Peraih medali perak tersebut adalah Serda (Kowad) Dessy Alvionita yang mencatat nilai tertinggi kedua pada cabang olahraga Parachuting kategori ketepatan mendarat junior putri. Wanita ini sehari-hari bertugas sebagai Pengatur Administrasi Gudang Kendaraan Peralatan (Turmin Gudranpal) Makopassus.
Sedangkan dua Perunggu diraih Serda (Kowad) Ni Putu Virgynia Widayanti yang sehari-hari bertugas di Dinas Jasmani TNI AD (Disjasad) di cabang olahraga Judo kelas 52 Kg Putri serta cabang olahraga Parachuting kategori ketepatan mendarat junior putri diraih oleh Serda (Wara) Benanda Fransiska yang sehari-hari bertugas di Dinas Keuangan TNI AU.
"Seorang atlet harus kuat, biar bisa menang. Saya ucapkan selamat bagi yang belum berhasil meraih medali, harus berlatih dengan standar juara satu," ujar Gatot saat menyerahkan penghargaan di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap dalam keterangan pers yang diterima dari Puspen TNI, Jakarta Timur, Kamis (15/10).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, kunci untuk bisa berhasil adalah latihan yang tidak normal. Di mana ketika orang lain tidur maka seorang atlet sudah berolahraga lari, ditambah penggunaan teknologi olahraga, jika hanya menjalani pelatihan normal yang biasa tidak akan berhasil.
Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih kepada manajer, pelatih dan semua yang mendukung pelaksanaan kejuaraan ini, dan menyampaikan bahwa Olimpiade Militer Dunia ke-7 tahun 2018 akan digelar di Jakarta-Indonesia. Sebelum para Atlet TNI mengikuti Olimpiade Militer Dunia ke-6 di Korsel, diadakan pelatihan terpusat dari cabang olahraga masing-masing selama 1 bulan di wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar