Data tersebut diungkapkan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dikutip philstar.com Jumat 20 Maret 2015 tanpa menyebut kapan atau dari siapa pesawat akan dipesan.
Laporan SIPRI dari Stockholm mengatakan lima eksportir senjata terbesar di 2010-14 adalah Amerika Serikat, Rusia, China, Jerman dan Perancis, dan lima importir terbesar adalah India, Arab Saudi, China, Uni Emirat Arab dan Pakistan.
Lima besar eksportir bertanggung jawab atas hampir 74 persen dari seluruh ekspor senjata. Laporan itu mengatakan, banyak negara di Asia Tenggara secara signifikan memodernisasi dan memperluas armada pesawat tempur mereka di 2010-2014.
Singapura menerima 32 F-15E dari Amerika Serikat pada 2010-2014 dan pada tahun 2014 memerintahkan enam pesawat tanker A330 dari Spanyol. Sementara Vietnam menerima 24 jet tempur Su-30 dari Rusia dan delapan lagi dalam pesanan.
Indonesia menerima tiga Su-27 dan enam Su-30 pesawat dari Rusia. Selain itu juga telah menerima lima dari 24 pesawat F-16C dari Amerika Serikat dan 16 T-50 pesawat tempur ringan dari Korea Selatan. Indonesia juga telah telah menempatkan pesanan untuk 50 pesawat tempur KFX dari Korea Selatan dan memiliki rencana untuk mendapatkan sejumlah besar pertempuran baru dan pesawat tanker. Sementara Thailand menerima 12 Gripen-C dari Swedia.
Malaysia melihat beberapa pemasok potensial untuk 18 pesawat tempur baru dan memiliki empat pesanan pesawat tanker A400M dari Spanyol.
jejaktapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar