Selasa, 08 September 2015

Lewat Lobi Dubes, Denmark Tawarkan ToT dan Kerjasama Produksi Radar Intai

MFTR-2100-40dB-with-camera-1024x682
Seolah mengikuti gaya lobi empat duta besar negara pembuat Eurofighter Typhoon ke Kementerian Pertahanan RI, Selasa pekan lalu (1/9/2015), Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Casper Clynge melakukan kunjungan ke Menhan Ryamizard Ryacudu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Agenda Sang Dubes terkait tawaran kerjasama dalam pembuatan radar dan transfer of technology (ToT).


Meski nama Denmark tak sekondang Inggris, Perancis dan AS dalam pembuatan radar, namun Denmark sudah memiliki portfolio pengembangan radar, khususnya pada radar bagi kepentingan militer. Sebelum tawaran dari Dubes Casper Clynge dilontarkan ke Menhan Ryamizard, TNI telah mengadopsi dua jenis radar militer dari Negeri Skandinavia tersebut. Seperti pemasangan radar intai SCANTER 4100 buatan Terma yang digunakan pada frigat KRI Fatahillah 361 dan korvet Bung Tomo Class. Kemudian ada radar Weibel Portable buatan Weibel Scientific yang digunakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).

kri_fatahillah_361 indonesia-lap-radar-toi-tan-cho-tau-chien-34-tuoi-2

“Kami sampaikan bahwa komitmen Pemerintah Denmark untuk dapat berinvestasi di Indonesia. Jadi nanti pembelian radar ini tidak hanya semata-mata menjual radar saja, tetapi juga ingin memberikan transfer teknologi, penyediaan lapangan kerja dan juga akan ada produksi bersama”, ujar Casper Clynge, dikutip dari Kemhan.go.id (3/9/2015). Lebih lanjut perusahaan pembuat radar di Denmark siap berkerjasama dengan perusahaan di Indonesia baik dari BUMN maupun perusahaan swasta. Diharapkan ke depan Indonesia mampu membuat radar secara mandiri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, bahkan di expor untuk kebutuhan di kawasan.
Seperti diketahui, potensi pengadaan radar bagi alutsista TNI terbilang menggiurkan, sebut saja dalam proyek development armada KCR (Kapal Cepat Rudal) yang belum tuntas, ditambah pembangunan Perusak Kawal Rudal (PKR SIGMA Class 10514), plus instalasi radar bagi Kohanudnas, menjadikan produsen radar militer gencar menawarkan solusinya di Indonesia. (Ryan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar