Rabu, 06 Januari 2016

Indonesia Harus Ambil Peran Damaikan Konflik Saudi-Iran

Indonesia Prihatin Konflik Saudi-Iran [Reuters]

Indonesia sebagai penduduk mayoritas muslim harus mengambil peran dalam mendamaikan konflik di kawasan Timur Tengah. Secara khusus, konflik yang mesti ditangani segera yakni antara Arab Saudi dengan Iran.

Demikian dikemukakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (5/1).

"Kami MUI melihat, konflik di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan, karena bisa memicu perang lebih luas," katanya.
Hal itu disampaikannya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka.

"Iran punya teman-teman seperti Irak, Lebanon, Suriah. Kemudian Arab Saudi juga dengan negara-negara Teluk. Kami harap konflik ini bisa diredakan. Indonesia memiliki peran dan potensi untuk meredakan," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Minggu (3/1), otoritas Saudi mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Hal itu dilakukan setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, Iran, diserang oleh warga Iran yang marah atas eksekusi mati ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqr al-Nimr.

 RI Akan Siapkan Konferensi Redakan Ketegangan Kawasan Timur Tengah 
http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/10/20/43/1054663/memanas-iran-dan-saudi-saling-tuduh-sebagai-biang-konflik-hPu.jpgGeopolitik, Arab Saudi dan Iran. (CNN)

Pemerintah Indonesia berencana menyiapkan konferensi untuk meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah khususnya Arab Saudi dan Iran.

"Itu (konferensi) salah satu upaya saja sebagai bentuk ikhtiar bagaimana mendekatkan kedua negara ini (Arab Saudi dengan Iran). Dengan membentuk semacam konferensi pertemuan, tidak hanya antar dua negara (Saudi-Iran) tapi juga melibatkan negara lain untuk mencari solusi konkret yang bisa dilakukan dalam waktu dekat," kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin usai mendampingi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertemu Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (5/1).

Seperti diketahui, pertikaian Saudi dengan Iran semakin memanas. Pada Minggu (3/1), Saudi mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Hal itu dilakukan setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Iran, diserang warga Iran yang marah atas eksekusi mati ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqr al-Nimr.

Lukman berharap agar ketegangan antara Saudi dengan Iran tidak merembet ke Indonesia. Dia membenarkan bahwa MUI menyampaikan harapan agar pemerintah dapat lebih aktif mendamaikan konflik Saudi dan Iran. "Indonesia punya sejarah aktif dalam Gerakan Non-Blok. Presiden sangat menyambut baik usulan MUI," katanya.

Dia menambahkan, semua aspirasi di Indonesia memang menghendaki konflik itu mereda. "Ini terus dilakukan Presiden. Baik dengan petinggi Saudi maupun Iran," tambahnya.

Intinya kata Menag, perdamaian tidak semata harus diwujudkan karena kepentingan Indonesia, tapi juga dunia. "Ketika negara ini (Saudi-Iran) berkonflik, kawasan Timur Tengah tak aman dan berpengaruh ke kawasan lain," kata Menag.
 

  Berita Satu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar