REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menggantikan pesawat tempur
F-5/Tiger yang dianggap sudah lewat masa pakainya, pemerintah Indonesia,
lewat Kementerian Pertahanan (Kemenhan), memutuskan akan mendatangkan
pesawat tempur Sukhoi generasi terbaru, Su-35.
Kemenhan juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah Rusia selaku negara produsen pesawat tempur tersebut. Menanggapi rencana ini, Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terakhir soal rencana tersebut, termasuk dengan adanya perjanjian kerjasama dan pembelian pesawat tempur yang masuk dalam kategori generasi 4,5 tersebut.
''Untuk perjanjian belum, tapi kan semua memang harus ada prosedurnya,'' kata Gatot usai memimpin upacara apel kesiapan Satgas Operasi Kebakaran Hutan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (10/9).
Lebih lanjut, mantan Pangkostrad itu menjelaskan, dalam setiap rencana pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), termasuk pembelian pesawat tempur baru, Mabes TNI selalu melakukan perencanaan dari bawah dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta hal-hal yang diperlukan dari TNI AU.
Kemudian Mabes TNI akan melanjutkan permintaan itu ke Kemenhan untuk bisa segera ditindaklanjuti ke proses pembelian. Gatot menambahkan, pemilihan pesawat tempur Sukhoi/Su-35 sudah menjadi keputusan final dari TNI AU untuk bisa menggantikan pesawat tempur F-5/Tiger.
Bahkan, Panglima TNI menyatakan, hampir semua prajurit TNI AU mempunyai mimpi untuk bisa memiliki pesawat Sukhoi/Su-35 tersebut. ''Ya, semua mimpi prajurit Angkatan Udara adalah memiliki Sukhoi 35, karena sekarang pesawat yang tercanggih kan itu (Su-35). Semuanya kepingin itu kan,'' lanjut mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu.
Kemenhan juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah Rusia selaku negara produsen pesawat tempur tersebut. Menanggapi rencana ini, Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terakhir soal rencana tersebut, termasuk dengan adanya perjanjian kerjasama dan pembelian pesawat tempur yang masuk dalam kategori generasi 4,5 tersebut.
''Untuk perjanjian belum, tapi kan semua memang harus ada prosedurnya,'' kata Gatot usai memimpin upacara apel kesiapan Satgas Operasi Kebakaran Hutan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (10/9).
Lebih lanjut, mantan Pangkostrad itu menjelaskan, dalam setiap rencana pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), termasuk pembelian pesawat tempur baru, Mabes TNI selalu melakukan perencanaan dari bawah dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta hal-hal yang diperlukan dari TNI AU.
Kemudian Mabes TNI akan melanjutkan permintaan itu ke Kemenhan untuk bisa segera ditindaklanjuti ke proses pembelian. Gatot menambahkan, pemilihan pesawat tempur Sukhoi/Su-35 sudah menjadi keputusan final dari TNI AU untuk bisa menggantikan pesawat tempur F-5/Tiger.
Bahkan, Panglima TNI menyatakan, hampir semua prajurit TNI AU mempunyai mimpi untuk bisa memiliki pesawat Sukhoi/Su-35 tersebut. ''Ya, semua mimpi prajurit Angkatan Udara adalah memiliki Sukhoi 35, karena sekarang pesawat yang tercanggih kan itu (Su-35). Semuanya kepingin itu kan,'' lanjut mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu.
Tidak hanya itu, Gatot berharap, TNI bisa
mendapatkan pesawat tempur itu dalam jumlah yang cukup banyak. Namun,
Panglima TNI menyerahkan sepenuhnya kepada kemampuan anggaran dari
pemerintah. ''Ya sebanyak-banyaknya, tapi itu tergantung dari
anggarannya,'' lanjut Gatot.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu,
mengakui, pihaknya memang telah memutuskan untuk mendatangkan pesawat
tempur Sukhoi/Su-35. Menhan pun menyebutkan, keputusan pembelian Su-35
ini sudah berdasarkan kajian dan usulan dari Panglima TNI dan Kepala
Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar