India juga menyampaikan sebuah non-paper yang kemungkinan alasan yang membuat Sri Lanka membatalkan rencana pembelian tersebut untuk saat ini. Non Paper adalah bahasa diplomatik berupa selembar kertas putih tanpa kop surat atau tanda tangan.
Media Pakistan melaporkan bahwa kesepakatan JF-17 akan ditandatangani dalam kunjungan tiga hari Perdana Menteri Nawaz Sharif ke Colombo yang berakhir Rabu.
Meskipun krisis keuangan dialami Sri Lanka, Pakistan menyatakan siap untuk membantu melalui skema pembayaran kredit pesawat.
Pada hari Selasa, Sharif dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, serta Menteri Pertahanan, menandatangani perjanjian tentang delapan hal di Colombo, tapi penjualan pesawat tidak masuk dalam satu satu kesepakatan.
Pemerintah India menyampaikan non-paper ke Colombo di tingkat tertinggi sekitar tiga minggu yang lalu setelah laporan bahwa Pakistan serius untuk mengamankan penjualan JF-17 untuk Angkatan Udara Sri Lanka untuk menggantikan armada Kfir Israel dan MiG-27 yang sudah tua.
Pakistan telah mendorong penjualan 10 sampai 12 JF-17, masing-masing dengan harga sekitar US$35 juta. Pembicaraan kesepakatan menguat setelah kunjungan kepala Staf Angkatan Udara Sri Lanka ke Pakistan November lalu. Dia diundang untuk mengirimkan tim guna menilai pesawat di Pakistan Aeronautical Complex (PAC) di Kamra. Dalam kabar terakhir kedua negara telah sepakat pada angka 8 jet tempur.
New Delhi telah menentang rencana Sri Lanka untuk membeli J-17 dengan alasan bahwa Sri Lanka tidak perlu pesawat tempur setelah enam tahun perang melawan LTTE berakhir. Sejak itu, belanja pertahanan Sri Lanka telah meningkat. Pada 2016, belanja pertahanan mereka mencapai sekitar US$ 3 miliar.
Sumber Sri Lanka mengatakan India juga mengajukan argumen teknis bahwa mesin JF-17 yang dibeli dari Rusia bukan yang terbaik, bahkan China tidak menggunakan pesawat ini. Sebelumnya, beberapa laporan Sri Lanka mengatakan India telah menawarkan Tejas ke Sri Lanka sebagai gantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar