Jan Pieter Ate, Direktur Kerjasama Internasional di Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan kepada Ria Novosti Senin 2 November 2015 Indonesia tertarik untuk membeli 32 pesawat canggih. Berbeda dengan pernyataan Menhan, Ate mengataka keputusan tentang pemasok belum dibuat dan saat ini Indonesia tidak terlibat dalam negosiasi langsung dengan Rusia.
Pejabat itu mengatakan menurut hukum Indonesia, kontrak untuk pembelian persenjataan asing harus memerlukan transfer minimal 35 persen dari teknologi. Ate menambahkan bahwa perjanjian seperti itu dengan Rusia masih harus dibuat.
Sejauh ini Indonesia terus didekati sejumlah produsen pesawat. Beberapa waktu lalu Lockheed Martin memboyong simulator F-16 Viper yang merupakan varian paling canggih dari F-16. Sementara Swedia juga menawarkan paket murah dari sistem pertahanan udara. Tidak hanya pesawat Gripen yang ditawarkan tetapi juga pesawat AWACS. Swedia juga menyatakan siap untuk berbagi teknologi dengan Indonesia.
Su-35 pesawat tempur Rusia pertama kali diperkenalkan kepada khalayak asing di Paris Air Show 2013 sebagai pesawat generasi 4 ++ yang merupakan turunan dan upgrade berat dari Su-27 multirole fighter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar