Rabu, 14 Oktober 2015

Misil Penembak MH17 Milik Ukraina


 

Malaysia Airlines MH17 jatuh di timur Ukraina lebih dari setahun yang lalu. Dari awal, sudah cukup jelas bahwa pesawat jatuh ditembak rudal darat ke udara yang kemungkinan adalah SA-11 “Buk” buatan Rusia.
Dewan Keselamatan Udara Belanda baru saja merilis hasil investigasi dengan menegaskan bahwa dugaan awal itu benar. Hanya belum diketahui secara pasti siapa yang mengoperasionalkan rudal tersebut.
Dewan keselamatan juga merilis video selama kurang lebih 20 menit yang menggambarkan bagaimana musibah itu terjadi. Video ini cukup detil sehingga mudah untuk dipahami.
Beberapa hal yang didapat dari video tersebut adalah:
  • Pesawat itu terbang sepanjang rute penerbangan di ketinggian 33.000 kaki ketika jatuh
  • Kokpit dan kelas bisnis terpisah dari dari pesawat utama karena dihantam rudal dan jatuh beberapa kilometer dari tubuh utama pesawat
  • Pesawat itu jatuh karena ledakan eksternal, dan bukan dari kekuatan internal. Pesawat itu berlubang oleh ratusan benda-energi tinggi berbentuk seperti kubus dan kupu-kupu. Pecahan peluru yang dilapisi dengan jejak bahan peledak, aluminium, dan kaca, menunjukkan ledakan terjadi di luar kokpit. Banyak dari pecahan peluru itu ditemukan di tiga mayat awak masih di kursi mereka.
  • Dari fragmen yang ditemukan rudal tersebut adalah rudal Buk.
  • Lokasi ledakan itu ditentukan oleh pola penyebaran pecahan peluru, serta dengan memeriksa data pada perekam suara kokpit. Dengan membandingkan fraksi perbedaan kedua di mana masing-masing empat mikrofon kokpit di milidetik terakhir dari penerbangan, itu bisa ditentukan mana ledakan itu berada. Itu kira-kira satu meter dan di sebelah kiri kokpit.
Laporan ini juga melihat apakah MH17 melakukan sesuatu yang tidak biasa atau tidak, tetapi kenyataan dari hal ini bahwa Ukraina telah mendirikan zona wilayah udara terbatas di daerah hingga 32.000 kaki. Dengan terbang di atas area tersebut, pesawat itu diasumsikan aman dari konflik berkecamuk di bawahnya. Lebih dari 150 pesawat komersial lainnya terbang melalui wilayah udara pada hari yang sama dengan MH17 ditembak jatuh, dan tiga penerbangan komersial lainnya benar-benar di dekat pesawat sebagai insiden itu berlangsung. Pertanyaanya sekarang siapa yang menembakkan rudal tersebut?
Tabir misteri jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina mulai terkuak. Penyidik Belanda menemukan bahwa pesawat tersebut ditembak oleh misil yang digunakan rezim Kiev, Ukraina.
Pada Selasa (13/10), Dewan Keselamatan Belanda merilis laporan yang telah lama ditunggu-tunggu. Ketua dewan TJibbe Joustra mengatakan hasil rekonstruksi puing dari kecelakaan di wilayah Donbass menunjukan rudal Buk meledak kurang dari satu meter dari kokpit.
Ledakan langsung menewaskan pilot dan kopilot juga kru. Hidung pesawat Boeing 777 itu juga langsung rusak. Sebelumnya, Kiev dan sekutu Barat menuduh Rusia bertanggung jawab atas bencana tersebut, mengklaim bahwa rudal Buk dipasok dari sana.
Namun, Dewan menyimpulkan bahwa rudal yang digunakan adalah versi 9M38M1 berdasarkan penelitian dengan produsennya Almaz Antey. Almaz Antey juga mengeluarkan laporan di hari yang sama. “Versi ini digunakan oleh Ukraina, bukan Rusia,” kata Joustra dilansir Morning Star.
Rudal 9M38M1 memiliki jangkauan maksimum hingga 35 km dan berpotensi untuk menyerang target di area seluas hampir 4.000 kilometer persegi. Dalam perilisan laporan di pangkalan udara militer Gilze-Rijen, Joustra juga mengkritik pemerintah Kiev yang mengizinkan pesawat sipil terbang melalui zona perang.
“Pada bulan-bulan sebelum insiden, setidaknya 16 pesawat militer dan helikopter ditembak jatuh di bagian timur Ukraina,” kata dia. Joustra menegaskan, seharusnya Ukraina menutup wilayah udaranya setelah insiden-insiden tersebut terjadi.
Tragedi jatuhnya pesawat penumpang MH17 itu menewaskan semua orang di dalamnya yang berjumlah 298 orang. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menuntut pihak yang bertanggung jawab.
“Dunia harus bergerak maju untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab atas tindakan pembunuhan ini,” kata Najib.
Sumner: Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar