Meriam 155mm KH-179 buatan Korea Selatan (photo : Kaskus Militer)
PONTIANAK - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mulai memobilisasi 12 unit meriam canggih buatan Korea Selatan, Howitzer 155 mm KH-179, yang punya jarak tembak efektif 30 kilometer di perbatasan dengan Negara Bagian Sabah dan Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
Meriam Howitzer 155 milimeter KH-179 dibeli sebanyak 18 unit senilai US$ 944.000 pada tahap pertama tahun anggaran 2015, dengan rincian 6 unit ditempatkan di Aceh lingkungan Kodam I/Iskandar Muda.
Enam unit di Ngabang di lingkungan Kodam XII/Tanjungpura (Kalimantan Barat – Kalimantan Tengah) dan 6 lagi di Berau di lingkungan Kodam VI/Mulawarman (Kalimantan Utara – Kalimantan Timur).
Penyambutan 6 pucuk meriam Howitzer 155 milimeter KH-179 di perbatasan Provinsi Kalimantan Barat, dipimpin oleh Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Toto Rinanto di Makodam XII/Tanjungpura, Jalan Mayor Muhammad Alianjang, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Senin (7/9) pagi.
Menurut Toto, enam pucuk meriam canggih untuk memperkuat pengamanan kawasan perbatasan ditempatkan di Markas Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 16/105 Tarik, Ngabang, Kabupaten Landak. “Uji coba kecanggihan meriam Howitzer 155 milimeter KH-179 dilakukan di pesisir Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Selasa, 17 Maret 2015,” ujar Toto.
Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) terbaru Kodam XII/Tanjungpura sudah merapat di Dermaga Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XII/ Pontianak, Jumat, 4 September 2015. Dari Lantamal XII/Pontianak, ditarik dengan menggunakan truk militer khusus ke Makodam XII/Tanjungpura, Jalan Mayor Muhammad Alianjang 1, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Howitzer 155 milimeter KH-179, produksi Hyundai-WIA, Korea Selatan, menggunakan sistem tarik M114A1.
Pengoperasiannya butuh dua awak untuk mengubah arah meriam, prajurit awak penembak di kiri memutar roda untuk mengubah arah horizontal (traverse). Sementara prajurit di kanan sebagai asisten penembak memutar roda untuk mengubah elevasi vertikal moncong meriam. Satu prajurit lagi bertugas sebagai pengarah dan membidik melalui teleskop dengan pembesaran 4x dan dial sight, atau bila diperlukan mengoperasikan Kh-179 untuk dukungan tembakan langsung (direct fire) menggunakan teleskop khusus lainnya yang memiliki pembesaran 3,5x.
Sistem KH-179 menerapkan dua tabung berbeda penahan kejut (hydraulic dampers/ hydropneumatic shock absorber) dan satu tabung lain untuk pengembali ke depan (recuperator), yang dianggap mampu memperpanjang umur pakai meriam. Pada saat penembakan, ada pasak bisa diturunkan ditanam dan menambah kestabilan penembakan.
Dijelaskan Toto, meriam TNI AD bakal mendapatkan 54 pucuk meriam KH-178 dari Korea Selatan untuk melengkapi 3 batalyon yang mampu menembakkan seluruh munisi 155 mm termasuk munisi khusus berpendorong roket atau Rocket Assisted Projectiles (RAP). Kecepatan tembaknya apabila digunakan secara kontinyu maksimal 4 peluru per menit. Toto menuturkan, tahun 2015 Kodam XII/Tanjungpura menerima pengalihan penempatan tank Scorpion dan Markas Komando Batalyon Kavaleri sedaang dibangun di Peniti, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Pengalihan tank Scorpion produksi Inggris dari Yonkav Kostrad ke Yonkav Kodam XII Tanjungpura, karena disesuaikan dengan struktur tanah dan jalan di Kalimantan Barat bagi peralatan tempur seberat 80 ton per unit. Meskipun tank Scorpion tergolong ringan dan laras meriam diamater 76 mm (sedangkan laras meriam Leopard mencapai 120 mm), tetap sangat dibutuhkan untuk memperkuat wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
(Sinar Harapan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar