Laporan Dari SeoulKapal Selam pesanan Indonesia [epa.eu] ●
Kapal selam dengan kode Hull Number H.7712 tersebut meluncur ke lautan di Demaga Okpo (24/3/2016). Seketika, air biru terbelah jadi dua dengan deburan yang slow motion.
Disaksikan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, bersama Dubes RI John A Prasetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, kapal selam pertama dari 3 unit pesanan Indonesia itu memulai kariernya dalam mengamankan teritorial Indonesia.
Proses pembangunannya telah dimulai sejak tahun 2013 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Okpo, Korea Selatan. Semua prosesnya di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209) yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto, M.A.P., M.Tr (Han).
Sesuai dengan kontrak, pembangunan kapal selam pertama dan kedua dilaksanakan di galangan kapal DSME. Sedangkan untuk pembangunan kapal selam ketiga akan dilaksanakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan proses Transfer of Technology (ToT).
Guna meraih kesuksesan dalam pembangunan kapal selam ketiga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perkapalan ini telah mengirimkan sejumlah 113 insinyur ke DSME, Korea Selatan, untuk terlibat dalam proses ToT dan pembelajaran pembangunan dan pengembangan kapal selam secara mandiri melalui tahap On the Job Training (OJT).
Kapal Selam Diesel Elektrik DSME209 yang merupakan produksi ekspor pertama kali pemerintah Korea Selatan tersebut merupakan pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean Navy (ROK Navy) dan Kapal Selam tipe Cakra klas yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
Menurut Atase Pertahanan KBRI Seoul, Kolonel Laut (T) Aditya Kumara, kapal selam ini mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air, dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari. Secara umum kapal selam DSME209 ini memiliki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya, seperti State of The Art technology yang meliputi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation.
Selain dipersenjatai torpedo berukuran 533 mm dengan fasilitas 8 (delapan) buah tabung peluncurnya, kapal selam ini juga dirancang untuk mampu men-deploy ranjau laut, meluncurkan rudal anti kapal permukaan, serta mampu melepaskan Torpedo Counter Measure (TCM).
Pejabat AL Korsel, Menhan Ryamizard Ryacudu, dan Dubes RI John A Prasetio (M Aji Surya/detikcom)
Dalam rangkaian acara tersebut Ryamizard berkenan memberikan penghargaan kepada 3 (tiga) orang karyawan dari galangan kapal DSME yang dinilai telah memberikan kontribusi yang besar dalam proses desain dan pembangunan kapal selam Indonesia tersebut. Dengan pemberian penghargaan tersebut diharapkan akan dijadikan sebagai landasan dan motivasi yang kuat dalam rangka meraih kesuksesan pembangunan kapal selam diesel elektrik sesuai rencana dan yang diharapkan.
Ryamizard bersyukur pembangunan kapal sesuai jadwal. "Salah satu hal penting dalam kerja sama ini adalah transfer teknologi agar Indonesia mandiri. Pengiriman 186 personel ke fasilitas DSME dimulai November 2013 sampai dengan Februari 2017 mendatang," kata Ryamizard dalam sambutannya.
Delegasi Indonesia secara tidak sengaja melewati dok pembuatan fregat (kapal tempur) yang dipesan Thailand dan Inggris dan beberapa negara Eropa lain. Terlihat juga dok pembuatan oil tanker generasi baru pesanan Petronas. (try/try)
Kapal selam dengan kode Hull Number H.7712 tersebut meluncur ke lautan di Demaga Okpo (24/3/2016). Seketika, air biru terbelah jadi dua dengan deburan yang slow motion.
Disaksikan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, bersama Dubes RI John A Prasetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, kapal selam pertama dari 3 unit pesanan Indonesia itu memulai kariernya dalam mengamankan teritorial Indonesia.
Proses pembangunannya telah dimulai sejak tahun 2013 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Okpo, Korea Selatan. Semua prosesnya di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209) yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto, M.A.P., M.Tr (Han).
Sesuai dengan kontrak, pembangunan kapal selam pertama dan kedua dilaksanakan di galangan kapal DSME. Sedangkan untuk pembangunan kapal selam ketiga akan dilaksanakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan proses Transfer of Technology (ToT).
Guna meraih kesuksesan dalam pembangunan kapal selam ketiga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perkapalan ini telah mengirimkan sejumlah 113 insinyur ke DSME, Korea Selatan, untuk terlibat dalam proses ToT dan pembelajaran pembangunan dan pengembangan kapal selam secara mandiri melalui tahap On the Job Training (OJT).
Kapal Selam Diesel Elektrik DSME209 yang merupakan produksi ekspor pertama kali pemerintah Korea Selatan tersebut merupakan pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean Navy (ROK Navy) dan Kapal Selam tipe Cakra klas yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
Menurut Atase Pertahanan KBRI Seoul, Kolonel Laut (T) Aditya Kumara, kapal selam ini mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air, dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari. Secara umum kapal selam DSME209 ini memiliki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya, seperti State of The Art technology yang meliputi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation.
Selain dipersenjatai torpedo berukuran 533 mm dengan fasilitas 8 (delapan) buah tabung peluncurnya, kapal selam ini juga dirancang untuk mampu men-deploy ranjau laut, meluncurkan rudal anti kapal permukaan, serta mampu melepaskan Torpedo Counter Measure (TCM).
Pejabat AL Korsel, Menhan Ryamizard Ryacudu, dan Dubes RI John A Prasetio (M Aji Surya/detikcom)
Dalam rangkaian acara tersebut Ryamizard berkenan memberikan penghargaan kepada 3 (tiga) orang karyawan dari galangan kapal DSME yang dinilai telah memberikan kontribusi yang besar dalam proses desain dan pembangunan kapal selam Indonesia tersebut. Dengan pemberian penghargaan tersebut diharapkan akan dijadikan sebagai landasan dan motivasi yang kuat dalam rangka meraih kesuksesan pembangunan kapal selam diesel elektrik sesuai rencana dan yang diharapkan.
Ryamizard bersyukur pembangunan kapal sesuai jadwal. "Salah satu hal penting dalam kerja sama ini adalah transfer teknologi agar Indonesia mandiri. Pengiriman 186 personel ke fasilitas DSME dimulai November 2013 sampai dengan Februari 2017 mendatang," kata Ryamizard dalam sambutannya.
Delegasi Indonesia secara tidak sengaja melewati dok pembuatan fregat (kapal tempur) yang dipesan Thailand dan Inggris dan beberapa negara Eropa lain. Terlihat juga dok pembuatan oil tanker generasi baru pesanan Petronas. (try/try)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar