Seorang pria berdiri di sebelah bus yang terbakar setelah terjadinya ledakan di Ankara, 13 Maret 2016. (AFP)☆
Sebuah serangan bunuh diri menggunakan bom mobil menewaskan sedikitnya 34 orang dan mencederai 75 lainnya di sebuah lapangan yang penuh orang di Ankara, Turki, Minggu (13/3).
Ledakan di lapangan Kizilay itu adalah serangan besar kedua di ibukota Turki dalam waktu kurang dari satu bulan, setelah bom mobil lainnya pada 17 Februari lalu menewaskan 29 orang. Serangan sebelumnya diklaim oleh kelompok separatis Partai Pekerja Kurdi (PKK).
Lokasi serangan terakhir tak jauh dari kantor perdana menteri, gedung parlemen dan kantor-kantor kedutaan asing. Fakta ini membuat kemampuan Turki dipertanyakan dalam menjaga keamanan dari serangan dua kelompok Islamic State dan PKK.
Bom meledak sekitar pukul 18:45 waktu setempat (23:45 WIB) dan kekuatan ledakan menghancurkan mobil-mobil serta merusak toko-toko di sekitarnya.
"Ledakan disebabkan oleh sebuah kendaraan yang dipenuhi bahan peledak dekat lapangan Kizilay," menurut pernyataan resmi pemerintah.
Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan ledakan itu merupakan serangan bunuh diri.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu segera memimpin rapat darurat setelah serangan tersebut.
Turki sendiri telah meningkatkan kewaspadaan menyusul sejumlah serangan maut sejak pertengahan tahun lalu, sebagian besar diduga dilakukan oleh kelompok IS, termasuk serangan bom bunuh diri dua kali di Ankara pada Oktober yang menewaskan 103 orang.
Pada hari Jumat (11/3), Kedutaan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tentang rencana serangan di pusat Ankara, dan mengimbau warga Amerika untuk menghindari wilayah itu.
Gencatan senjata dua tahun antara pemerintah dan pemberontak Kurdi dilanggar pertengahan tahun lalu dan sejak Desember 2015 pasukan pemerintah telah melancarkan serangan besar terhadap PKK di wilayah tenggara negara itu.
Sebuah serangan bunuh diri menggunakan bom mobil menewaskan sedikitnya 34 orang dan mencederai 75 lainnya di sebuah lapangan yang penuh orang di Ankara, Turki, Minggu (13/3).
Ledakan di lapangan Kizilay itu adalah serangan besar kedua di ibukota Turki dalam waktu kurang dari satu bulan, setelah bom mobil lainnya pada 17 Februari lalu menewaskan 29 orang. Serangan sebelumnya diklaim oleh kelompok separatis Partai Pekerja Kurdi (PKK).
Lokasi serangan terakhir tak jauh dari kantor perdana menteri, gedung parlemen dan kantor-kantor kedutaan asing. Fakta ini membuat kemampuan Turki dipertanyakan dalam menjaga keamanan dari serangan dua kelompok Islamic State dan PKK.
Bom meledak sekitar pukul 18:45 waktu setempat (23:45 WIB) dan kekuatan ledakan menghancurkan mobil-mobil serta merusak toko-toko di sekitarnya.
"Ledakan disebabkan oleh sebuah kendaraan yang dipenuhi bahan peledak dekat lapangan Kizilay," menurut pernyataan resmi pemerintah.
Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan ledakan itu merupakan serangan bunuh diri.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu segera memimpin rapat darurat setelah serangan tersebut.
Turki sendiri telah meningkatkan kewaspadaan menyusul sejumlah serangan maut sejak pertengahan tahun lalu, sebagian besar diduga dilakukan oleh kelompok IS, termasuk serangan bom bunuh diri dua kali di Ankara pada Oktober yang menewaskan 103 orang.
Pada hari Jumat (11/3), Kedutaan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tentang rencana serangan di pusat Ankara, dan mengimbau warga Amerika untuk menghindari wilayah itu.
Gencatan senjata dua tahun antara pemerintah dan pemberontak Kurdi dilanggar pertengahan tahun lalu dan sejak Desember 2015 pasukan pemerintah telah melancarkan serangan besar terhadap PKK di wilayah tenggara negara itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar