Selasa, 20 Oktober 2015

Pasukan Ukraina dan Pemberontak Mulai Tarik Senjata dari Donetsk



Tentara Ukraina
Tentara Ukraina
Pasukan Ukraina dan pemberontak mengatakan memulai penarikan tank dan persenjataan ringan dari garis depan, yang membagi wilayah bergejolak Donetsk di bekas negara Soviet itu.
Penarikan itu dilakukan setelah dilakukan langkah serupa di propinsi Lugansk, yang dikuasai pemberontak, sesuai dengan syarat dalam kesepakatan baru perdamaian, yang ditandatangani pihak bertikai pada 1 September.

Langkah peredaan ketegangan itu, jika terus ditegakkan, akan menjadi langkah penting dalam menghentikan perang 18 bulan, yang telah menewaskan lebih dari delapan ribu orang serta memperburuk hubungan Rusia dengan AS dan Eropa hingga tingkat terendah setelah Perang Dingin.
Penarikan itu juga menjadi pendorong penting bagi upaya Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande untuk menemukan penyelesaian atas sengketa paling mematikan sejak perang Balkan pada 1990-an itu.
“Penarikan sudah dimulai,” kata juru bicara militer Ukraina Leonid Matyukhin dalam pernyataan Selasa 20 Oktober 2015. “Pada saat ini, kami menarik mundur dari seputaran Debaltseve.”
Kelompok milisi menguasai desa strategis dalam serangan pada Februari yang menyebabkan tentara Ukraina terkepung dan memaksa mereka mundur dengan memalukan. Desa industri itu, yang dulu dihuni sekitar 25 ribu penduduk dan sekarang hancur serta nyaris kosong, masih berada di bawah kekuasaan pemberontak.
Wakil kepala pasukan Republik Rakyat Donetsk Eduard Basurin mengatakan kepada AFP melalui telepon bahwa “penarikan dimulai di Debaltseve”.
Debaltseve mengendalikan jaringan transportasi antara dua kawasan pemberontak dan sepanjang perang mati-matian dipertahankan oleh pasukan Ukraina.
Kegagalan Kiev atas Debaltseve sangat membebani Presiden Petro Poroshenko yang pro-Barat –yang dituding melakukan kompromi dengan Moskow hanya beberapa hari sebelum pertemuan yang dihadiri Merkel dan Hollande di ibukota Belarusia, Minsk.
Kesepakatan Minsk pada Februari mengharuskan kedua pihak segera menarik persenjataan berat mereka 500 kilometer dari garis depan, yang tidak pernah dilaksanakan sepenuhnya.
Namun, kesepakatan pada 1 September itu dan pertemuan puncak empat-pihak baru yang dituanrumahi Hollande pada 2 Oktober, telah membantu menurunkan secara drastis bentrokan berdarah setiap hari dan mengawali situasi tenang di sebagian besar wilayah berbahasa Rusia itu.
Pembicaraan itu memicu Putin memberikan tekanan kepada pemimpin pemberontak untuk mengundurkan rencana pemilu lokal mereka yang dikecam sebagai pemilu palsu oleh Poroshenko hingga tahun depan.
Namun, pemberontak melarang calon asal pendukung Ukraina mendaftar dan berjanji menggelar pemilihan umum dengan persyaratan mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar