“Mereka lagi ngebor-ngebor di wilayah kita, kita curiga,” ujar Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko Rabu 27 April 2016.
Sri mengatakan pasukannya mencurigai para pekerja itu melakukan aksi mata-mata. Dugaan itu makin kuat karena para pekerja itu mengenakan baju layaknya tentara, para pekerja itu juga tak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris.. “Bajunya mirip-mirip tentara, tapi setelah diperiksa ini lebih ke masalah administrasi,” ucapnya.
Direktur PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan, mengatakan, pegawai yang ditangkap itu bekerja tanpa izin KCIC. “Mereka itu vendor soil investigasi dan tidak ada kontrak dengan KCIC, bekerja di Halim tanpa persetujuan KCIC,” ujar Budi.
Dia mengatakan, kemungkinan vendor itu sedang melakukan kejar target sehingga tidak mempunyai izin tapi nekat bekerja. “Jadi vendor ini bekerja atas arahan konsultan perencana design dari China yang tidak terlalu mengerti prosedur di Indonesia. Mereka mengejar waktu saja,” ujarnya.
Direktorat Jenderal Imigrasi tengah berkoordinasi dengan TNI AU untuk mengetahui secara pasti kegiatan lima WNA tersebut di wilayah Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar