Senin, 25 Januari 2016

India Kembali ke Jalur Siluman

t-50
Angkatan Udara India (IAF) setidaknya dalam dua tahun terakhir mengkritik tajam program pembangunan pesawat generasi kelima atau fifth generation fighter aircraft (FGFA) yang dibangun bersama Rusia. Kritikus mengatakan FGFA telah dibekukan untuk memberi jalan mulus kepada Rafale Prancis.
Namun ternyata kenyataanya tidak demikian. FGFA tetap hidup di India. Bulan lalu negosiator India dan Rusia bahkan telah mencapai terobosan besar dengan menyetujui untuk terus mengembangkan FGFA dengan biaya sebesar US$ 4 miliar di India. Yang akan membuka pintu untuk membangun 250 jet tempur siluman untuk menggantikan Sukhoi-30MKI India.

Sejak 2008, India dan Rusia masing-masing telah menggelontorkan anggaran US$5,5 miliar yang karena pengaruh inflasi kemudian berkembang menjadi US$ 6 miliar.
Sebagaimana dilaporkan Business Standard Senin 25 Januari 2016, saat ini negosiator dari Hindustan Aeronautics Ltd dan Sukhoi telah sepakat untuk melakukan 40 persen ini lebih murah dari rencana awal yakni US$4 miliar yang dibagi tujuh tahun. Pada tahun pertama setelah penandatanganan, masing-masing pihak akan membayar US$1 miliar dan US$500 juta untuk setiap tahun berikutnya.
Sukhoi telah melakukan uji terbang prekursor FGFA, yang Rusia menyebutnya dengan PAK-FA (Perspektivny Aviatsionny Kompleks Frontovoy Aviatsii) atau Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation.
Proyek FGFA akan melakukan peningkatan PAK-FA secara signifikan untuk memenuhi spesifikasi IAF. IAF ingin 50 perbaikan dari PAK-FA, termasuk radar 360 derajat dan mesin yang lebih kuat.
Kontrak penelitian dan pengembangan akan memvisualisasikan prototipe pesawat tempur terbang di India dalam waktu tiga tahun. Secara total, 11 prototipe akan dibangun – delapan untuk Angkatan Udara Rusia, dan tiga untuk India.
Setiap negara telah menghabiskan US$295 juta pada kontrak desain awal. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Manohar Parrikar kepada parlemen pada tanggal 4 Agustus 2015. Kontrak desain awal ini meliputi konfigurasi rinci pesawat dan selesai pada Juni 2013.
Setelah itu seharusnya segera diikuti dengan kontrak penelitian dan pengembangan. Tetapi Angkatan Udara India sepertinya memilih keluar dari FGFA. Sebagaimana dilaporkan Business Standard 21 Januari 2014 yang menyebutkan dalam pertemuan tingkat tinggi di New Delhi dicapai sejumlah kesimpulan. Salah satunya Rusia tidak akan berbagi informasi desain kritis dengan India. Selain itu) mesin The PAK-FA tidak memadai, menjadi hanya upgrade mesin Sukhoi-30MKI. India juga harus membayar US$ 6 miliar untuk co-mengembangkan FGFA. Tetapi dengan adanya kesepakatan negosiator baru ini maka jalur FGFA sepertinya telah kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar