Senin, 30 November 2015

Kecil Tapi Mematikan: Militer UEA Kian Kuat


F-16 Uni Emirat Arab
F-16 Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab (UEA) perlahan tapi pasti menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan tidak hanya di Timur Tengah, tapi juga di luar wilayah tersebut. Di tengah persaingan Arab Saudi dan Iran untuk menjadi yang terkuat di di Timur Tengah, UEA terus meningkat kekuatan militernya.
Antara 2010 dan 2014, UEA adalah pengimpor terbesar kedua senjata AS secara global, pembeli terbesar ketiga dari senjata Prancis dan pelanggan terbesar senjata Italia.

Negara kecil di Semenanjung Arab sudah menjadi salah satu pelanggan terbaik Lockheed Martin. Dan yang paling penting, Sheik Mohamed bin Zayed Al Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi dan yang secara de facto menjadi pemimpin nasional, dipercaya di Washington dan disukai di Moskow.
Awal tahun ini, Lockheed Martin menerima kontrak US$174 juta untuk memproduksi rudal taktis permukaan ke permukaan jarak jauh, atau ATACMS.
Terlepas dari kenyataan bahwa Amerika Serikat pasti akan turun tangan untuk membantu UAE jika ada invasi militer, Sheikh Mohamed selalu disibukkan dengan keamanan negaranya.
Sheikh Mohamed adalah seorang tentara yang berpengalaman. Rencananya adalah untuk memiliki kekuatan militer yang dapat menahan setiap agresor asing dalam waktu cukup lama sampai Amerika Serikat campur tangan untuk membantu.  Bloomberg melaporkan, orang ini juga sangat paham tentang peralatan militer.
“UEA tidak mampu untuk hanya duduk di sana dan berpura-pura menjadi Swiss di tengah seluruh wilayah yang panas,” kata Mishaal Al Gergawi, Direktur Pusat Penelitian Delma Institute, seperti dikutip Bloomberg.
Saat ini, militer UEA terlibat di Yaman untuk melawan Houthi dan di Suriah untuk menyerang ISIS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar