10 WNI Disandera Pemberontak FilipinaBAHAS
PERSIAPAN OPERASI PEMBEBASAN SANDERA: Komandan Guspurla koarmatim
Laksamana Pertama TNI. IN.G. Ariawan SE bersama Komandan Lantamal XIII
Tarakan Laksamana Pertama Wahyudi H Dwiyono usai tiba di bandara Juwata
Tarakan.
Angkatan perang Republik Indonesia (RI) kini siaga satu di Tarakan, Kalimantan Utara, untuk persiapan operasi pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang ditawan kelompok pemberontak Filipina pimpinan Abu Sayyaf.
Untuk unsur laut, TNI Angkatan Laut menyiapkan lima kapal perang dilengkapi dengan pasukan elit Angkatan Laut. "Kita akan melaksanakan operasi pembebasan. Khusus aspek laut, saya dapat perintah untuk mengkoordinir semua aspek kekuatan. Dimana untuk unsur laut ada lima unsur, ada sea Reader dan pasukan katak yang sementara ini akan terbang," ujar Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Wilayah Timur (Guspurla koartim) Laksamana Pertama TNI. IN.G. Ariawan SE, kepada pewarta usai tiba di bandara Juwata Tarakan, Selasa (29/3).
Selain unsur laut, Ariawan juga mengungkapkan, pihak TNI juga menyiapkan armada udara dan pasukan angkatan darat untuk terlibat dalam operasi ini. (*/mrs/uki)
Kronologi Penyanderaan 10 kru kapal Indonesia Oleh Kelompok Abu Sayyaf
Kapal tug Boat yang bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada tanggal 15 Maret 2016 mengangkut muatan coal in bulk (batubara) dengan 10 kru Kapal, dilaporkan dibajak pada hari Sabtu (26/3/2016).
Kasus ini terungkap usai salah satu kru kapal yaitu nakhoda kapal TB Brahma 12, Peter Tonsen menghubungi Reza atasan PT. Patria Maritime Line cabang Banjarmasin, yang beralamat di Sei Jingah Besar kecamatan Tabunganen Batola, Banjarmasin, bahwa mereka sedang diculik. Para penculik meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp 14,2 miliar.
Kapal dengan call sign YDB-4731 ini sampai di sekitar Pulau Languyan, Provinsi Tawi-Tawi, Filipina, kemudian dibajak oleh kelompok bersenjata. Kapal Brahma 12 selanjutnya ditinggalkan begitu saja di tengah laut hingga ditemukan oleh aparat kepolisian Filipina pada Senin (28/3) sore waktu setempat, dalam keadaan tak berawak.
Seperti yang diungkapkan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Wilayah Timur (Guspurla koartim) Laksamana Pertama TNI. IN.G. Ariawan SE “Benar adanya peristiwa Penyanderaan 10 kru kapal Indonesia yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf,” ungkapnya. (*/ima/uki)
Daftar 10 WNI yang Disandera Oleh Kelompok Abu Sayyaf
Dari data Indonesia Liason Officer TNI, diperoleh 10 nama kru kapal yang disandera sebagai berikut:
1. Peter Tonsen Barahama,tahuna/08 Nopember 1985/kristen/perum MK. Paraoise blok J. No.8 rt.8/01 kelurahan bukit tempayan kecamatan. Batu aji, Batam.
2. Julian Philip, Bitung/27 Juni 1966/kristen/jl. Lingk. IV kelurahan Sasaran kecamatan Tondang utara, kabupaten Minahasa.
3. Alvian Elvis Peti, airmadidi/11 Agustus 1983/kristen/jl. Swasembada barat 17 no 25 rt.03 kelurahan Kebon bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
4. Mahmud, batu/12 Juni 1984/islam/jl. Cempaka raya kelurahan Telaga biru no. 15 A rt. 08 banjarmasin, Kalimantan Selatan.
5. Surian Syah, Kendari/27 Agustus 1982/islam/jl. Ade Nasution belakang BTN Bukit Kartika rt.005/003 kelurahan Watubangga kecamatan Baruga Kabupaten Kendari, Sulawesi Tengah.
6. Surianto, Gilireng/21 Agustus 1985/islam/ gilireng wajo Sulawesi Selatan.
7. Wawan Saputra, palopo/30 Desember 1993/islam/jl. Ahmad yani rt.01 kelurahan Puncak indah kecamatan Malili, Palopo.
8. Bayu Oktavianto, Klaten/16 Oktober 1993/islam/Klaten, miliran mendak, Delanggu.
9. Rinaldi, Wotu/26 April 1991/islam/jl. Tinumbu LR 132 2/12 RT. 03/06 Makasar.
10. Wendi Raknadian/Padang/03 Oktober 1987/islam/jl. DR M. Hatta rt.01/01 kelurahan Pasar. Ambacang, Padang, Sumatra Barat. (uki)
Negosiasi Bebaskan Sandera Gagal, Siap Baku Tembak
Pasca ditunjuknya Tarakan sebagai pangkalan untuk operasi pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditawan pemberontak Filipina pimpinan Abu Sayap, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempersiapkan skenario pembebasan.
Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Wilayah Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI I.N.G Ariawan SE mengungkapkan, TNI masih merembukkan strategi apa yang akan dipersiapkan TNI untuk operasi ini.
“Ini yang akan masih kita rapatkan,” ujar Ariawan kepada pewarta, usai tiba di Bandara Juwata Tarakan, Selasa (29/3).
Namun, khusus untuk unsur laut, pihaknya sudah menyiapkan kekuatan penuh, termasuk lima kapal perang dan pasukan elite yang dilengkapi persenjataan lengkap.
“Kita sudah menyiapkan kekuatan pemukul laut, kemudian unsur atas air, unsur atas udara, berikut pasukan khusus dilengkapi SEA Reader,” cetus perwira TNI AL bintang satu ini.
Fokus operasi, imbuhnya, adalah penyelamatan sandera dengan pola negosiasi. Namun, pihak TNI sudah siap dengan risiko baku tembak jika pemberontak menolak melepas sandera. “This my Job,” tegas Airawan.
Selain unsur laut, TNI juga melibatkan unsur darat dan udara. Dari unsur darat, puluhan pasukan Angkatan Darat disiagakan membantu operasi ini. Sementara unsur udara, sejumlah pesawat maupun helikopter militer juga disiapkan.
“Jadi cukup besar mengerahkan personel ini karena kita tidak bisa berbicara hanya dari kekuatan satu aspek. Belum lagi dari kekuatan TNI AD dan TNI AU,” cetusnya. (*/mrs/uki)
Angkatan perang Republik Indonesia (RI) kini siaga satu di Tarakan, Kalimantan Utara, untuk persiapan operasi pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang ditawan kelompok pemberontak Filipina pimpinan Abu Sayyaf.
Untuk unsur laut, TNI Angkatan Laut menyiapkan lima kapal perang dilengkapi dengan pasukan elit Angkatan Laut. "Kita akan melaksanakan operasi pembebasan. Khusus aspek laut, saya dapat perintah untuk mengkoordinir semua aspek kekuatan. Dimana untuk unsur laut ada lima unsur, ada sea Reader dan pasukan katak yang sementara ini akan terbang," ujar Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Wilayah Timur (Guspurla koartim) Laksamana Pertama TNI. IN.G. Ariawan SE, kepada pewarta usai tiba di bandara Juwata Tarakan, Selasa (29/3).
Selain unsur laut, Ariawan juga mengungkapkan, pihak TNI juga menyiapkan armada udara dan pasukan angkatan darat untuk terlibat dalam operasi ini. (*/mrs/uki)
Kronologi Penyanderaan 10 kru kapal Indonesia Oleh Kelompok Abu Sayyaf
Kapal tug Boat yang bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada tanggal 15 Maret 2016 mengangkut muatan coal in bulk (batubara) dengan 10 kru Kapal, dilaporkan dibajak pada hari Sabtu (26/3/2016).
Kasus ini terungkap usai salah satu kru kapal yaitu nakhoda kapal TB Brahma 12, Peter Tonsen menghubungi Reza atasan PT. Patria Maritime Line cabang Banjarmasin, yang beralamat di Sei Jingah Besar kecamatan Tabunganen Batola, Banjarmasin, bahwa mereka sedang diculik. Para penculik meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp 14,2 miliar.
Kapal dengan call sign YDB-4731 ini sampai di sekitar Pulau Languyan, Provinsi Tawi-Tawi, Filipina, kemudian dibajak oleh kelompok bersenjata. Kapal Brahma 12 selanjutnya ditinggalkan begitu saja di tengah laut hingga ditemukan oleh aparat kepolisian Filipina pada Senin (28/3) sore waktu setempat, dalam keadaan tak berawak.
Seperti yang diungkapkan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Wilayah Timur (Guspurla koartim) Laksamana Pertama TNI. IN.G. Ariawan SE “Benar adanya peristiwa Penyanderaan 10 kru kapal Indonesia yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf,” ungkapnya. (*/ima/uki)
Daftar 10 WNI yang Disandera Oleh Kelompok Abu Sayyaf
Dari data Indonesia Liason Officer TNI, diperoleh 10 nama kru kapal yang disandera sebagai berikut:
1. Peter Tonsen Barahama,tahuna/08 Nopember 1985/kristen/perum MK. Paraoise blok J. No.8 rt.8/01 kelurahan bukit tempayan kecamatan. Batu aji, Batam.
2. Julian Philip, Bitung/27 Juni 1966/kristen/jl. Lingk. IV kelurahan Sasaran kecamatan Tondang utara, kabupaten Minahasa.
3. Alvian Elvis Peti, airmadidi/11 Agustus 1983/kristen/jl. Swasembada barat 17 no 25 rt.03 kelurahan Kebon bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
4. Mahmud, batu/12 Juni 1984/islam/jl. Cempaka raya kelurahan Telaga biru no. 15 A rt. 08 banjarmasin, Kalimantan Selatan.
5. Surian Syah, Kendari/27 Agustus 1982/islam/jl. Ade Nasution belakang BTN Bukit Kartika rt.005/003 kelurahan Watubangga kecamatan Baruga Kabupaten Kendari, Sulawesi Tengah.
6. Surianto, Gilireng/21 Agustus 1985/islam/ gilireng wajo Sulawesi Selatan.
7. Wawan Saputra, palopo/30 Desember 1993/islam/jl. Ahmad yani rt.01 kelurahan Puncak indah kecamatan Malili, Palopo.
8. Bayu Oktavianto, Klaten/16 Oktober 1993/islam/Klaten, miliran mendak, Delanggu.
9. Rinaldi, Wotu/26 April 1991/islam/jl. Tinumbu LR 132 2/12 RT. 03/06 Makasar.
10. Wendi Raknadian/Padang/03 Oktober 1987/islam/jl. DR M. Hatta rt.01/01 kelurahan Pasar. Ambacang, Padang, Sumatra Barat. (uki)
Negosiasi Bebaskan Sandera Gagal, Siap Baku Tembak
Pasca ditunjuknya Tarakan sebagai pangkalan untuk operasi pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditawan pemberontak Filipina pimpinan Abu Sayap, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempersiapkan skenario pembebasan.
Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Wilayah Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI I.N.G Ariawan SE mengungkapkan, TNI masih merembukkan strategi apa yang akan dipersiapkan TNI untuk operasi ini.
“Ini yang akan masih kita rapatkan,” ujar Ariawan kepada pewarta, usai tiba di Bandara Juwata Tarakan, Selasa (29/3).
Namun, khusus untuk unsur laut, pihaknya sudah menyiapkan kekuatan penuh, termasuk lima kapal perang dan pasukan elite yang dilengkapi persenjataan lengkap.
“Kita sudah menyiapkan kekuatan pemukul laut, kemudian unsur atas air, unsur atas udara, berikut pasukan khusus dilengkapi SEA Reader,” cetus perwira TNI AL bintang satu ini.
Fokus operasi, imbuhnya, adalah penyelamatan sandera dengan pola negosiasi. Namun, pihak TNI sudah siap dengan risiko baku tembak jika pemberontak menolak melepas sandera. “This my Job,” tegas Airawan.
Selain unsur laut, TNI juga melibatkan unsur darat dan udara. Dari unsur darat, puluhan pasukan Angkatan Darat disiagakan membantu operasi ini. Sementara unsur udara, sejumlah pesawat maupun helikopter militer juga disiapkan.
“Jadi cukup besar mengerahkan personel ini karena kita tidak bisa berbicara hanya dari kekuatan satu aspek. Belum lagi dari kekuatan TNI AD dan TNI AU,” cetusnya. (*/mrs/uki)
♘ prokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar