Jumat, 18 September 2015

Taliban Serang Pangkalan Udara Pakistan, 16 Tewas


pakistan
Kelompok bersenjata Taliban menyerang pangkalan angkatan udara Pakistan pada Jumat 19 September 2015 pagi, menyebabkan setidak-tidaknya 17 orang tewas, kata juru bicara tentara setempat.
Kejadian itu menjadi serangan dengan sasaran sarana militer paling mematikan di Pakistan sepanjang tahun ini. Sebanyak 16 orang tewas saat menjalankan shalat Subuh di masjid, sementara seorang lain adalah kapten, yang gugur saat memimpin serangan balasan.

Menurut keterangan Mayor Jenderal Asim Bajwa dalam Twitter resminya, 13 anggota Taliban juga menjadi korban dalam serangan balasan.
Belum diketahui apakah 16 orang terbunuh di masjid pangkalan udara Badaber, barat laut kota Peshawar, itu adalah warga atau militer, kata Bajwa.
“Para teroris itu memasuki kawasan pangkalan udara dari dua titik. Lalu tidak lama kemudian terjadi saling tembak,” kata Bajwa. Dia menjelaskan bahwa sebagian penyerang telah terkepung dalam area tertutup, sementara sebagian lainnya lari ke dalam masjid dan membunuh 16 orang yang tengah menjalankan ibadah.
“Semua teroris itu telah mengenakan jaket dengan bahan peledak. Mereka membawa berbagai macam senjata dari granat tangan, mortar, dan AK-47,” kata pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan itu kepada Reuters.
Petugas militer juga telah memburu para penyerang dengan menggeledah sejumlah desa di dekat pangkalan udara.
Secara umum, jumlah serangan di Pakistan pada tahun ini memang turun drastis sampai 70 persen, akibat kebijakan militer yang secara aktif memburu Taliban di sekitar perbatasan Afghanistan. Kebijakan aktif itu diambil setelah munculnya pembunuhan massal di sebuah sekolah pada Desember tahun lalu yang menewaskan sekitar 150 orang, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Meski demikian, kelompok-kelompok garis keras masih sering menyerang dengan target pejabat tinggi. Salah satunya adalah menteri dalam negeri Provinsi Punjab yang tewas akibat bom bunuh diri pada tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar