Jakarta
☆ Indonesia sudah menandatangani
kontrak pembelian 3 kapal selam dengan Daewoo Shipbuilding Marine
Enginerering (DSME) asal Korea Selatan (Korsel). Harga 3 kapal selam
Korsel kelas Changbogo tersebut mencapai US$ 1,08 miliar atau kurang
lebih Rp 10,8 triliun.
Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kementerian Pertahanan Rachmad Lubis pemilihan kapal selam Korsel karena lebih murah daripada produk kapal selam lain, namun kualitasnya baik.
Rachmad mengatakan harga kapal selam dari negara lain mencapai US$ 450 juta-US$ 500 juta per unit atau kurang lebih Rp 4,5 triliun sampai Rp 5 triliun per unit.
"Salah satunya lebih murah, 3 kapal selam dari Korsel itu harganya US$ 1.080 juta (US$ 1,08 miliar). Dengan angka itu nggak mungkin dapat dari Eropa. (Negara) yang lain itu sekitar US$ 450-500 juta untuk satu kapalnya," ungkap Rachmad usai rapat dengan Komisi I DPR di Jakarta (17/2/2014)
Selain itu, Rachmad mengungkapkan pertimbangan dipilihnya Korsel sebagai mitra adalah karena dari segi kualitas yang dianggapnya mumpuni, dan memiliki kemampuan cepat.
"Setiap kita beli itu selalu yang murah, bagus, cepat dan kalau rusak bisa diperbaiki," katanya.
Ia juga mengatakan faktor pelayanan lebih baik juga menjadi alasan dipilihnya Korsel. Pertimbangan lainnya yang sangat penting adalah, pihak Daewoo Korsek mau membagi ilmu atau transfer of technology (ToT). Proses ToT dilakukan dengan membimbing PT PAL Indonesia untuk membuat kapal selam sendiri di Surabaya. "Pelayanan lebih baik, membagi ilmunya juga mau, mereka mau datang ramai ke sini untuk membimbing PAL," ucapnya.
Secara kualitas, ia mengaku kapal selam Korsel ini cukup canggih setara dengan kapal selam sejenis. Misalnya kapal dengan berat 1.600 ton ini memiliki senjata terpedo.
"Kecanggihan diesel elektrik relatif sama dengan yang lain harus senyap tahan lama, senjata harus standard dengan kapal," pungkas.
Sebelumnya, satu dari tiga kapal selam kelas Changbogo yang dipesan Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) mulai diproduksi tahun ini di Korsel. Rencananya satu unit lagi kapal selam akan dibuat di Korsel dengan melibatkan BUMN PT PAL.
Sedangkan sisanya akan dibuat di Indonesia sebagai bagian dari program transfer of technology (ToT) untuk Indonesia di galangan PT PAL, Surabaya.
Seperti diketahui Kementerian Pertahanan pada akhir Desember 2011 lalu menandatangani kontrak pengadaan 3 unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME). Tiga kapal selam ini akan segera melengkapi armada tempur TNI Angkatan Laut.
Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kementerian Pertahanan Rachmad Lubis pemilihan kapal selam Korsel karena lebih murah daripada produk kapal selam lain, namun kualitasnya baik.
Rachmad mengatakan harga kapal selam dari negara lain mencapai US$ 450 juta-US$ 500 juta per unit atau kurang lebih Rp 4,5 triliun sampai Rp 5 triliun per unit.
"Salah satunya lebih murah, 3 kapal selam dari Korsel itu harganya US$ 1.080 juta (US$ 1,08 miliar). Dengan angka itu nggak mungkin dapat dari Eropa. (Negara) yang lain itu sekitar US$ 450-500 juta untuk satu kapalnya," ungkap Rachmad usai rapat dengan Komisi I DPR di Jakarta (17/2/2014)
Selain itu, Rachmad mengungkapkan pertimbangan dipilihnya Korsel sebagai mitra adalah karena dari segi kualitas yang dianggapnya mumpuni, dan memiliki kemampuan cepat.
"Setiap kita beli itu selalu yang murah, bagus, cepat dan kalau rusak bisa diperbaiki," katanya.
Ia juga mengatakan faktor pelayanan lebih baik juga menjadi alasan dipilihnya Korsel. Pertimbangan lainnya yang sangat penting adalah, pihak Daewoo Korsek mau membagi ilmu atau transfer of technology (ToT). Proses ToT dilakukan dengan membimbing PT PAL Indonesia untuk membuat kapal selam sendiri di Surabaya. "Pelayanan lebih baik, membagi ilmunya juga mau, mereka mau datang ramai ke sini untuk membimbing PAL," ucapnya.
Secara kualitas, ia mengaku kapal selam Korsel ini cukup canggih setara dengan kapal selam sejenis. Misalnya kapal dengan berat 1.600 ton ini memiliki senjata terpedo.
"Kecanggihan diesel elektrik relatif sama dengan yang lain harus senyap tahan lama, senjata harus standard dengan kapal," pungkas.
Sebelumnya, satu dari tiga kapal selam kelas Changbogo yang dipesan Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) mulai diproduksi tahun ini di Korsel. Rencananya satu unit lagi kapal selam akan dibuat di Korsel dengan melibatkan BUMN PT PAL.
Sedangkan sisanya akan dibuat di Indonesia sebagai bagian dari program transfer of technology (ToT) untuk Indonesia di galangan PT PAL, Surabaya.
Seperti diketahui Kementerian Pertahanan pada akhir Desember 2011 lalu menandatangani kontrak pengadaan 3 unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME). Tiga kapal selam ini akan segera melengkapi armada tempur TNI Angkatan Laut.
♞ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar