Kamis, 22 Oktober 2015

GE dan Eurojet Bersaing Ketat Rebut Mesin KFX


kfxSeoul kemungkinan akan membuat keputusan tentang mesin yang akan digunakan untuk mendorng pesawat tempur KFX di paruh pertama 2016.
Dua mesin bersaing ketat  yakni General Electric F414 dan Eurojet EJ200. Kedua pembuat mesin memiliki kehadiran yang signifikan di Seoul International Aerospace & Defense Exhibition tahun ini.
Pengamat industri yang akrab dengan KFX mengatakan bahwa pemilihan mesin akan dilakukan pada semester pertama tahun terlepas dari kontroversi seputar kegagalan Seoul untuk mendapatkan izin ekspor empat teknologi inti dari Amerika serikat yakni active electronically scanned array radar, infrared search & track sensors (IRST), electro-optical targeting technology, dan jamming technology.

Korea Aerospace Industries (KAI) mengeluarkan permintaan untuk proposal mesin beberapa minggu yang lalu, dan tanggapan diharapkan akan diterima paling lambat bulan November. KAI akan memeriksa proposal, dan para pejabat Korea Selatan serta a hli akan melakukan kunjungan lapangan di fasiltas produksi di Eropa dan Amerika Serikat.
Pemenang nantinya akan menerima pesananan setidaknya 400 mesin. Seoul berencana untuk mendapatkan 120 KFX, sementara Indonesia, mitra 20% dalam program ini, berencana untuk mendapatkan 80. Korea Selatan juga berharap bisa mengekspor negara ke negara lain.
Eurojet datang ke di Seoul International Aerospace & Defense Exhibition dengan membawa mock-up berukuran penuh dari EJ200, yang menjadi kekuatan Eurofighter Typhoon. Kepala eksekutif Eurojet Clemens Linden menunjukkan sejumlah kelebihan mesin ini dalam hal modularitas, peta jalan pengembangan, dan transfer teknologi. Eurojet menegaskan mesin ini memiliki perawatan mudah dan kehandalan tinggi.
Perusahaan Eropa juga menyoroti pengalaman mitra konsorsium Eurojet Rolls-Royce di Korea Selatan, dengan lebih dari 400 mesin yang dibangun untuk angkatan udara, angkatan laut, dan angkatan darat Korea.
Sementara Wakil Presiden General Electric untuk F404, F414, J85, dan program TF34 Alan DiLibero menegaskan dengan sejarah 35 tahun GE bekerja dengan jet tempur Korea Selatan dia meyakini akan sukses merebut knalpot KFX. Pihaknya juga memiliki pengalaman lama memproduksi mesin di bawah lisensi dengan Samsung Techwin, yang baru saja diakuisisi oleh Hanwha Techwin.
DiLibero juga menekankan roadmap pengembangan untuk F414, yang menjadi kekuatan Boeing F / A-18 E / F Super Hornet. GE juga telah terlibat dalam kerjasama dengan Hindustan Aeronautics dalam pengembangan Tejas, yang didukung oleh F404, dan Saab Gripen, yang didukung oleh RM12 yang merupakan F414 versi Swedia.
F404 juga menjadi kekuatan semua varian pesawat latih serang T-50 KAI. DeLibero juga menunjukkan bahwa GE baru saja meraih penghargaan pengakuan pemasok dari KAI.
“Kami tahu bagaimana melakukan integrasi, dan saya pikir program T-50 adalah contoh yang bagus dari kemampuan kita untuk melaksanakan komitmen kami,” kata DeLibero sebagaimana dikutip Flightglobal Rabu 21 Oktober 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar