahun ke depan dengan pesawat canggih F-35C / B, yang memiliki kemampuan siluman yang lebih baik dan jarak jauh daya menyerang daripada jet tempur China.
Dalam hal fungsi, AS memiliki beragam rudal anti-kapal termasuk 370-kilometer-range AGM-158, 130-km-range AGM-154 dan 270-km-range AGM84H / K, dengan panjang rudal anti-kapal yang mampu menghantam sasaran hampir 1.000 km jauhnya masih dalam pengembangan. Dalam serangan udara, AS dapat meluncurkan lebih dari seratus hulu ledak di bawah satu menit, lebih dari sistem pertahanan rudal saat ini dapat menangkis.
Dengan demikian, laporan itu mengatakan satu-satunya langkah untuk China dalam hipotetis konflik angkatan laut akan menghindari pertempuran kapal induk, tetapi juga hal ini menunjukkan PLA harus secara substansial meningkatkan kemampuan pertahanan udara dan anti-kapal selam untuk mengejar kesenjangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar