Tipe kapal selam yang dioperasikan oleh Korea Utara (image :covertshores)
Anggota DPR Apresiasi Langkah Presiden Yudhoyono
Jakarta
( Berita ) : Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Najib mengapresiasi
langkah Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengundang
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Yong Nam berkunjung ke Indonesia.
”Langkah Presiden Yudhoyono menunjukkan Indonesia menggunakan prinsip
politik bebas aktif,” kata Muhammad Najib di Gedung MPR/DPR/DPD RI,
Jakarta, Selasa [15/05] .
Muhammad
Najib mengatakan hal itu menyikapi kunjungan Presiden Korea Utara Kim
Yong Nam dan sejumlah menterinya ke Indonesia, pada 13-16 Mei 2012.
Presiden Korea Utara dan rombongan dijadwalkan akan bertemu dengan
pimpinan MPR RI dan pimpinan DPR RI pada Selasa sore.
Menurut
dia, Korea Utara saat ini sedang mendapat tekanan dan ancaman dari
negara lain yang lebih kuat karena mengembangkan nuklir untuk tujuan
militer. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menilai langkah
Presiden Yudhoyono mengundang Presiden Korea Utara adalah langkah
positif. “Indonesia tidak perlu terpengaruh dengan negara lain dalam
membangun komunikasi dan kerja sama dengan Korea Utara, meskipun negara
komunis tersebut dipandang oleh negara lain sebagai ancaman,” katanya.
Menurut
dia, Indonesia mestinya dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari
hubungan baik yang terjalin selama ini, baik dengan Korea Selatan maupun
dengan Korea Utara.
Najib
menambahkan, sebelumnya Korea Utara telah menawarkan kerja sama dengan
Indonesia untuk pengembangan kapal selam mini. “Saya kira kapal selam
mini ini sangat cocok untuk geografi Indonesia. Namun tawaran itu
sepertinya belum mendapat respons dari pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Jika
menyimak kilas balik situasi Indonesia, menurut dia, Presiden Soekarno
pada awal kemerdekaan langsung mencanangkan pengembangan nuklir untuk
tujuan damai. Namun realitasnya, kata dia, pengembangan nuklir di
Indonesia kini sudah tertinggal sangat jauh dengan yang dilakukan Korea
Selatan dan Korea Utara. “Padahal, kedua negara Korea itu baru mulai
mengembangkan nuklir pada tahun 1970-an,” katanya.
Najib
menjelaskan, pengembangan nuklir di Korea Utara, industri nuklir di
negara tersebut kini mampu membuat senjata dengan nuklir dengan
jangkauan antar-benua sehingga ditakuti negara-negara lain,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar