Menjelang kunjungan PM Narendra Modi ke Moskow pada Desember 2015 nanti, India telah meminta agar Rusia mengizinkan pilot Angkatan Udara India menerbangkan jet tempur T-50 PAK-FA untuk mengevaluasi kemampuannya.
Fakta bahwa India membutuhkan FGFA [Fifth Generation Fighter Aircraft], yang menggabungkan kemampuan siluman, super cruise, super manuver, fusi data dan integrasi multi-sensor pada single fighter, di tahun-tahun ke depan tidak dapat diperdebatkan.
India memiliki pilihan terbatas. Untuk memproduksi sendiri jelas mimpi karena membuat jet tempur generasi keempat Tejas telah mengalami banyak masalah dan berlarut-larut.
Setelah berulang kali menolak tawaran pembangunan jet tempur siluman dari AS, India kemudian memilih bekerja sama mengembangkan dan co-produksi Sukhoi T-50 dengan Rusia setidaknya tiga tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh kontrak desain awal senilai US$295 juta pada bulan Desember 2010.
India, di sepanjang jalan, juga memangkas kebutuhannya awalnya 166 pesawat kursi tunggal dan 48 pesawat dua kursi hanya tinggal menjadi 127 jet kursi tunggal. Biaya proyek secara keseluruhan untuk membuat semua 127 pesawat di India dipatok sekitar US$ 25 miliar. Tapi teknis, biaya dan jangka waktu pengiriman menjadi tidak jelas.
Sehingga kunjungan Modi ke rusia akan mematahkan kebuntuan pada program ini. India, ingin Rusia untuk menekan waktu pengiriman ke sekitar 36 bulan dari aslinya 94 bulan.
Desakan ini muncul setelah India menemui kebuntuan dalampengadaan MMRCA (medium multi role combat aircraft) senilai US$20 miliar untuk pengadaan 126 jet tempur Rafale yang kemudian pada April diputuskan India akhirnya hanya membeli 36 pesawat dalam bentuk jadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar